Mochamad Ridwan Kamil (lahir 4 Oktober 1971), dikenal dengan sapaan Kang Emil atau diinisialkan dengan singkatan RK, adalah seorang arsitek dan politisiIndonesia. Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat sejak 2018 sampai 2023.[1][2] Ia terpilih bersama Uu Ruzhanul Ulum pada Pilgub Jabar. Sebelumnya, Ridwan juga menduduki posisi Wali Kota Bandung dengan didukung oleh PKS dan Partai Gerindra, pada saat itu ia mulai dikenal luas secara nasional karena kinerjanya yang baik dalam memimpin Kota Bandung.[3]
Ridwan memasuki dunia politik pada 2013 dengan mengajukan diri sebagai calon Wali Kota Bandung melalui Partai Gerindra, dengan dukungan penuh Prabowo Subianto ia pun akhirnya diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), namun ia tetap di ijinkan independen atau non-partisan. Ia didampingi Oded Muhammad Danial yang merupakan kader PKS, mereka memenangkan Pilkada Kota Bandung dengan memperoleh 45,24% suara.[4] Mereka dilantik pada 16 September 2013 oleh GubernurAhmad Heryawan.[5] Pada penghujung masa jabatannya sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan pun mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat dan terpilih untuk periode 2018 hingga 2023.[6] Pada Januari 2023, Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar dan mendapatkan posisi Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih.[7]
Kehidupan pribadi
Lahir di Bandung, Ridwan Kamil adalah anak kedua dari seorang akademisi di Universitas Padjadjaran, yakni Atje Misbach Muhjiddin.[8] Ia menjalani sekolah di SDN Banjarsari III Bandung antara tahun 1978–1984, SMP Negeri 2 Bandung antara tahun 1984–1987 dan SMA Negeri 3 Bandung antara tahun 1987–1990. Ridwan Kamil kemudian melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung dan lulus pada tahun 1995 dengan gelar Sarjana Teknik di bidang arsitektur. Kemudian, ia melanjutkan studinya di Universitas California, Berkeley selama dua tahun hingga memperoleh gelar Master of Urban Design.[9] Selesai S-2 di Amerika, Ridwan Kamil kembali ke Indonesia dan menjadi dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung selama 14 tahun di program studi Teknik Arsitektur sebelum akhirnya turun ke dunia politik[6].
Ridwan bertemu dengan kekasihnya, Atalia Praratya, ketika berada di sebuah pameran di Bandung, Jawa Barat.[10] Saat itu, ia berusaha meyakinkan Nomi, ibunda Atalia, untuk dapat meminangnya.[11] Ia menjadi lelaki dengan urutan 42 yang menjadi kekasih bagi Atalia. Pada 7 Desember 1996, Ridwan Kamil menikahi Atalia Praratya dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Emmeril Kahn Mumtadz atau sering dipanggil Eril dan Camillia Laetitia Azzahra atau sering dipanggil Zara. Selain itu, mereka mengasuh anak yang mereka beri nama sebagai Arkana Aidan Misbach pada Juli 2020.[12]
Meninggalnya putra Ridwan, Emmeril
Pada 26 Mei 2022, putra sulung Ridwan, Emmeril Kahn Mumtadz dikabarkan hilang ketika berenang di sungai Aare di Swiss.[13] Pemerintah Swiss pun segera menjadikan pencariannya sebagai prioritas utama.[14] Ridwan diketahui intens berkonsultasi kepada ulama untuk mengetahui langkah apa yang harus dilakukan dalam pencarian Eril yang sesuai dengan syariat Islam, salah satunya dengan Adi Hidayat. Adi pun menyarankan agar keluarga membaca surahAl-Fatihah dan Al-An'am ayat ke-59 selama proses pencarian, yang diklaimnya dapat menjadi ikhtiar untuk keselamatan anak Ridwan tersebut.[15] Putra Ridwan itu pun ditemukan tewas pada 8 Juni 2022.[16] Ridwan pun melakukan penggalangan dana untuk mengumpulkan sekitar Rp 44 miliar demi membangun masjid untuk mengenang Emmeril.[17]
Karier
Ridwan memulai kariernya sebagai arsitek di beberapa perusahaan. Selesai mengambil S-2 di Amerika, Ridwan kembali ke Indonesia dan menjadi dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung selama 14 tahun di program studi Teknik Arsitektur. Ia kemudian menjadi salah satu pendiri perusahaan konsultan bernama Urbane pada 2004. Pada 2013, Ridwan memulai karirnya di dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung. Pada penghujung masa jabatannya sebagai wali kota, Ridwan pun mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat dan terpilih untuk periode 2018 hingga 2023[6].
