DSME34°52′29″N 128°42′15″E / 34.874665°N 128.704147°E
Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) (Korea: 대우조선해양, 大宇造船海洋) adalah salah satu dari tiga produsen kapal terbesar di Korea Selatan (selain Hyundai dan Samsung). SejarahPada tanggal 21 Februari 2011, A. P. Moller-Maersk Group (Maersk) memesan 10 kapal peti kemas besar pada DSME, masing-masing dengan kapasitas 18.000 peti kemas, melebihi kapal peti kemas terbesar pada saat itu, yakni Mærsk kelas E yang berkapasitas 15.200 peti kemas.[2] Kontrak ini bernilai $1,9 milyar.[3] Kapal pertama rencananya selesai pada tahun 2014. Pada bulan Juni 2011, Maersk memesan sepuluh kapal peti kemas lagi, dengan nilai kontrak $1,9 milyar juga.[3] Kapal-kapal ini kini digolongkan sebagai kelas Triple E. Pada tanggal 20 Desember 2011, Daewoo Shipbuilding Marine Engineering memenangkan kontrak pertahanan terbesar yang pernah dimenangkan oleh perusahaan asal Korea Selatan, yakni senilai $1,07 milyar guna membuat tiga unit kapal selam untuk Indonesia.[4] Kontrak ini juga menandai ekspor kapal selam pertama dari Korea Selatan.[5] Pada tanggal 22 Februari 2012, DSME menerima kontrak dari Kementerian Pertahanan Britania Raya senilai £452 juta guna membuat empat unit kapal tanker cepat 'MARS' berlambung ganda seberat 37.000 ton untuk Royal Fleet Auxiliary. Keempat kapal ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2016.[6] DSME juga membuat 15 unit kapal pemecah es / tanker LNG untuk Yamal LNG yang akan digunakan untuk mengekspor gas alam cair dari Arktik Rusia. Tiap kapal dirancang untuk dapat dioperasikan setahun penuh dari Semenanjung Yamal dan dapat memecah es dengan ketebalan hingga 2,5 meter. Kapal tanker ini dirancang di Finlandia oleh Aker Arctic Technology Inc.[7][8] Pada tanggal 15 Juni 2016, Dewan Audit dan Inspeksi Korea Selatan menemukan penipuan akuntansi senilai 1,5 triliun won (sekitar US$1,27 milyar) pada buku DSME.[9] Pada bulan Juli 2016, diumumkan bahwa saham DSME dihentikan perdagangannya setidaknya hingga tanggal 28 September 2017.[10] Setelah merugi sebesar 3,3 triliun won pada tahun 2015 dan 2,7 triliun won pada tahun 2016, pemerintah memberi DSME pinjaman sebesar 2,9 triliun won (US$2,6 milyar) pada bulan Maret 2017 untuk mencegahnya bangkrut.[11] Pada tahun 2017, diumumkan bahwa Korea Utara mungkin telah meretas sistem dan mencuri rancangan kapal perang milik DSME pada bulan April 2016.[12] Referensi
Pranala luar
|