Besi(II)Dalam kimia, besi(II) mengacu pada unsur besi dalam keadaan oksidasi +2. Dalam senyawa ionik (garam), atom seperti itu dapat muncul sebagai kation (ion positif) terpisah yang dilambangkan dengan Fe2+. Kata sifat fero atau awalan fero- sering digunakan untuk menentukan senyawa tertentu — seperti dalam "feroklorida" untuk besi(II) klorida, FeCl Atom besi(II) juga dapat muncul sebagai kompleks koordinasi, seperti polimer besi(II) oksalat dihidrat, [Fe(C Besi hampir selalu dijumpai pada keadaan oksidasi 0 (seperti pada logam besi), +2, atau +3. Garam besi(II) padat relatif stabil di udara, tetapi dengan adanya udara dan air ia cenderung teroksidasi menjadi garam besi(III) yang mengandung anion hidroksida (HO−) atau oksida (O2−). Besi(II) dan kehidupanSemua bentuk kehidupan yang diketahui membutuhkan zat besi. Banyak protein pada makhluk hidup mengandung ion besi yang terikat; mereka adalah subkelas penting dari metaloprotein. Contohnya ialah hemoglobin, feredoksin, dan sitokrom. Protein ini menjalankan fungsi vitalnya berkat peralihan atom besi yang relatif mudah antara keadaan +2 dan +3. Hemoglobin, misalnya, membawa oksigen dalam darah dengan mengikat satu molekul O Zat besi yang tidak mencukupi dalam makanan manusia menyebabkan anemia. Hewan dan manusia dapat memperoleh zat besi yang diperlukan dari makanan yang mengandungnya dalam bentuk yang dapat diasimilasi, seperti daging. Organisme lain harus mendapatkan zat besi dari lingkungan. Namun, besi cenderung membentuk besi(III) oksida/hidroksida yang sangat tidak larut dalam lingkungan oksigenasi aerobik, terutama pada tanah berkapur. Tumbuhan (kecuali rerumputan) mengatasi masalah tersebut dengan mendorong pertumbuhan bakteri tertentu di sekitar akarnya yang mereduksi besi(III) menjadi besi(II) yang larut. (Bakteri dan rerumputan justru mengeluarkan senyawa yang disebut siderofor yang membentuk kompleks larut dengan besi(III).)[2][3][4] Untuk alasan yang sama, zat besi sangatlah langka di air laut, dan seringkali menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman mikroskopis (fitoplankton) yang menjadi dasar jaring makanan laut. Fakta ini secara dramatis ditunjukkan oleh sebuah percobaan di mana sebagian besar permukaan laut disemprot dengan garam besi(II) yang dapat larut, khususnya besi(II) sulfat. Setelah beberapa hari, fitoplankton di dalam area yang dirawat berkembang sedemikian rupa sehingga efeknya terlihat dari luar angkasa. Proses pemupukan ini telah diusulkan sebagai cara untuk mengurangi kandungan karbon dioksida di atmosfer.[5] Besi(II) dalam larutanBanyak garam besi(II) yang larut dalam air, seperti besi(II) klorida FeCl Ketika logam besi (keadaan oksidasi 0) ditempatkan dalam larutan asam klorida, besi(II) klorida akan terbentuk, dengan pelepasan gas hidrogen, melalui reaksi
Logam besi lebih elektropositif daripada tembaga, maka dari itu besi akan menggantikan tembaga dari garamnya:
Ketika logam besi terkena udara dan air, ia biasanya berubah menjadi karat, campuran antara oksida dan oksida-hidroksida. Namun, pada beberapa lingkungan, logam besi membentuk garam besi(II) dan besi(III) campuran dengan hidroksida dan anion lainnya, yang disebut karat hijau. KompleksBesi(II) adalah pusat d6, artinya atom tersebut memiliki enam elektron "valensi" di kulit orbital 3d. Oleh karena itu, orbital valensi 3d, 4s, dan 4p dapat menerima paling banyak 12 elektron dari berbagai macam ligan untuk membentuk kompleks koordinasi dan senyawa organologam. Contohnya ialah ion ferosena dan ferosianida. Referensi
|