Kwinsi
Kwinsi (/ˈkwɪns/; Cydonia oblonga) adalah satu-satunya anggota genus Cydonia di suku Rosaceae (yang juga mencakup apel dan pir, di samping buah-buahan lainnya). Tumbuhan ini berupa pohon peluruh kecil yang menghasilkan buah pome, berpenampilan mirip buah pir, berwarna kuning keemasan pada saat dewasa. Sepanjang sejarah, buahnya yang dimasak dikonsumsi sebagai makanan, pohonnya pun ditanam untuk kembang merah jambunya yang atraktif dan kualitas ornamentalnya yang lain. DeskripsiPohon kwinsi dapat tumbuh dengan tinggi 5 sampai 8 meter (16 sampai 26 kaki) dan lebar 4 sampai 6 meter (13 sampai 20 kaki). Buahnya berukuran sepanjang 7 sampai 12 sentimeter (3 sampai 5 inci) dengan lingkar 6 sampai 9 sentimeter (2,4 sampai 3,5 inci). Buah yang belum dewasa berwarna hijau dengan rambut halus padat abu putih, yang mana kebanyakan rontok menyebar sebelum buah matang pada akhir musim gugur saat berubah menjadi kuning dan berdaging keras serta memiliki harum yang kuat. Dedaunan tersusun bergantian, sederhana, sepanjang 6 sampai 11 cm dengan keseluruhan tepi berambut halus putih. Bunga, diproduksi pada musim semi setelah dedaunan, ialah putih atau merah jambu, 5 cm (2 in), bermahkota lima. Biji mengandung nitril, umum dalam suku rosaceae. Di lambung, enzim atau asam lambung atau keduanya membuat sebagian niril terhidrolisis dan menghasilkan hidrogen sianida, salah satu gas volatil. Biji baru akan bersifat toksik dalam kuantitas besar. TaksonomiTerdapat empat spesies lain yang sebelumnya termasuk dalam genus Cydonia dan sekarang digolongkan ke genus lain. Mereka adalah Pseudocydonia sinensis dan tiga quince berbunga dari Asia bagian timur yang berada dalam genus Chaenomeles. Buah lain yang tidak terkait, maja, yang terkadang disebut "kwinsi benggala". Nama modern quince berasal dari abad XIV sebagai bentuk jamak quoyn, lewat bahasa Prancis Kuno cooin dari cotoneum malum / cydonium malum bahasa Latin, berakar di bahasa Yunani κυδώνιον μῆλον, kydonion melon "apel Kydonian". Asal mulaBuah tersebut dikenal oleh bangsa Akkad, yang menyebut buah tersebut dengan sebutan supurgillu; Arab سفرجل al safarjal "kwinsi-kwinsi" (plural kolektif).[1] Nama modern-nya berasal dari abad ke-14 sebagai sebuah plural dari quoyn, melalui bahasa Prancis Lama cooin dari kata Latin cotoneum malum / cydonium malum, yang secara langsung berasal dari kata Yunani κυδώνιον μῆλον, kydonion melon "apel Kidonia". Pohon kwinsi berasal dari Uzbekistan, Tajikistan, Iran, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Pakistan, Kashmir, Afghanistan dan diperkenalkan ke Polandia, Suriah, Lebanon, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Turki, Serbia, Republik Makedonia, Albania, Siprus, Yunani, Rumania, Hungaria, Ukraina, Moldova, dan Bulgaria. Distribusi dan HabitatKwinsi berasal dari wilayah lereng berbatu dan tepi hutan Asia Barat Daya, Armenia, Turki, Georgia, dan Iran[2] meskipun dapat tumbuh dalam berbagai iklim dan sukses pula di wilayah utara yang jauh seperti Skotlandia. Tanaman ini tidak sama dengan kerabatnya, quince tionghoa, Pseudocydonia sinensis, atau quince berbunga dari genus Chaenomeles yang masing-masing digunakan sebagai pengganti dalam kuliner. Buah ini pun dikenal oleh bangsa Akkad, yang menyebutnya sebagai supurgillu; Arab سفرجل al safarjal "kwinsi" (plural kolektif).