Karangwader, Penawangan, Grobogan
SejarahNama Karangwader berasal dari kata ‘Karang’ yang berarti tempat, dan ‘Wader’ yang berarti nama jenis ikan, ikan wader. Yang dimaksudkan yaitu sendang (mata air) yang banyak terdapat ikan wader. Konon dahulu kala, terdapat seorang empu yang bernama Ki Ageng Donggo, yang berasal dari daerah/desa Donggo. Suatu ketika warga desa Donggo terkena wabah penyakit kolera yang sulit untuk disembuhkan. Maka pada suatu hari Ki Ageng Donggo bersemedi dan mendapat petunjuk disuruh pindah ke arah timur laut dan disana setelah menjumpai pohon besar yang bernama pohon Jenggarang, disitu Ki Ageng supaya babat hutan yang dinamakan Padepokan Kandang. Bersama warganya Ki Ageng berteduh di bawah pohon Jenggarang. Ki Ageng melakukan laku prihatin dengan tidak makan dan tidak minum dan akhirnya membuat gubug untuk berteduh bersama warga dan keluarganya. Pada hari Minggu Kliwon tiba-tiba Ki Ageng dipanggil Sunan Kalijaga untuk membuat sumur ke arah tenggara, disitu ada pundung dan ditancap dengan tongkat Sunan Kalijaga ternyata keluar air yang jernih dan terdapat ikan kecil-kecil yang dinamakan ikan wader klumopari. Dan Sunan Kalijaga berpesan kepada Ki Ageng Donggo, besok kalau rejane zaman desa, wilayah tersebut dinamakan Karangwader, yang berarti tempat yang terdapat banyak ikan wader. Referensi
|