Satui, Tanah Bumbu
Satui adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia. SejarahSatui merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Tanah Bumbu, lebih dulu daripada Pagatan, nama daerah Satui ini sudah ada di dalam Hikayat Banjar (1663) sebagai salah satu daerah Kesultanan Banjar.[1] Pada zaman kolonial Hindia Belanda, Satui berstatus Distrik Satui bagian dari Onderafdeeling Tanah Laut menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178. Distrik Satui berbatasan di Timur dengan Lansekap Sabamban dan di sebelah Barat dengan Distrik Pleihari.[2] Dalam tahun 1902, Satui masih merupakan bagian dari onderafdeeling Tanah Laut.[3] Tahun 1950 Satu digabung ke dalam Kabupaten Kotabaru. Kecamatan satui adalah bagian dari wilayah administratif kabupaten Tanah Bumbu kalimantan selatan ibu kota kecamatan berada di desa sungai danau beberapa desa yang menjadi pusat kegiatan diantaranya adalah sungai cuka, jombang, setarap, satui barat, satui timur, bukit baru, sumber arum, sekapuk. Pembangunan di Satui sangat cepat, penghasilan penduduknya pun dapat dibilang tinggi. Sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari daerah lain, sedangkan penduduk aslinya adalah orang dari desa Satui barat, atau yg biasa disebut Satui Kampung. Karena banyak terdapat batu bara di Satui, maka banyak pula terdapat tambang-tambang batu bara di kecamatan Satui. Batu bara Satui juga menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi bahan bakar PLTU di Kalsel. Batas WilayahSecara geografis, Kecamatan Satui memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.
Wilayah PemerintahanKecamatan Satui terbagi atas 16 desa, 41 dusun dan 189 RT. Desa Sejahtera Mulia merupakan desa terluas dengan wilayah seluas 355,56 Km2 atau 40,51 persen dari luas Kecamatan Satui. Ibukota Kecamatan Satui adalah Desa Sungai Danau. Berikut adalah statistik wilayah pemerintahan Kecamatan Satui:[4]
PendudukBerdasarkan Sensus Penduduk 2021, Kecamatan Satui memiliki jumlah penduduk sebesar 54.925 jiwa yang terdiri dari 28.301laki-laki dan 26.624 perempuan. Kepadatan penduduknya berada diangka 63 jiwa/km². Berikut ini adalah statistik kependudukan Kecamatan Satui:[4]
Terdapat 16.408 keluarga pengguna PLN, 65 pengguna listrik non PLN dan 25 keluarga bukan pengguna listrik. Sebanyak 11 desa menggunakan listrik negara sebagai sumber utama penerangan jalan, 4 desa menggunakan listrik non pemerintah dan 1 desa non listrik. Selain itu, terdapat 13 desa yang menggunakan air isi ulang galon sebagai sumber air minum, 2 desa menggunakan sumur dan 1 desa menggunakan ledeng dengan meteran. Selain itu juga terdapat 4 embung yang berada di desa Sungai Cuka, Wonorejo dan Al Kautsar. PendidikanKecamatan Satui memiliki 7 PAUD, 4 TK, 29 SD/Sederajat, 15 SMP/Sederajat, dan 5 SMA/Sederajat. Berikut adalah statistik kependidikan di Kecamatan Satui:[4]
KesehatanKecamatan Satui memiliki 1 puskesmas, 7 poliklinik, 5 apotik dan 18 poskesdes. Jumlah tenaga medis yang ada adalah 2 dokter, 1 dokter gigi, 57 bidan dan 34 perawat.[4] Tercatat pada 2021, sebanyak 68 warga menderita penyakit gizi buruk.[4] AgamaSebagian besar penduduk Kecamatan Satui beragama Islam. Terdapat 33 masjid, 108 mushola, 2 gereja, 11 kapel dan 2 pura di Kecamatan Satui. Berikut statistik keagamaan di Kecamatan Satui:[4]
PerekonomianDi Kecamatan Satui terdapat 4 pertokoan, pasar yang terdiri dari 6 pasar dengan bangunan permanen, 4 pasar dengan bangunan semi permanen dan 5 pasar tanpa bangunan permanen. Selain itu, terdapat pula 20 Koperasi, 10 restoran/rumah makan dan 106 Warung/Kedai makan.[4] Lembaga keuangan yang ada di kecamatan Satui adalah 5 bank pemerintah, 2 bank umum swasta dan 1 bank perkreditan rakyat. Transportasi dan komunikasiPada tahun 2021 total panjang jalan di Kecamatan Satui adalah 237,04 km dimana sekitar 167,78 km masih berupa permukaan kerikil, 68,35 Km berupa aspal, dan 0,91 km berupa tanah.[4] Selain itu, terdapat 2 kantor pos dan 2 agen jasa ekspedisi swasta yang beroperasi di kecamatan Satui. PertanianBerikut adalah statistik pertanian di Kecamatan Satui:[4]
PeternakanPopulasi sapi pada tahun 2020 sebanyak 1,518 ekor, sedangkan kambing 294 ekor, domba 7 ekor, kerbau 36 ekor, babi 11 ekor, ayam kampung 30.102 ekor, ayam ras pedaging 105.070 ekor, dan itik 1.234 ekor.[4] Objek wisataReferensi
|