Theodorus Lumanauw

Mgr.

Theodorus Lumanauw
Uskup Agung Ujung Pandang
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Ujung Pandang
Penunjukan7 Agustus 1973
(51 tahun, 91 hari)
Masa jabatan berakhir
18 Mei 1981
(59 tahun, 10 hari)
PendahuluNicolas Martinus Schneiders, C.I.C.M.
PenerusFranciscus van Roessel, C.I.C.M.
Imamat
Tahbisan imam
7 Juli 1946[1]
(24 tahun, 60 hari)
Tahbisan uskup
22 September 1973
(51 tahun, 137 hari)
oleh Adrianus Djajasepoetra, S.J.
Informasi pribadi
Nama lahirTheodorus Lumanauw
Lahir(1922-05-08)8 Mei 1922
Hindia Belanda Tondano, Minahasa, Hindia Belanda
Meninggal18 Mei 1981(1981-05-18) (umur 59)
KewarganegaraanIndonesia
DenominasiKatolik Roma
Jabatan sebelumnya
  • Anggota MPRS Indonesia
Semboyan"Sub Umbra Alarum Tuarum"

Mgr. Theodorus Lumanauw (8 Mei 1922 – 18 Mei 1981) adalah Uskup Agung Ujung Pandang sejak ditunjuk sebagai Uskup Makassar pada 7 Agustus 1973 hingga meninggal dunia saat menjabat pada 18 Mei 1981.

Karya

Lumanauw ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 7 Juli 1946. Ia pernah menjabat sebagai anggota MPRS Indonesia.[2]

Ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Makassar pada 7 Agustus 1973 meneruskan kepemimpinan Mgr. Nicolas Martinus Schneiders, C.I.C.M. Lumanauw menjadi pilihan di antara para imam pribumi yang ada untuk memperkuat pemribumian Gereja di Makassar. Selama satu setengah bulan sejak penunjukkannya sebagai Uskup Agung Makassar hingga hari penahbisan episkopalnya, telah terjadi perubahan signifikan dalam Gereja lokal di sana, dengan perubahan nama dari Makassar menjadi Ujung Pandang pada 22 Agustus 1973. Ia ditahbiskan menjadi Uskup oleh Penahbis Utama Uskup Agung Adrianus Djajasepoetra, S.J., Uskup Agung Emeritus Jakarta yang juga Uskup Agung Tituler Volsinium. Pendahulunya, Mgr. Nicolas Martinus Schneiders, C.I.C.M. bersama dengan Mgr. Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. menjadi Uskup Penahbis Pendamping.

Sebagai Uskup Agung pribumi pertama di Makassar, ia memberi perhatian pada pembangunan Gereja untuk menuju kemandirian, dari segi tenaga dan dana. Dari sisi tenaga, pendidikan calon imam menjadi fokus dan pada masa tersebut 12 imam diosesan ditahbiskan. Selain itu, ia membangun Seminari 'Anging Mamiri' di Yogyakarta yang mulai dihuni sejak 1978. Dalam hal pendanaan, beberapa tindakan tak populer diambil, seperti menutup atau menyerahkan kepada pemerintah berbagai sekolah Katolik serta Universitas Katolik Atma Jaya Makassar. Ia juga membeli tanah ratusan hektar di Mangkutana dan menerima hibah tanah di Ge'tengan, Tana Toraja sebagai lokasi pertanian dan peternakan. Hal ini tidak memberi hasil karena tidak ada yang melanjutkan untuk mengurusnya pasca kematiannya.

Dalam bidang pastoral, ia meneruskan pola pertemuan tahunan para imam yang telah dimulai pendahulunya, Mgr. Schneiders, untuk mengembangkan sistem pelayanan pastoral. Mengenai wilayah, Keuskupan dibagi menjadi lima regio, yakni Ujung Pandang, Soppolmas, Tator, Luwu, dan Sultra. Regio ini dipimpin oleh Ketua Regio yang berfungsi sebagai koordinator. Hal ini mencirikan kepemimpinan tunggal tradisional dalam Gereja yang dipegang oleh Mgr. Lumanauw.[3]

Pada 17 Juni 1979, ia menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Blasius Pujaraharja sebagai Uskup Ketapang bersama dengan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, O.F.M. Cap. Kardinal Justinus Darmojuwono, Uskup Agung Semarang menjadi Uskup Penahbis Utama.[4]

Ia menjabat sampai meninggal dunia pada 18 Mei 1981 dan digantikan oleh Mgr. Franciscus van Roessel, C.I.C.M.

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Nicolas Martinus Schneiders, C.I.C.M.
sebagai Uskup Agung Makassar
Uskup Agung Ujung Pandang
7 Agustus 1973 – 18 Mei 1981
Diteruskan oleh:
Franciscus van Roessel, C.I.C.M.


Kembali kehalaman sebelumnya