Arsitek dan dosen
Setelah lulus S-2 dari Universitas California, Berkeley, Ridwan melanjutkan pekerjaan profesional sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Sebelumnya Ridwan Kamil memulai karier di Amerika sesaat setelah lulus S-1, akan tetapi hanya berkisar empat bulan ia pun berhenti kerja karena terkena dampak krisis moneter yang melanda Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum akhirnya mendapat beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S-2 di Universitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley.[18]
Pada 2002 Ridwan Kamil pulang ke Indonesia dan pada Juni 2004, ia mendirikan Urbane, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Urbane adalah perusahaan tata perkotaan yang didirikan oleh Ridwan Kamil pada bulan Juni tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza A. Nurtjahja dan Irvan P. Darwis.[19] Urbane telah dianugerahi beberapa penghargaan dari media internasional seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010[20][21] dan juga BCI Green Award pada tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol bekas).[22] Ridwan Kamil sempat menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia, tetapi berhenti pada 2013 karena menjabat sebagai Wali Kota Bandung.[19]
Ridwan juga dikenal gemar membangun masjid[23]. Beberapa karyanya adalah Masjid Raya Al-Jabbar sebagai ikon baru Jawa Barat[24], Masjid Masjid Syekh Ajlin di Gaza, Palestina[25], Masjid 99 Kubah di Makassar[26], Masjid Raya Asmaul Husna, Tangerang [27], dan Masjid Kopeng Merapi, Yogyakarta [28].
Ridwan Kamil sempat mengajar sebagai dosen di Program Studi Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung[29] hingga ia mengundurkan diri pada 2018 untuk mengikuti pemilihan gubernur.[30] Ia juga pernah menjabat sebagai Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).[31]
Pada tahun 2013, Ridwan Kamil dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai wali kota Bandung dengan didampingi oleh Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil wali kota[32]. Dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung pada 28 Juni 2013, pasangan ini unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih 45,24% suara[33]. Ridwan Kamil dan Oded Muhammad Danial resmi dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung periode 2013–2018 pada tanggal 16 September 2013[34]. Sebagai Wali Kota Bandung, salah satu program kerjanya adalah membuat Bandung Command Center, yaitu pusat kendali Kota Bandung[35]. Untuk mengatasi kemacetan di Jalan Cihampelas, Ridwan Kamil meresmikan jembatan pejalan kaki dari Cihampelas ke Tamansari pada tanggal 4 Februari 2017 yang dinamai Teras Cihampelas. Teras ini dibangun dengan anggaran Rp 45 miliar. Teras yang memiliki panjang 450 meter ini mampu menampung 180 pedagang[36][37].
Gubernur Jawa Barat
Selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan mengaku telah meraih 345 penghargaan dari tingkat nasional maupun Internasional dalam kurun waktu 2018 hingga 2021[38].
Namun demikian masa kepemimpinannya juga dikenal kontroversial, seperti kebijakannya dalam pembangunan kolam renang di rumah dinasnya yang memakan dana Rp 1,5 miliar; pembentukan Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang diindikasikan sebagai bentuk bagi-bagi jabatan dengan dugaan nepotisme di mana dia menunjuk adiknya yakni Elpi Nazmuzzaman sebagai salah satu anggota; dan pembangunan Masjid Al-Jabbar yang memakan biaya dari APBD hingga triliunan rupiah[38].
Instagram
Sebelum dan selama menjabat sebagai gubernur, Ridwan Kamil dikenal menggunakan Instagram untuk berinteraksi dengan masyarakat. Ridwan Kamil menjadi salah satu figur yang sangat aktif bermedia sosial, baik di Twitter maupun Instagram. Ridwan kamil memiliki followers sebanyak 30 juta, dan dia klaim sebagai cara untuk menyebarkan narasi-narasi dan melaporkan progres-progres yang telah pemerintah lakukan[7]. Menurut Ridwan Kamil, media sosial memungkinkannya untuk mendengarkan saran, kritik, dan bahkan protes dari masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan yang ia terapkan sebagai gubernur Jawa Barat.
Kemacetan dan Transportasi Publik
Transportasi publik yang aman dan nyaman serta masalah kemacetan menjadi kritik penting di kepemimpinan Ridwan Kamil di Jawa Barat, terutama di kawasan Kota Bandung yang merupakan Ibu Kota Provinsi[39][40]. Meskipun masalah wilayah transportasi publik terkait perbaikan transportasi publik di Jawa Barat lebih tepatnya diarahkan ke wali kota atau bupati, namun RK melakukan progres pada pembentukan payung hukum untuk Badan Pengelola Cekungan Bandung (Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang) untuk selanjutnya bisa membedah anggaran[41][42]. Di kepemimpinan RK, salah satu bentuk realisasi dari kebijakan pembenahan transportasi publik adalah dengan meluncurkan BRT (Bus Rapid Transit) di Kota Bandung[41]. BRT line yang merupakan kombinasi dari bus listrik, kereta ringan atau Light Rapid Transit serta kereta gantung (cable car) akan dimulai tahun 2023[40].
Selain transportasi di Cekungan Bandung, RK bersama Gubernur DKI Jakarta sepakat membangun MRT di Kota Bekasi, Jawa Barat, yang ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Gubernur Jawa Barat dengan Gubernur DKI Heru Budi Hartono dan Plt. Wali Kota Bekasi di Gedung Sate, Kota Bandung pada 17 Februari 2023[43][44][45].
