Supernova 3: Petir
Supernova 3: Petir adalah novel fiksi ilmiah karangan Dewi Lestari (yang menggunakan nama pena Dee) yang diterbitkan pada tahun 2004. Novel ini merupakan bagian ketiga dari novel Supernova. SinopsisBermula dari potongan cerita yang terdapat di kisah novel Supernova, Putri, dan Bintang Jatuh. Pasangan gay Dimas dan Reuben merayakan hari jadi mereka yang ke-12 pada tahun 2003 dengan berbagai keretakan dan ketegangan, dimulai ketika Reuben melupakan tanggal hari jadi mereka, hingga Dimas yang memutuskan untuk tidak memberikan kado kepada Reuben. Saat termenung bersama laptop-nya di sebuah kafe di Jakarta, Dimas menerima sebuah surel dari Gio Alvarado dengan judul "Diva Anastasia", seseorang yang pernah menjadi tokoh yang ia dan Reuben garap dua tahun yang lalu. Gio memberitahukan hilangnya Diva di Hutan Amazon dan mengharapkan bantuan dari orang-orang yang kontaknya Diva catat. Dimas memutuskan untuk memberitahukan perihal ini kepada Reuben. Cerita beralih ke dua tahun sebelumnya, 2001. Elektra adalah seorang wanita muda Tionghoa-Indonesia yang baru saja kehilangan ayahnya, Wijaya atau "Dedi", oleh stroke. Ia terpaksa hidup sebatang kara sembari menyelesaikan administrasi-administrasi toko elektronik keluarga Wijaya, "Wijaya Elektronik" yang berlokasi di rumah Belanda turun-temurun mereka yang terletak di Kota Bandung, "Eleanor", karena kakaknya, Watti, sudah pindah dengan suaminya, Atam, ke Tembagapura. Elektra menceritakan lika-liku keluarganya, mulai dari wafatnya ibunya yang membuatnya bersama Dedi menjadi jarang ke gereja, Dedi yang tersetrum listrik berkekuatan tinggi hingga dapat menyentuh listrik tanpa terluka, kehidupan penuh romansa Watti yang berakhir dengan keputusannya untuk pindah agama, serta penyakit aneh Elektra sendiri yang Dedi sebut sebagai epilepsi dan ketertarikannya dengan petir. Hidup Elektra yang penuh kebosanan diguncangkan ketika ia menyetrum seorang dukun wanita yang ia harapkan dapat menyembuhkan epilepsinya, beserta surat dari sekolah dukun yang ternyata adalah hoax. Meski begitu, kejadian tersebut mempertemukannya dengan Ibu Sati, seorang praktisi yoga asal India yang mengajarinya meditasi. Suatu hari, Elektra bertemu dengan teman kuliahnya, Beatrix, yang mengenalkannya pada obrolan daring. Dengan bantuan asisten Beatrix, Kewoy, Elektra menggunakan piutang Dedi untuk membeli sebuah komputer pribadi. Didorong oleh saran Ibu Sati, Elektra memutuskan untuk membuka perusahaan swasta yang melayani internet, PlayStation, home theater, dan makanan. Kewoy menyarankan temannya, Toni alias "Mpret", untuk membatu Elektra mengurus perusahaan tersebut, ditambah lagi dengan teman lama Mpret, Mi'un, dan Pak Yono yang berdagang mi. Kelanjutan usaha tersebut membutuhkan renovasi besar-besaran Eleanor dan penggantian namanya dari "Wijaya Elektronik" menjadi "Elektra Pop". Tak diduga, Elektra Pop langsung menuai popularitas di seluruh Bandung, berkat ulasan dari mulut ke mulut yang baik dan koneksi Mpret yang luas. Ditengah puncaknya popularitas, Elektra tiba-tiba mulai menunujukkan tanda "epilepsi"-nya; ketika Kewoy, Mpret, Mi'un, dan Pak Yono hendak membawanya ke rumah sakit, ia malah menyetrum mereka. Elektra menghubungi Ibu Sati yang memberitahu Elektra bahwa dia bukan terkena epilepsi, melainkan ia adalah konduktor listrik yang ampuh; ia dapat menyerap dan mengeluarkan listrik dalam ketegangan yang sangat besar. Setelah latihan dengan Ibu Sati, Elektra mulai menunjukkan kemampuannya mengendalikan listrik untuk menyembuhkan orang yang berefek samping pada pembacaan ingatan mereka, namun Mpret tidak menyetujui perpindahan ini dan memulai percekcokan hingga ia akhirnya menjauhi Elektra. Saat Idul Fitri 2002, Elektra mengetahui bahwa Mpret menjauhinya karena ia ingin memindahkan perusahaan PlayStation-nya ke Kota Tasikmalaya supaya Elektra dapat melanjutkan usaha penyembuhannya. Mereka berdua akhirnya berbaikan. Dari Mi'un, Elektra mengetahui latar belakang Mpret: dia berdarah Italia-Sunda dan dikenal sebagai anak nakal semasa sekolah meskipun dia memiliki IQ 170 dan memikat hati banyak gadis. Pada perayaan ulang tahun Mpret yang disusun oleh Mi'un, Elektra terkejut ketika ia membaca pikiran Mpret dan mengetahui bahwa Mpret menyukainya. Dalam epilog, cerita kembali ke tahun 2003. Elektra Pop dikunjungi oleh sepupu Mpret, Bong, yang sudah tidak ia lihat selama dua belas tahun. Saat reuni, Bong bertemu Elektra dan memintanya untuk membantu temannya yang sedang kesulitan. Di Jakarta, pasangan Dimas dan Reuben mendapat surel dari seseorang bernama Gio Alvarado, yang melaporkan bahwa perempuan bernama Diva Anastasia telah hilang. Diva mencantumkan alamat surel Dimas di daftar emergency. Dimas, yang tak pernah mengenal Diva secara langsung, tersadar bahwa ada misteri menarik baginya dan Reuben.[1] PublikasiNovel ini realis tahun 2004 dengan 49.000 kata
|