Seolleongtang
SejarahPada masa Dinasti Joseon (1392-1910), pada upacara ritual Sangsin di bulan kedua kalender lunar, raja akan melakukan penghormatan bagi Shennong di Seonnongdan untuk bersyukur atas panen yang berlimpah.[1] Pada ritual itu raja mempersembahkan beras, jewawut dan hewan kurban seperti sapi dan babi.[1] Setelah selesai melaksanakan ritual raja biasanya akan pergi ke jeokjeon, yakni kebun istana.[1] Di jeokjeon raja akan memerintahkan juru masak istana untuk memasak bahan-bahan tersebut, yakni daging sapi untuk membuat sup, dan daging babi untuk membuat pyeonyuk.[1] Raja akan mengundang petani-petani tua yang berusia di atas usia 60 tahun untuk menghadiri acara makan malam.[1] Nasi dan daging sapi disajikan dalam ttukbaegi setelah diberi bumbu berupa bawang merah dan garam.[1] Kata seolleongtang berasal dari seonnongtang, dikarenakan aktivitas raja setelah melaksanakan ritual di kuil Seonnongdan.[1] Lama-kelamaan pengucapannya berubah menjadi seolleongtang.[1][2] Pada saat ini, seolleongtang biasanya dimakan di restoran khusus yang menyajikan seolleongtang. Butuh waktu lama untuk memasak seolleongtang untuk mendapatkan gizi dari tulang sapi.[1] Jika disajikan di restoran, masakan ini dapat direbus dengan lebih lama sehingga kandungan gizinya akan dihasilkan lebih maksimal.[1] Kandungan giziSeolleongtang terbuat dari sup kaldu tulang sapi dan berbagai bagian lain seperti kaki, kepala, rusuk dan usus yang direbus dalam waktu lama sehingga warnanya menjadi putih susu.[2][4] Cara memasak ini membuat seolleongtang kaya akan sumber protein dan kalsium.[1] Semangkuk seolleongtang memiliki kandungan 540 kcal energi, 25 gram protein, 12 gram lemak, 28 gram karbohidrat dan juga diperkaya dengan vitamin A (57 RE), vitamin C (11 mg), dan kalsium (45 mg).[1] Berdasarkan buku petunjuk nutrisi untuk pria Korea, yang merekomendasikan 2500 kcal energi dan 75 gram protein, semangkuk seolleongtang dapat mengisi 1/3 level protein yang disarankan tanpa kelebihan kalori.[1] Cara memasakUntuk memasak seolleongtang, pertama-tama air direbus dalam panci besar dan setelah mendidih bagian kepala dan tulang sapi akan dimasukkan.[1] Setelah beberapa saat, kepala dan tulang sapi dikeluarkan dan direndam dalam air segar.[1] Air tersebut kemudian direbus dengan menambahkan tulang rusuk dan kaki sapi.[1] Untuk menghilangkan bau sapi yang tidak sedap, ditambahkan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan jahe.[1] Semakin lama seolleongtang direbus, semakin gurih dan kaya kandungan gizinya.[1] Untuk menghasilkan rasa seolleongtang yang cocok, harus direbus dengan takaran air yang cukup dan nyala api yang kecil. Jika merebus dengan air yang terlalu sedikit dengan nyala api besar dan ditambahkan lagi dengan air maka akan membuat rasanya semakin tidak enak dan menambah bau amis daging sapi.[1] Setelah daging dan tulang telah benar-benar direbus dengan baik, daging dari tulang akan dipisahkan dan dipotong tipis-tipis.[1] Kemudian seolleongtang siap disajikan dengan nasi dan potongan daging sapi bersama dengan bumbu bawang merah, bubuk cabai, lada hitam dan garam.[1] Biasanya masakan seolleongtang selalu dihidangkan dengan kimchi kkakdugi (kimchi lobak putih) dimakan bersama nasi putih atau mie.[1][5] Referensi
|