Tonasa, Tombolo Pao, Gowa
Desa Tonasa merupakan salah satu desa dari 9 (sembilan) Desa / Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Jarak pusat desa terjauh dengan ibu kota kabupaten dapat ditempuh melalui perjalanan darat sejauh kurang lebih 94 Km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor mencapai kurang lebih 2-3 jam. Sedangkan jarak pusat desa terjauh dengan ibu kota kecamatan yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat kurang lebih 5 Km. GeografisSecara geografis Desa Tonasa terletak antara 5° 11' 30" LS - 5° 14 30" LS dan 119° 54' 30" BT- 119° 58' 0" BT dengan luas wilayah ±2,125,65 ha atau ±21,25 km². Dikarenakan berada pada daerah gunung api, menyebabkan tanahnya menjadi subur. Dari luas wilayah 2.125,65 Ha (21,25 Km²) terbagi atas kurang lebih 20% berupa pemukiman, 30% berupa lahan kehutanan dan 48% untuk lahan pertanian, serta 2 % berupa lahan budidaya perikanan dan peruntukan lainnya. Sebagaimana umumnya wilayah tropis, Desa Tonasa mengalami musim kemarau dan musim penghujan dalam tiap tahunnya. Rata-rata perbandingan musim penghujan lebih besar daripada musim kemarau, hal itu disebabkan karena wilayah yang masih hijau dengan vegetasi serta relatif dekat dengan wilayah Hutan. Desa Tonasa berbatasan dengan Kelurahan Tamaona di sebelah utara. Di sebelah timur, Desa Tonasa berbatasan dengan Desa Mamampang. Lalu di sebelah selatan, Desa Tonasa berbatasan dengan Desa Kanreapia. Sedangkan di sebelah barat, Desa Tonasa berbatasan dengan Kecamatan Tinggimoncong.[1]
GeologiSecara geologi, pada daerah Desa Tonasa tersusun atas kelompok batuan gunung api Baturape-Cindako yang terdiri dari batuan terobosan, lava basal-andesit, breksi vulkanik, tuff, konglomerat dan tersusun atas kelompok batuan gunung api Lompobatang yang merupakan hasil erupsi kerucut parasit yang terdiri dari batuan lava andesit, breksi vulkanik, konglomerat, tuff dan lahar. TopografiSecara umum Desa Tonasa terletak pada bentang alam gunungapi yang sudah tidak aktif, tepatnya lereng Gunung Lompobatang yang merupakan tipe gunung api kerucut (stratovolcano) yang berada di Selatan sehingga pada umumnya tersusun atas batuan gunung api yang menyebabkan Desa Tonasa memiliki tanah yang subur. Selain itu Desa Tonasa juga memiliki ciri Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sempit dengan sungai utamanya yaitu Sungai Tangka (Tanggara) yang memiliki arah aliran air relatif ke arah utara. Meskipun memiliki lereng yang cukup terjal, sungai-sungai pada Desa Tonasa banyak dijumpai keindahan alam berupa air terjun yang masih sangat alami dan belum banyak dikunjungi. Sejarah dan PemerintahanNama Desa Tonasa diambil dari kata “Tonasa” yang berasal dari bahasa Makassar dialek Konjo Pegunungan atau Konjo Tombolo yang artinya “keras” merupakan inti dari kayu yang sangat keras dan kuat yang berposisi di dalam (di tengah batang kayu). Karena letak secara geografis berada di tengah-tengah wilayah kerajaan Balassuka, maka diberi nama Tonasa yang pada awal pemerintahan dipegang oleh seorang yang bergelar Gallarrang Tonasa. Di masa pemerintahan Kolonial Belanda Tonasa berada di bawah kewenangan Distrik Pao sebelum dilebur menjadi satu wilayah dengan Distrik Parigi menjadi Kecamatan Tinggimoncong dengan Pusat Pemerintahan di Malino. Setelah peleburan kedua distrik tersebut menjadi Kecamatan Tinggimoncong maka dibentuklah secara resmi desa definitif yaitu Desa Manggottong dengan Kepala Pemerintah (Kepala Desa Pertama) adalah Muh. Adnan yang wilayahnya meliputi wilayah kekuasaan Gallarrang Tonasa, selanjutnya beberapa tahun kemudian Desa Manggottong bersama Desa Bontopanno dilebur ke dalam satu wilayah desa menjadi Desa Tamaona Kecamatan Tingimoncong. Pada tahun 1985 Desa Tamaona dimekarkan menjadi 3 Desa (tiga) Desa, yaitu Desa Tonasa dan Desa Erelembang sebagai Desa Persiapan dan Desa Tamaona sebagai Desa Induk. Pada saat itu A. ABD Rauf Kr Tombong diangkat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Desa pertama. Pada tahun 1992 dilakukan Pemilihan Kepala Desa pertama dan kembali A. ABD Rauf Kr Tombong terpilih menjadi Kepala Desa yang menjabat sampai tahun 2000 dan pada tahun 2000-2005 digantikan oleh Muhammad Aliruddin berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Desa Tonasa, dan pada Pemilihan Kepala Desa Tonasa tahun 2005-2011 digantikan oleh A. Sommeng Linta’ sampai tahun 2011. Tahun 2012 diadakan Pemilihan Kepala Desa Tonasa periode 2012-2018 dan terpilih lah Anwar Jama selaku Kepala Desa yang menjabat sampai tahun 2018. Kemudian pemerintahan Anwar Jama dilanjutkan kembali pada periode dua atas hasil pemilihan untuk periode masa pemerintahan 2018-2024.
DemografiKependudukan
PendidikanDi Desa Tonasa terdapat sekolah di tiap dusunnya. Dengan jenjang tingkat sederajat SD dan SMP. Belum ada sekolah tingkat sederajat SMA di Desa Tonasa. SD
SMP
KepercayaanMayoritas Masyarakat Desa Tonasa beragama Islam, sebagian kecil beragama Kristen dalam naungan GKSS Gereja Kiristen Sulawesi Selatan namun hidup berdampingan secara rukun dan damai secara turun temurun Referensi
|