Wihara Poh Ern Shih
Poh Ern Shih (Hanzi: 报恩寺; Pinyin: bào'ēnsì; harfiah: 'Kuil Pengucapan Syukur') adalah sebuah tempat ibadah yang terletak di atas bukit kecil di Jalan Chwee Chian, lepas Jalan Pasir Panjang, di pesisir selatan Singapura. Wihara Buddha tersebut dibangun sebagai tempat peringatan dari orang-orang yang kehilangan nyawa mereka saat Pertempuran Pasir Panjang pada 1942, yang terdiri dari para penduduk desa serta prajurit Sekutu dan Jepang. Kepala biara pertama-nya, Sumangalo, seorang biksu Theravada Amerika, merupakan orang Barat pertama yang dipilih menjadi kepala wihara Buddha di Singapura. Setelah proyek pengembangan besar yang dimulai pada 2003, Poh Ern Shih menjadi bangunan keagamaan pertama di negara tersebut yang menginkorporasikan fitur yang bersahabat dengan ekonomi dan orang-orang yang berusia tua. Bersama dengan mitranya, Persekutuan Buddha, wihara tersebut mengadakan program-program seperti perbincangan Dharma, diskusi Sutta dan kursus meditasi dalam bahasa Tionghoa dan Inggris untuk masyarakat Buddha. SejarahPoh Ern Shih terletak di atas Bukit Chwee Chian, lepas Jalan Pasir Panjang, di pesisir selatan Singapura. Wihara tersebut berdiri menghadap Bukit Chandu, dimana Perusahaan Hindia Timur Inggris memiliki sebuah pabrik candu untuk mengolah candu mentah dari Segitiga Emas untuk dijual ke China dan Asia Tenggara pada abad ke-19.[1] Untuk melindungi fasilitas militernya, pemerintah kolonial Inggris menempatkan senjata-senjata artileri di Bukit Chwee Chian sebelum pecahnya Perang Dunia Kedua, untuk menghindari serangan laut dari Jepang di lepas pesisir Pasir Panjang.[1] Saat Pertempuran Pasir Panjang, Bukit Chandu menjadi tempat pertahanan terakhir dari Batalion Resimen Melayu ke-1 dan ke-2 yang, bersama dengan Resimen Loyal ke-2, mempertahankan bagian barat dan selatan Singapura dari 8–14 Februari 1942. Meskipun demikian, para pasukan yang mempertahankan diri akhirnya kalah dan dibantai oleh para pasukan Jepang. Seorang perwira Melayu, Letnan Kedua Adnan Bin Saidi, ditangkap hidup-hidup dan disiksa oleh Jepang, sebelum dihukum mati. Kisah kepahlawanannya menjadi terkenal di seluruh Singapura.[2] Pendiri Lee Choon SengDalam rangka membebaskan jiwa-jiwa prajurit dan warga sipil yang tak berdosa saat invasi Jepang pada Perang Dunia II, wihara Poh Ern Shih dibangun di tempat pertumpahan darah Bukit Chwee Chian.[3] Wihara tersebut didirikan pada 1954 sebagai sebuah wihara satu lantai oleh filantropis Lee Choon Seng (1888—1966), sebagai salah satu dari beberapa wihara Mahayana Tionghoa di Singapura yang didedikasikan kepada Bodhisatwa Ksitigarbha. Lee lahir di kabupaten Yong Choon, provinsi Fujian, China. Ia bergabung dengan ayahnya di Negri Sembilan pada masa mudanya, sebelum berpindah ke Singapura untuk membuat usaha properti miliknya sendiri. Ia sangat sukses, dan mendapatkan jabatan kepemimpinan di masyarakat Tionghoa lokal. Ia sangat dikenal sebagai salah satu pendiri dari Perusahaan Perbankan Tionghoa Perantauan (PPTP), dan menjadi pelaksana jabatan ketua-nya saat Pendudukan Jepang.[4] Sebagai salah satu pelopor Buddha awal, Lee juga terlibat dalam pendirian Pusat Sirkulasi Penerbitan Buddha pada 1933, dan Loji Buddha Singapura (新加坡佛教居士林) in 1934.[5] Lihat pulaReferensi
Daftar pustaka
|