Wates, Kediri
Wates adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri. Wates merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Kediri setelah Kecamatan Pare yaitu sekitar 93 ribu jiwa pada tahun 2024. Wates merupakan persimpangan jalur-jalur penting yang ramai. Dari utara ke selatan dilalui oleh jalan yang menghubungkan pusat ekonomi Kediri bagian timur di Kecamatan Pare dengan Kota Blitar, sedangkan dari barat ke timur dilalui jalan yang menghubungkan Kota Kediri dengan obyek wisata Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar. Lokasi yang strategis ditambah populasinya yang besar membuat Wates menjadi kecamatan yang ramai terutama di kawasan Pasar Wates.[1][2] Wates memiliki banyak tempat wisata terkenal terutama wisata air dengan suasana yang sejuk karena banyak pohon yang rindang, antara lain Wisata Alaska (Alas Karetan) dan Sumber Jembangan di Desa Tempurejo, Sendang Markinah di Desa Plaosan, dan Sumber Tapan di Desa Joho.[3][4] Selain wisata alam, juga terdapat wisata sejarah penting yaitu Situs Ndalem Pojok di Desa Pojok. Situs ini berupa rumah tua yang pernah menjadi tempat tinggal Presiden Soekarno saat masa kecilnya. Di rumah ini, Soekarno diasuh oleh ayah angkatnya Den Mas Mendung alias Raden Mas Soemosewojo.[5] GeografiSecara geografis, Wates terletak di dataran rendah dengan lahan yang didominasi persawahan. Batas wilayah Kecamatan Wates adalah sebagai berikut:
LegendaAsal usul nama Wates tidak lepas dari cerita asal usul Gunung Kelud, yaitu pengkhianatan cinta seorang Putri dari Kerajaan Kediri bernama Dewi Kilisuci terhadap Lembu Suro, yang berakhir dengan sumpah Lembu Sora sebelum mati terkubur di sumur yang digalinya saat mengikuti sayembara Dewi Kilisuci. Isi sumpah tersebut adalah "Ó Yo, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung". Artinya: O Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar, Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan jadi halaman (tanah yang rata dari bangunan akibat tersapu bencana Gunung Kelud) dan Tulungagung akan menjadi Danau. Untuk mengantisipasi hal itu, Dewi Kilisuci menetapkan hutan di bagian barat Gunung Kelud sebagai "wates" (batas), agar jiakalau Gunung Kelud meletus lavanya tidak sampai atau mengalir ke Kerajaan Kediri. Daerah batas tersebut setelah dihuni oleh masyarakat saat ini, dinamakan Wates yang artinya batas.[6] Daftar desa dan dusunKecamatan Wates terdiri dari 18 desa. Desa-desa tersebut dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:
Tempat terkenal
Referensi
|