Tanjung Perangat, Sambaliung, Berau
SejarahSebagian besar penduduk di Trans Tanjung Perangat adalah pendatang yang berasal dari Jawa dan juga Sulawesi melalui program transmigrasi pada 1997. Sedangkan, yang di Tanjung Perangat merupakan penduduk asli kampung tersebut. Trans Tanjung Perangat dan Kampung Tanjung Perangat tergabung dalam satu kelurahan yang terbagi menjadi tujuh RT. RT 1 dan 2 berada di Kampung sedangkan RT 3, 4, 5, 6 dan 7 berada di atas. Populasi penduduk sekitar lima ratus orang, dengan luas wilayah sekitar 2000 hektare. Mata pencaharian warga di desa ini pada umumnya adalah petani, peternak, dan nelayan. Tanaman yang mereka hasilkan adalah padi, sayuran, dan buah-buahan, dan yang sekarang dikembangkan oleh warga Atas merupakan pembudidayaan karet. Sedangkan untuk peternakan adalah peternakan unggas dan sapi, untuk nelayan ikan yang mereka hasilkan adalah jenis ikan air tawar dan laut. Keanekaragaman budaya di kampung merupakan hal unik yang ada di kampung ini. Dalam 1 kampung rata-rata adalah orang yang memang satu keluarga. Di kampung Tanjung Perangat terdapat 2 Sekolah Dasar, yakni SDN 005 yang berada di kampung dan SDN 003 yang berada di Trans. 1 PAUD juga ada di kampung Tanjung Perangat. Perhatian pemerintah terhadap SDN 005 dan SDN 003 yang ada di Kampung Tanjung Perangat sangat minim, akibatnya SDN yang ada sangat minim oleh sarana mengajar, bahkan kelas untuk siswa harus disekat sehingga sangat tidak efektif untuk anak-anak yang ingin belajar di kelas.
|