Sutra Makna Tanpa Batas
Sutra Makna Tanpa Batas[1] (Sanskerta: अनन्त निर्देश सूत्र, Ananta Nirdeśa Sūtra; Hanzi: 無量義經; Pinyin: Wúliángyì Jīng; Jepang: Muryōgi Kyō; Korea: Muryangeui Gyeong) adalah sebuah teks Buddhis Mahayana. Menurut tradisi, teks ini diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tionghoa oleh Dharmajātayaśas, seorang biksu India, pada tahun 481,[2][3] tetapi Buswell, Dolce, dan Muller mendeskripsikannya sebagai sebuah teks apokrifal berbahasa Tionghoa.[4][5][6] Sutra ini merupakan bagian dari Sutra Lotus Tiga Bagian, bersama dengan Sutra Lotus dan Sutra Meditasi Samantabhadra. Oleh karena itu, banyak penganut Buddhis Mahayana menganggapnya sebagai prolog Sutra Lotus, dan bab pertama Sutra Lotus menyatakan bahwa Sang Buddha mengajarkan Makna Tak Terbatas sebelum membabarkan Sutra Lotus.[7][8][9] JudulBagi umat Buddha, istilah "Makna yang Tak Terhitung Jumlahnya" atau "Makna Tak Terbatas" atau "Makna Tanpa Batas" digunakan dalam dua pengertian. Yang pertama, digunakan dalam bentuk tunggal, mengacu kepada aspek sejati dari semua hal, sifat sejati dari semua bentuk di alam semesta. Pengertian kedua, digunakan dalam bentuk jamak, mengacu kepada penampakan atau fenomena yang tak terhitung jumlahnya dari dunia fisik yang kasat mata. Semua penampakan yang tak terhitung jumlahnya ini dihasilkan oleh satu dunia yang sejati dan murni – aspek sejati dari semua hal (satu Dharma sejati dari "tanpa bentuk"). Lihat pulaReferensi
|