[1] Hama dan PenyakitKwinsi berperan sebagai pangan larva beberapa spesies Lepidoptera, yakni Euproctis chrysorrhoea, Bucculatrix bechsteinella, Bucculatrix pomifoliella, Coleophora cerasivorella, Coleophora malivorella, Pasiphila rectangulata, dan Operophtera brumata. Meskipun termasuk tanaman yang kuat dan tangguh, kwinsi dapat mengidap infeksi jamur di cuaca panas, berujung pada keguguran daun prematur. Pemutihan pada daun kwinsi, disebabkan oleh jamur Diplocarpon mespili, mengancam pada musim panas basah, mengakibatkan bintik daun parah dan defoliasi dini, juga memengaruhi buah sedikit. Penyakit ini pun berdampak pada anggota rosaceae lain seperti semak duri, tetapi biasanya tidak sama parahnya. Penyakit karat yang dialami pada pohon aras dan kwinsi disebabkan oleh Gymnosporangium clavipes, dimana membutuhkan dua inang untuk menyelesaikan daur hidup jamur, satu aras (paling umum juniper, Juniperus virginiana) dan yang lain anggota rosaceae. Tampak sebagai ekskresen merah pada berbagai bagian tanaman, parasit ini bisa memengaruhi kwinsi yang hidup di sekitar pohon aras. Produksi
BudidayaPohon kwinsi adalah belukar tangguh kekeringan yang dapat beradaptasi terhadap tanah dengan pH rendah hingga medium. Walaupun menoleransi baik matahari langsung maupun di bawah naungan, tumbuhan ini tetap membutuhkan sinar matahari untuk memproduksi bunga-bunga besar dan memastikan pemasakan buah. Tidak membutuhkan pemeliharaan yang begitu banyak membuatnya tanaman yang tangguh dan menoleransi tahun-tahun tanpa pemangkasan atau masalah serangga dan penyakit yang besar. Kwinsi dibudidayakan di semua benua pada iklim sedang dan sedang hangat. Untuk berbunga dengan baik, ia membutuhkkan masa dingin hingga di bawah 7 °C (45 °F). Propagasi dilakukan dengan metode cuttings atau layering; metode pertama menghasilkan tanaman-tanaman yang lebih baik, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dewasa. Kultivar bernama "propagated" melalui cutting atau layer yang di-graft pada kwinsi. Perbanyakan melalui biji tidak dilakukan untuk kepentingan komersial. Kwinsi m membentuk semak padat yang harus dipangkas dan dikurangi menjadi batang tunggal agar tumbuh sebagai pohon penghasil buah komersial. Pembuahan diri bisa terjadi, tetapi alogami menghasilkan produksi yang lebih baik. BIasanya buah dibiarkan di pohon untuk masak sepenuhnya. Di wilayah dengan iklim lebih hangat, mereka bisa menjadi lembut bisa dimakan, tetapi di wilayah yang lebih dingin pemasakan lebih lanjut dibutuhkan. Panen dilakukan di akhir musim gugur, sebelum embun beku pertama. Kwinsi Juga dimanfaatkan sebagai rootstock kultivar pir tertentu. Di Eropa, kwinsi secara umum hidup di bagian tengah atau selatan di mana musim panas cukup untuk memasakkan buah secara penuh. Tidak ditumbuhkan dalam jumlah besar, biasanya hanya ada satu atau dua pohon kwinsi di kebun buah campur bersama pohon apel dan buah lainnya; begitu juga di koloni New England pada abad XVIII di mana selalu ada sebatang quince di sudut bawah kebun sayur, menurut catatan Ann Leighton mengenai Portsmouth, New Hampshire dan Newburyport, Massachusetts. Charlemagne mengarahkan agar kwinsi ditanam di kebun buah dengan persediaan yang bagus. Kwinsi di Inggris pertama tercatat pada sekitar 1275, ketika Edward I punya beberapa di Tower of London. Kultivar
