SyairSyair adalah salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh kebudayaan Arab.[1] Syair termasuk salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia.[2] Jumlah baris pada syair adalah empat baris dengan jumlah suku kata antara delapan hingga sepuluh suku kata. Bagian syair secara keseluruhan hanya memuat isi dan tidak memiliki sampiran. Rima yang digunakan pada syair berpola a-a-a-a.[1] Isi syair dapat berupa kisah romantis, peristiwa sejarah, ajaran agama. Syair juga dapat berisi kiasan atau saduran.[3] Asal istilahKata Syair berasal dari bahasa Arab Syu'ur yang berarti perasaan. Kata Syu'ur berkembang menjadi kata Syi'ru yang berarti puisi. Dalam perkembangannya syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi. Dalam perkembangannya di Asia Tenggara, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.[4] Syair dikenal berdasarkan ajaran tasawuf yang berkembang di Nusantara. Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al-Shaleh di Pasee, Aceh, tertanggal 1297 M (696/97 MI). Sedangkan syair berbahasa Melayu yang tertua adalah syair pada prasasti Minye Tujoh, Aceh, tertulis tahun 1380 M (781/82 AH).[5] Kata syair yang terekam pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh: Ini kubur adalah kepunyaan almarhum hamba yang, dihormati, yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasehat, yang terkenal, yang berketurunan, yang mulia, yang kuat beribadah, penakluk, yang bergelar dengan Sultan Malik As-Salih (Tanggal wafat, bulan Ramadhan tahun 696 Hijrah / 1297 Masehi).[5] Ciri
Fungsi
KriteriaBahasaDalam karya sastra, media komunikasi utama yang digunakan adalah bahasa. Jenis bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah bahasa sastra yang memiliki kekhasan tersendiri. Pengguna bahasa sastra dapat menyampaikan sifat fonetis, morfologi dan sintaksis sastra dengan menyertakan perasaan pribadinya. Penggunaan bahasa sastra secara menyimpangan termasuk dalam penyimpangan sosial dan bukan perorangan. Dalam kajian sastra, penyimpangan sosial merupakan bentuk kebebasan penyair.[7] GagasanDi dalam syair, gagasan berperan sebagai salah satu unsur batin penulisnya. Gagasan dalam sastra dianggap sebagai fakta atau sebuah kebenaran. Penamaan ini dilandasi oleh penggunaan gagasan yang benar-benar pernah terjadi dan harus diterima sebagai kenyataan.[7] KeseimbanganKeseimbangan di dalam syair berbentuk pengulangan bunyi yang sama pada setiap akhir bait pada keseluruhan syair. Bentuk kesimbangan di dalam syair yaitu pola irama atau musikalisasi.[7] Kata akhirKata akhir dari sebuah bait syair disebut sajak. Penggunaan jenis sajak dapat diketahui pada akhir bait syair.[8] bait syair termasuk huruf-huruf hidup (berharakat) dan termasuk pula huruf hidup sebelum sukun pertama. Dalam telaah sastra, qāfiah lebih tepat disebut sajak.[8] ImajinasiDalam syair yang dimaksud dengan imajinasi adalah daya khayal yang dikembangkan dari kenyataan dan pengalaman. Pembentukan imajinasi tidak serupa dengan kenyataan yang sesungguhnya. Penciptaan imajinasi didasarkan pada intuisi penulis yang mengacu pada perasaan pribadinya. Prosa dapat dikatakan sebagai syair jika memiliki daya khayal yang indah. Imajinasi di dalam syair lebih mengutamakan keindahan isi dibandingkan keindahan sajak.[8] Jenis Jenis SyairBerdasarkan isinyaSyair ceritaSyair cerita merupakan syair yang menyerupai novel dengan kisah yang objektif. Pembacaannya mirip dengan kasidah dengan isi yang amat panjang. Syair cerita menceritakan tentang peristiwa-peristiwa sejarah dengan tema kepahlawanan. Penyajian syair cerita dalam bentuk nyanyian. Contoh syair cerita yaitu kisah Ilyadzah dan Udisa (16 ribu baris) karya Homerus dari Yunani, kisah Mahabharata (100 ribu bait) dari India, dan Syahanamah Al- Firdaus (60 ribu bait) dari Persia.