Antibisa
Antibisa, atau yang juga dikenal sebagai antivenin dan imunoglobulin antibisa, adalah sebuah pengobatan spesifik untuk envenomasi. Antibisa terdiri dari antibodi dan digunakan untuk menangani gigitan atau sengatan berbisa.[1] Antibisa hanya direkomendasikan saat terdapat tingkat keracunan yang signifikan atau berpotensi tinggi berbisa.[1] Antibisa spesifik yang dibutuhkan tergantung oleh spesies yang terlibat. Pengobatan ini diberi dengan cara disuntik.[1] Efek samping dari antibisa bisa parah.[1] Efek samping tersebut menakup penyakit serum, sesak nafas, dan reaksi alergi seperti anafilaksis.[1] Biasanya antibisa dibuat dengan cara mengumpulkan bisa dari hewan yang relevan, lalu menyuntikkan sedikit darinya kepada seekor hewan domestik. Antibodi yang terbentuk nantinya akan dikumpulkan dari darah hewan domestik yang disuntik, lalu dimurnikan.[2] Terdapat varian untuk gigitan laba-laba, gigitan ular, sengatan ikan dan sengatan kalajengking.[3] Karena biayanya produksinya yang mahal, dan umur simpannya yang pendek saat tidak didinginkan, metode-metode alternatif untuk memproduksi antibisa sedang dijelajahi secara aktif.[4] Salah satu metode alternatif ini melibatkan produksi dari bakteri.[5] Pendekatan lainnya adalah untuk mengembangkan pengobatan bertarget (yang tidak seperti antibodi, biasanya merupakan rekayasa dan lebih mudah diproduksi dalam skala besar).[6] Antibisa pertamakali dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan mendapatkan penggunaan umum pada 1950-an.[2][7] Antibisa terdapat pada Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[8] Referensi
|