Kultivar 'Vranja' Nenadovic memperoleh Award of Garden Merit dari Royal Horticultural Society. KegunaanKwinsi disukai karena aroma dan rasanya yang intens. Namun, kebanyakan varietas kwinsi terlalu keras atau asam jika dimakan mentah; bahkan buah yang matang dapat melewati proses bletting dengan pembekuan atau pembusukan sebelum dikonsumsi, Bagaimanapun juga, dapat dimasak atau dipanggang dan dijadikan selai, marmalade, jeli, atau puding. Sebagai MakananBeberapa varietas kwinsi, seperti 'Aromatnaya' dan 'Kuganskaya' tidak perlu dimasak dan hanya dimakan mentah. Namun, kebanyakan varietas kwinsi terlalu keras, getir, dan asam jika tidak mengalami bletting (pelembutan dengan pembekuan dan pembusukan setelahnya). Memiliki kandungan pektin tinggi, digunakan untuk membuat selai, jeli, dan puding, atau dikupas kemudian di-roast, di-bake, atau di-stew; kandungan pektin menurun seiring pematangan buah. Daging buah berubah menjadi merah setelah waktu masak yang lama. Harum yang sangat kuat berarti dapat ditambahkan ke pai apel atau selai untuk meningkatkan rasa. Tambahan kwinsi potong dadu dalam saus apel meningkatkan rasa saus dengan bongkahan kwinsi yang relatif kaku dan asam. Istilah "marmalade" berasal dari selai kwinsi, dari kata marmelo, buah ini dalam bahasa Portugis. Keju kwinsi berupa pasta keras kemerahan yang kaku, lengket, dan manis dari buah kwinsi, berasal dari Semenanjung Iberian; dikenal sebagai dulce de membrillo di dunia yang berbahasa Spanyol, di mana digunakan dalam berbagai resep, dimakan dalam roti lapis bersama keju, secara tradisional keju manchego, atau curd pendamping yang masih segar; juga ditemui dalam berbagai variasi kedaerahan di Eropa. Di Chili, kwinsi rebus populer dalam makanan penutup, semisal murta con membrillo yang mengkombinasikan jambu Chili dengan quince. Di Kashmir, kwinsi dibudidayakan dalam jumlah besar dan merupakan buah musiman. Sebutannya adalah "Bum-choonth" dan dimasak bersama brinjal dan dinikmati sebagai hidangan mewah oleh Pundit Kashmiri. Sebagai MinumanDi Balkan dan beberapa tempat lain, kwinsi diolah atau dibua menjadi eau-de-vie (rakija). Untuk kwinsi rajika, buah matang varietas yang manis dicuci dan dibersihkan dari kebusukan dan biji, kemudian dilumatkan atau dipotong kecil-kecil, dicampur dengan air manis dingin atau mendidih dan ragi pembuat minuman anggur, dan didiamkan agar berfermentasi. Adonan yang terfermentasi disuling dua kali untuk mendapatkan minuman keras dengan kandungan alkohol per volume (Alcohol by Volume/ABV) mendekati 60%. Pengurangan kadar untuk mencapai hasil akhir dapat dilakukan dengan air suling sehingga memiliki ABV 42-43%. Di Alsace, Prancis dan Valais, Swiss, liqueur de coing dari kwinsi dikonsumsi sebagai digestif. Di Carolina pada tahun 1709, John Lawson menyetujui bahwa ia, "tidak begitu tahu tentang macam-macam kwinsi, yang mereka sebut Brunswick, Portugal, dan Barbary", tetapi ia mencatat "buah ini yang mereka buat wine atau minuman keras yang mereka namai Quince-drink [minuman kwinsi], dan saya setujui melebihi dari mereka di negeri-negeri sana, walaupun di sana cider and perry banyak dibuat, Quince-Drink paling saban kali menjernihkan pikiran." OrnamentalKwinsi adalah salah satu spesies paling populer sebagai spesimen bonsai peluruh, di samping quince Cina dan Jepang yang masih berkerabat dan asli dari Asia Timur. Asosiasi Budaya
Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|