Leonard BloomfieldLeonard Bloomfield (1 April 1887 – 18 April 1949) adalah ahli bahasa Amerika yang berpengaruh terhadap linguistik Amerika Serikat selama paruh pertama abad ke-20 Masehi. Pemikirannya yang utama diterbitkan dalam bentuk berjudul Language pada tahun 1933.[1] Bloomfield merupakan pengikut strukturalisme yang pemikirannya dipengaruhi oleh Ferdinand de Saussure.[2] Pengaruh Bloomfield terhadap aliran strukturalismeIstilah strukturalis sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran linguistik sebab semua aliran linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk-beluk bahasa berdasarkan strukturnya. Namun, aliran strukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Perilaku Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan menggunakan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh sebab itu, dalam memerikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu mendasarkan diri pada objek yang faktual sehingga bisa dicocokkan dengan kenyataan yang dimulai.[3] Sumbangsih pemikiranAnalisis bahasaBloomfield awalnya melakukan analisis bahasa dengan berlandaskan kepada psikologi mentalisme. Psikologi mentalisme mempengaruhi Bloomfield dalam mengartikan tentang bahasa. Ia berpendapat bahwa bahasa merupakan hasil tekanan emosi yang kuat yang kemudian muncul sebagai ekspresi pengalaman. Contoh yang diberikan atas pemikiran ini antara lain terbentuknya kalimat seruan, kalimat deklarasi, dan kalimat pertanyaan akibat adanya keinginan yang kuat atau emosional untuk melakukan sesuatu. Kemudian, sejak tahun 1925, Bloomfield beralih menggunakan paham yang bertentangan, yaitu psikologi behaviorisme. Ia kemudian menggunakan psikologi behaviorisme sebagai landasan bagi teori-teorinya tentang linguistik struktural.[4] Guyup tuturPada bab ketiga dalam bukunya yang berjudul Language, Bloomfield membahas tentang guyup tutur. Istilah "guyup tutur" digunakan oleh para ahli sosiolinguistik untuk mewakili masyarakat bahasa. Kajian mengenai guyup tutur dapat memberikan pemahaman mengenai hubungan antarmasyarakat akibat adanya perbedaan bahasa yang digunakan.[5] Referensi
|