Kepulauan Faroe adalah gugusan pulau yang terdiri dari delapan belas pulau di Laut Norwegia dan Atlantik Utara, kira-kira di tengah-tengah antara Islandia dan Norwegia. Luas wilayahnya sekitar 1.393 kilometer persegi dan meliputi beberapa danau kecil dan sungai. Kepualauan Faroe memiliki garis pantai sepanjang 1.117 kilometer, dan tidak ada batas wilayah dengan negara lain.
Kepulauan Faroe umumnya memiliki musim panas yang sejuk dan musim dingin yang sejuk hingga dingin, dengan langit yang biasanya mendung dan sering berkabut serta angin kencang. Meskipun berada di lintang tinggi, iklimnya membaik karena adanya Arus teluk. Kepulauan ini memiliki medan yang berbatu dengan beberapa puncak yang rendah; sebagian besar pantainya dibatasi oleh tebing. Kepulauan Faroe terkenal karena memiliki tebing laut tertinggi di Eropa, dan beberapa di antaranya merupakan tebing laut tertinggi di dunia. Titik terendah berada di permukaan laut, dan titik tertinggi berada di Slættaratindur dengan 882 meter di atas permukaan laut. Bentang alamnya membuat pembangunan jalan menjadi sulit, dan baru-baru ini diperbaiki dengan membangun terowongan.
Perairan: 7,19 km² (wilayah ini mencakup 10 danau terbesar. Ada sejumlah danau dan sungai yang lebih kecil.)[2]
Batas daratan
0 km
Garis pantai
1.117 km
Klaim maritim
Laut teritorial: 3 nmi (5,6 km; 3,5 mi)
Landas kontinen: 200 nmi (370,4 km; 230,2 mi) atau batas yang disepakati atau garis tengah
Zona ekonomi eksklusif: 200 nmi (370,4 km; 230,2 mi) atau batas yang disepakati atau garis tengah
Iklim
Iklim samudra subarktik (klasifikasi iklim Köppen Cfc) yang dimoderasi oleh Arus Atlantik Utara; musim dingin yang panjang, sedang, dan berangin; musim panas yang pendek dan sejuk, lembap di Selatan dan Barat. Iklim Arktik (Köppen ET) di beberapa pegunungan.
Medan
Kasar, berbatu, beberapa puncak rendah; tebing di sepanjang sebagian besar pantai. Pantai-pantainya sangat berlekuk dengan Fiord, dan lorong-lorong sempit di antara pulau-pulau digerakkan oleh arus pasang surut yang kuat. Beberapa tumpukan laut ada di sepanjang pantai.
Iklim Kepulauan Faroe tergolong kedalam iklim samudra subpolar (klasifikasi iklim Köppen), dengan daerah yang beriklim tundra, terutama di pegunungan, meskipun beberapa daerah pesisir atau dataran rendah mungkin memiliki iklim tundra dengan musim dingin yang sangat ringan. Karakter keseluruhan iklim pulau-pulau ini dipengaruhi oleh pengaruh pemanasan yang kuat dari Samudra Atlantik, yang menghasilkan Arus Atlantik Utara. Hal ini, bersama dengan keterpencilan sumber aliran udara hangat atau dingin yang disebabkan oleh daratan, memastikan bahwa musim dinginnya ringan (suhu rata-rata 3,0 hingga 4,0 °C atau 37 hingga 39 °F) sementara musim panasnya sejuk (suhu rata-rata 9,5 hingga 10,5 °C atau 49 hingga 51 °F).
Kepulauan ini berangin, berawan, dan dingin sepanjang tahun dengan rata-rata 210 hari hujan atau bersalju per tahun. Kepulauan ini terletak di jalur depresi yang bergerak ke timur laut, sehingga memungkinkan terjadinya angin kencang dan hujan lebat sepanjang tahun. Hari-hari cerah jarang terjadi dan hari-hari mendung sering terjadi. Badai Faith menghantam Kepulauan Faroe pada tanggal 5 September 1966 dengan kecepatan angin lebih dari 100 mil/jam (160 km/jam) dan baru setelah itu badai tersebut berhenti menjadi sistem tropis.[3]
Data iklim Tórshavn (1991–2020, extremes 1961–2021)
Tórshavn lebih sering mengalami embun beku daripada daerah lain yang letaknya tidak jauh di selatan. Salju juga terlihat jauh lebih sering daripada pulau-pulau terpencil di dekatnya. Daerah ini mengalami rata-rata 49 embun beku dalam setahun.[7]
Ostenfeld, C. H., and Eugenius Warming. Geography, Geology and Climate of the Faeröes, With the Historical Notes on the Botanical Investigation of These Islands. Copenhagen: H.H. Thiele, 1901.
Peacock, Martin A. Recent Lines of Fracture in the Færoes in Relation to the Theories of Fiord Formation in Northern Basaltic Plateaux. Glasgow: Jackson, Wylie, 1928.