Idulfitri
Idulfitri (bahasa Arab: عيد الفطر, translit. ‘Īd al-fiṭr) atau Lebaran (istilah di Indonesia) adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan kalender Hijriah. Karena penentuan 1 Syawal didasarkan pada fase bulan, maka Idulfitri jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Selain itu, cara menentukan permulaan bulan Hijriah juga bervariasi sehingga boleh jadi ada sebagian Muslim yang merayakan Idulfitri pada tanggal Masehi yang berbeda. SejarahIdulfitri dicetuskan oleh Nabi Muhammad SAW. Menurut tradisi tertentu, festival atau acara besar ini dimulai di Madinah setelah migrasi Nabi Muhammad SAW dari Makkah. Anas, seorang sahabat nabi Islam yang terkenal, meriwayatkan bahwa, ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, ia menemukan orang-orang merayakan dua hari tertentu di mana mereka menghibur diri dengan rekreasi dan kegembiraan. Mendengar ini, Nabi Muhammad SAW berkata bahwa Allah telah menggantinya dengan dua hari yang lebih baik: Idulfitri dan Iduladha. [1] Ibadah dan tradisi pada Idulfitri
Pada tanggal 1 Syawal, mulai berakhirnya puasa pada bulan Ramadan, kemudian merayakan Hari Raya Idulfitri. Awal pagi hari selalu dilaksanakan salat Idulfitri (salat Id), disunnahkan melaksanakan salat Id di tanah lapang atau bahkan jalan raya (terutama di kota besar). Sebelum salat Id dilakukan, imam mengingatkan siapa yang belum membayar zakat fitrah, sebab kalau selesai salat Idulfitri, baru membayar zakatnya hukumnya sedekah biasa bukan zakat. Adapun hukum dari salat Idulfitri ini adalah sunah muakad. Pada malam sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunahkan mengumandangkan takbir. Adapun kalimat takbir adalah sebagai berikut:
Takbir mulai dikumandangkan setelah bulan Syawal dimulai. Selain menunaikan salat sunah Idulfitri, kaum muslimin juga harus membayar zakat fitrah[2][3] sebanyak 2,5 kilogram bahan pangan pokok. Tujuan dari zakat fitrah sendiri adalah untuk memberi kebahagiaan pada kaum fakir miskin. Kemudian, khotbah diberikan setelah salat Idulfitri berlangsung, dan dilanjutkan dengan doa. Setelah itu, kaum muslimin di Indonesia memiliki tradisi saling bermaaf-maafan, terkadang beberapa orang akan berziarah mengunjungi kuburan.[4] Doa atau ucapan pada IdulfitriDi Indonesia sering mengucapkan doa Minal 'Aidin wal-Faizin, sebenarnya itu adalah tradisi masyarakat Asia Tenggara. Menurut sebagian besar ulama ucapan tersebut ditidaklah berdasar dari ucapan dari Nabi Muhammad saw. Perkataan ini mulanya berasal dari seorang pensyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita pada hari raya.[5] Adapun ucapan yang disunahkan olehnya adalah Taqabbalallahu minna wa minkum ("Semoga Allah menerima amal kami dan kalian") atau Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik ("Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu" dan semisalnya.”) dan semisalnya.[6][7][8][9] Idulfitri di berbagai wilayahAsiaAsia TenggaraUmat Islam di Indonesia menjadikan Idulfitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Sejak dua pekan sebelum Idulfitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah mudik atau pulang kampung sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Idulfitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang mayoritas muslim. Biasanya, penetapan Idulfitri ditentukan oleh pemerintah. Namun, beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda. Idulfitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, di mana sebagian besar masyarakat pulang kampung (mudik) untuk merayakannya bersama keluarga. Selama perayaan, berbagai hidangan disajikan. Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idulfitri di Indonesia adalah ketupat, yang memang sangat akrab di Indonesia dan Malaysia. Bagi anak-anak, biasanya para orang tua memberikan THR kepada mereka. Selama perayaan, biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah tetangga ataupun saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan "halalbihalal",[10] memohon maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat negara juga mengadakan gelar griya bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi. Di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, Idulfitri dikenal juga dengan sebutan Hari Raya Puasa, Hari Raya Aidilfitri atau Hari Raya Fitrah. Masyarakat di Malaysia dan Singapura turut merayakannya bersama masyarakat Muslim diseluruh dunia. Seperti di Indonesia, malam sebelum perayaan selalu mengumandangkan takbir di masjid ataupun musala, yang mengungkapkan kemenangan dan kebesaran Allah, tuhan umat Islam. Di perkampungan, biasanya banyak masyarakat yang menghidupkan pelita atau panjut, atau obor di Indonesia. Banyak bank, perkantoran swasta ataupun pemerintahan yang tutup selama perayaan Idulfitri hingga akhir minggu perayaan. Masyarakat di sini biasanya saling mengucapkan "Selamat Hari Raya" atau "Salam Aidilfitri" dan "Maaf zahir dan batin" sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Di Malaysia juga ada tradisi balik kampung, atau mudik di Indonesia. Di sini juga ada tradisi pemberian uang oleh para orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit raya atau pesangon.