[9] Syair lirikSyair lirik merupakan syair yang mengungkapkan perasaan sedih maupun harapan secara langsung. Tujuan syair lirik adalah untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Penyajian syair lirik dalam bentuk kasidah yang panjang. Syair lirik dipergunakan oleh sastrawan Arab. Kepribadian seseorang dijelaskan dengan cara memuji, mengejek, meratap, atau merayu.[10] Syair dramaSyair drama merupakan syair yang dibuat untuk dipentaskan di atas panggung. Isi syair menggambarkan keadaan yang objektif. Jumlah bait pada syair drama tidak terlalu panjang, karena keterbatasan waktu dan tempat pementasan. Syair drama merupakan perpaduan antara syair cerita dan syair lirik. Syair disajikan dalam bentuk episode yang disusun dengan runtut. Penyampaian pesan dalam syair drama memerlukan peran aktor untuk mengungkapkan perasaan kepribadian yang berbeda.[10] 1. Syair Panji Syair panji adalah syair yang menceritakan peristiwa, kondisi, keadaan, situasi ataupun orang - orang yang hidup di dalam istana kerajaan. 2. Syair Kiasan Syair kiasan adalah syair yang menceritakan tentang perumpamaan terhadap kejadian tertentu. Contohnya seperti: "bagai air di daun keladi" yang artinya adalah tentang kepribadian seseorang yang tidak memiliki pendirian atau prinsip sehingga hidupnya tidak menentu. Syair Burung Nuri Karya Sultan Badaroedin Paksi Simbangan konon namanya Cantik dan manis sekalian lakunya Matanya intan cemerlang cahayanya Paruhnya gemala tiada taranya Terbangnya Simbangan berperi-peri Lintas di Kampung Bayan Johari Terlihatlah kepada putrinya Nuri Mukanya cemerlang manis berseri Simbangan mengerling ke atas geta Samalah sama berjumpa mata Berkobaran arwah leburlah cinta Letih dan lesu rasa anggauta 3. Syair Romantis Syair romantis adalah syair yang berisi tentang percintaan, perasaan cinta dan kasih sayang, ataupun kisah-kisah cinta. Syair Bidadari Lahir Dengarlah kisah suatu riwayat Raja di desa negeri Kembayat Dikarang fakir dijadikan hikayat Dibuatkan syair serta berniat Adalah raja sebuah negeri Sultan Agus bijak bestari Asalnya baginda raja yang bahari Melimpahkan pada dagang biaperi Kabarnya orang empunya termasa Baginda itulah raja perkasa Tiadalah ia merasa susah Entahlah kepada esok dan lusa. 4. Syair Sejarah Syair sejarah adalah syair yang ditulis berdasarkan suatu kejadian, tokoh, pemeran cerita ataupun tempat yang memiliki nilai sejarah, seperti peperangan, asal muasal daerah, nilai sejarah suatu patung atau candi, dan lain - lain. Syair Negaradipa Bermula kisah kita mulai Zaman dahulu zaman bahari Asal mulanya sebuah negeri Timbulnya kerajaan Raja di Candi Kerajaan bernama Negara Dipa Raja pertama Empu Jatmika Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira Asal Negeri Keling di Tanah Jawa Mangkubumi saudagar kaya Kerabat raja yang bijaksana Berputera seorang elok rupanya Empu Jatmika konon namanya 5. Syair Agama Pertama kali syair masuk ke Nusantara Indonesia yaitu bersamaan dengan masuknya agama Islam. Oleh karena itu, banyak syair agama berkembang oleh agama Islam. Jenis-jenis syair agama yaitu: • Syair Sufi • Syair tentang ajaran Islam • Syair riwayat cerita nabi • Syair nasihat. Syair Bertaubat Janganlah engkau berbuat maksiat Janganlah engkau berbuat jahat Segeralah engkau bertaubat Agar selamat dunia akhirat Apabila engkau kesulitan Dan menerima segala cobaan Memohonlah kepada Tuhan Pasti Tuhan mengabulkan Jangan lupa kepadanya Patuhilah perintahnya Bertaubatlah kepadanya Pasti Tuhan menerimanya 3 contoh syair 1. Seri Negeri gelaran diberi Sebuah pulau cantik berseri Bernaung dibawah sebuah negeri Raja berdaulat Paduka Seri 2. Pulau lagenda dimakan sumpah Tujuh keturunan tamatlah sudah Karena makmur melimpah ruah Semua penghuni tersenyum megah 3. Lautnya biru pantainya indah Makam Mahsuri lagenda sejarah Puteri Melayu tak mudah menyerah Tujuh keturunan dimakan sumpah 4. Wahai muda kenali dirimu Inilah perahu tamsil dirimu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat juga kekal diam mu Referensi
Daftar pustaka
|