[11][12] Umat muslim adalah minoritas di Filipina sehingga sebagian besar masyarakat tidak begitu akrab dengan perayaan ini. Namun, perayaan Idulfitri sudah diatur sebagai hari libur nasional oleh pemerintah dalam Republic Act No. 9177 dan berlaku sejak 13 November 2002.[13] Asia Selatan
Di Bangladesh, India, dan Pakistan, malam sebelum Idulfitri disebut Chand Raat, atau malam bulan. Orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mal untuk berbelanja, dengan keluarga dan anak-anak mereka. Para perempuan, terutama yang muda, sering kali satu sama lain mengecat tangan mereka dengan bahan tradisional henna dan serta memakai rantai yang warna-warni. Cara yang paling populer di Asia Selatan selama perayaan Idulfitri adalah dengan mengucapkan Eid Mubarak kepada yang lain. Anak-anak didorong untuk menyambut para orang tua. di dalam penyambutan ini, mereka juga berharap untuk memperoleh uang, yang disebut Eidi, dari para orang tua. Di pagi Idulfitri, setelah mandi dan bersih, setiap Muslim didorong untuk menggunakan pakaian baru, apabila mereka bisa mengusahakannya. Sebagai alternatif, mereka boleh menggunakan pakaian yang bersih, yang telah dicuci. Orang tua dan anak laki-laki pergi ke masjid atau lapangan terbuka, tradisi ini disebut Eidgah, salat Id, berterimakasih kepada Allah karena diberi kesempatan beribadah pada bulan Ramadan dengan penuh arti. Setiap muslim diwajibkan untuk membayar zakat fitri atau zakat fitrah kepada fakir miskin, sehingga mereka dapat juga turut merayakan hari kemenangan ini. Setelah salat, perkumpulan itu dibubarkan dan setiap Muslim saling bertamu dan menyambut satu sama lain termasuk anggota keluarga, anak-anak, orang tua, teman dan tetangga mereka. Sebagian muslim juga berziarah ke makam anggota keluarga mereka untuk berdoa bagi keselamatan almarhum. Biasanya, anak-anak mengunjungi sanak keluarga dan tetangga yang lebih tua untuk meminta maaf dan mengucapkan salam. Setelah bertemu dengan teman dan sanak keluarganya, banyak orang yang pergi ke pesta-pesta, karnaval, dan perayaan khusus di taman-taman (dengan bertamasya, kembang api, mercon, dan lain-lain). Di Bangladesh, India, dan Pakistan, banyak dilakukan bazar, sebagai puncak Idulfitri. Sebagian muslim juga memanfaatkan perayaan ini untuk mendistribusikan zakat mal, zakat atas kekayaannya, kepada orang-orang miskin. Dengan cara ini, umat Muslim di Asia Selatan merayakan Idulfitri dalam suasana yang meriah, sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah, dan mengajak keluarga mereka, teman, dan para fakir miskin, sebagai rasa kebersamaan. Arab SaudiDi Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idulfitri tiba. Sejumlah perayaan digelar seperti pergelaran teater, pembacaan puisi, parade, dan sebagainya. Soal menu lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.[14] TiongkokDi Tiongkok, tepatnya di Xinjiang, perayaan lebaran justru tampak meriah. Kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju hangat dan kerudung setengah tutup. Seusai salat Id, pesta makan dan bersilaturahmi pun dilakukan.[14] IranLebaran di Iran justru kurang semarak. Hal ini karena mayoritas umat Islam di sana adalah pengikut ajaran Syiah. Setelah salat Idulfitri di masjid atau lapangan, mereka cukup melanjutkannya dengan acara silaturahmi bersama keluarga dan ditutup dengan acara pemberian makanan dari keluarga kaya kepada yang kurang mampu.[14] Eropa
Di Eropa, perayaan Idulfitri tidak dilakukan dengan begitu semarak. Di Inggris misalnya, Idulfitri tidak diperingati sebagai hari libur nasional. Kaum muslimin di Inggris harus mencari informasi tentang hari Idulfitri. Biasanya, informasi ini didapat dari Islamic Centre terdekat atau dari milis Islam. Idulfitri dirayakan secara sederhana di Inggris. Khotbah disampaikan oleh imam masjid setempat, dilanjutkan dengan bersalam-salaman. Biasanya di satu kawasan di mana terdapat banyak kaum muslimin di sana, kantor-kantor dan beberapa sekolah di kawasan tersebut akan memberikan satu hari libur untuk kaum muslimin. Untuk menentukan hari Idulfitri sendiri, para ulama dan para ahli agama Islam sering mengadakan hisab dan rukyat untuk menentukan hari raya Idulfitri. Turki
Di Turki, Idulfitri dikenal dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling mengucapkan "Bayramınız Kutlu Olsun", "Mutlu Bayramlar", atau "Bayramınız Mübarek Olsun". Pada saat Idulfitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik mereka (dikenal sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi ketempat orang-orang yang mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan teman-teman mereka serta menziarahi kuburan keluarganya yang telah tiada. Pada masa itu, orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan mereka yang lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka selagi mengucapkan salam Bayram. Para anak-anak kecil juga biasa mendatangi rumah-rumah disekitar lingkungannya untuk mengucapkan salam, di mana mereka biasanya diberikan permen, cokelat, permen tradisional seperti Baklava dan Lokum, atau sejumlah kecil uang. AmerikaAmerika UtaraUmat Muslim di Amerika Utara pada umumnya merayakan Idulfitri dengan cara yang tenang dan khidmat. Karena penetapan hari raya bergantung pada peninjauan bulan, sering kali banyak masyarakat tidak sadar bahwa hari berikutnya sudah Idulfitri. Masyarakat menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan penghujung Ramadan dan permulaan Syawal. Orang Amerika Utara yang berada di wilayah timur bisa jadi merayakan Idulfitri pada hari yang berbeda dibanding mereka yang di wilayah barat. Pada umumnya, penghujung Ramadan diumumkan melalui surel, situs web, atau melalui sambungan telepon. Umumnya, keluarga muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk menyiapkan makanan kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan baru. Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka, karena kebanyakan Muslim di sana ialah imigran. Selanjutnya mereka akan pergi ke majelis yang paling dekat untuk salat. Salat itu bisa diadakan di masjid setempat, ruang pertemuan hotel, gelanggang, ataupun stadion lokal. Salat Idulfitri sangat penting, dan umat Muslim didorong untuk salat Id memohon ampunan dan pahala. Setelah salat, ada kutbah di mana imam memberikan nasihat bagi jemaahnya dan biasanya didorong untuk mengakhiri setiap kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin mereka punya. Setelah salat dan khotbah, para jemaah saling memeluk dan satu sama lain saling mengucapkan selamat Idulfitri. Muslim di Amerika Utara juga merayakan Idulfitri dengan cara saling memberi dan menerima hadiah kepada keluarga. Empire State Building di New York City, Amerika Serikat, memancarkan lampu-lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari raya Idulfitri pada tanggal 12-14 Oktober 2007.[15] Idulfitri dalam kalender MasehiDalam kalender Hijriah, penetapan hari Idulfitri selalu sama setiap tahunnya, hal ini berbeda dalam kalender Masehi yang selalu berubah dari tahun ke tahun. Dalam kalender Hijriah penetapan hari ialah berdasarkan fase bulan (kalender candra), sedangkan kalender Masehi berdasar fase bumi mengelilingi matahari (kalender surya). Perbedaan inilah yang menyebabkan penetapan Idulfitri selalu berubah di dalam kalender Masehi, yakni terjadi perubahan 11 hari lebih awal setiap tahunnya. Berikut ini adalah hari Idulfitri dalam kalender Masehi sepanjang tahun 1928 hingga 2034: Karena tahun Hijriah berbeda sekitar 11 hari dari tahun Masehi, Idulfitri dapat terjadi dua kali dalam setahun, seperti pada tahun 1609, 1642, 1674, 1707, 1740, 1772, 1805, 1837, 1870, 1903, 1935, 1968 dan 2000, dan akan terjadi lagi pada tahun 2033, 2065, 2098, 2131, 2163, 2196, 2228, 2261, 2293, dan 2326 (akan terus terjadi setiap 32 atau 33 tahun). Ekonomi
Idulfitri biasanya merupakan stimulus ekonomi tahunan terbesar di berbagai negara Islam di dunia. Penjualan barang-barang meningkat tajam di berbagai kawasan retail, dan pada musim Idulfitri orang-orang membeli berbagai hadiah, dekorasi, dan persediaan Idulfitri. Industri yang bergantung pada penjualan di musim Idulfitri antara lain ketupat, kartu Idulfitri, dan lain-lain. Selain kegiatan ekonomi terbesar, Idulfitri di berbagai negara Islam merupakan hari paling sepi bagi dunia bisnis: hampir semua toko retail, institusi bisnis, dan komersial tutup, serta hampir seluruh industri berhenti beroperasi. Lihat pulaCatatan kaki
Pranala luar
|