Polemik hibah Rp 1 triliun lebih kepada Nahdlatul Ulama
Dalam pidatonya pada acara Musyawarah Kerja wilayah PWNU Jabar tahun 2022, Ridwan mengaku telah menggelontorkan hibah lebih dari Rp 1 triliun kepada NU[46]. Namun hal itu menuai polemik, di mana Ihsanudin, dari PWNU Jabar merasa pihak mereka hanya menerima hibah sebesar 2,4 miliar per tahun, dan menduga Ridwan hanya melakukan pencitraan, dan hal ini dapat menjadi temuan KPK apabila uang itu masuk ke kantong oknum NU sebagai bentuk gratifikasi[47]. Ridwan pun mendatangi kantor NU untuk menjelaskan dan memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai hal tersebut, dan mengatakan Pemprov Jabar telah menggelontorkan dana Rp 1 triliun lebih tersebut adalah bentuk hibah selama menjabat gubernur 4 tahun ke belakangan untuk kebutuhan pesantren-pesantren NU sebagai bentuk cintanya kepada kaum nahdliyin[48][49].
Rencana pemekaran wilayah
Dengan jumlah penduduk terbanyak dibanding provinsi lain di Indonesia, 46,092,205 penduduk,[50] Ridwan kamil menyampaikan bahwa Jawa Barat mengalami ketimpangan wilayah kota/kabupaten yaitu hanya ada 27, dibandingkan misalnya dengan Jawa Tengah dengan populasi 36,896,752 penduduk memiliki 35 Kota/Kabupaten.[50][51] Semenjak resmi bertugas, Ridwan mengusulkan pemekaran wilayah Jawa Barat agar kucuran uang dari pemerintah pusat menjadi lebih proporsional dengan jumlah penduduknya. Beliau memberikan implikasi paling mudah yang ditemui dilapangan adalah lamanya proses pengurusan KTP, pelayanan administratif, dan infrastruktur di kota/kabupaten yang terlalu luas.[52]
Total sampai 2023, tercatat sudah ada 8 DOB (Daerah Otonomi Baru) yang diusulkannya pada rapat paripurna dan sedang diusulkan ke Pemerintah Pusat, yakni: Kabupaten Bogor Barat, Kabupaten Sukabumi Utara, Kabupaten Garut Selatan, Kabupaten Bogor Timur, Kabupaten Indramayu Barat, Kabupaten Cianjur Selatan, Kabupaten Tasikmalaya Selatan, dan Kabupaten Garut Utara. Rencana Ridwan ini masih terhambat oleh moratorium yang dilakukan pemerintah pusat.[53]
Penanganan COVID-19
Dalam rangka penanganan COVID-19, Ridwan mengalihkan Rp 140 miliar dari anggaran pembangunan demi menanggulangi pandemi ini di provinsinya.[54] Bersama 1.620 warga, Ridwan mengikuti uji coba tahap ke-3 vaksin Sinovac buatan China untuk meyakinkan masyarakat akan vaksin tersebut.[55][56] Selain itu, Ridwan juga meminta nasihat kepada ustadz Adi Hidayat, yang mengklaim telah menemukan suplemen untuk menyembuhkan penyakit tersebut 100%. Adi mengaku Ridwan adalah satu-satunya pemimpin di Indonesia yang datang untuk bersinergi dengan institut bentukannya untuk menyiapkan kader-kader ulama.[57]
Masjid Al-Jabbar dan Masjid "Jami" Depok
Ridwan terkenal gemar membangun masjid.[23] salah satu karyanya adalah Masjid Raya Al-Jabbar,[58] dengan biaya pengerjaannya mencapai kurang lebih Rp 1 triliun,[59][60] yang dananya berasal dari APBD Jawa Barat.[61] Pembangunan masjid tersebut mendapatkan banjir kritikan dari masyarakat yang menilai bahwa masjid di provinsi tersebut sudah begitu banyak dan dana yang begitu besar tersebut akan jauh lebih baik bila digunakan untuk transportasi massal, memperbaiki infrastruktur dan gedung-gedung sekolah yang masih banyak yang rusak di provinsi tersebut.[62][62] Tercatat per tahun 2021, Jawa Barat sudah memiliki kurang lebih 49.435 masjid.[63]
Pada 2022, Ridwan mendapatkan aspirasi untuk mengakomodasi warga Depok yang diklaim kesulitan mencari masjid sepulang kerja[64][65], yang kemudian mengarahkan Walikota Depok, Mohammad Idris, untuk menyediakan lahan untuk membangun masjid jami di Kota Depok, lahan itu kemudian menjadi polemik ketika Walikota Depok berencana menggusur sebuah sekolah dasar yang masih beroperasi untuk lahan masjid[66]. Penggusuran itu akhirnya ditunda sampai seluruh siswa SD tersebut mau direlokasi ke SD lain[67]. Pada Februari 2023, Ombudsman RI perwakilan Jakarta Raya menengahi masalah ini dengan melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah ini yang menurut Tim advokat orangtua murid menduga Wali Kota Depok melakukan malaadministrasi dalam rencana penggusuran SDN Pondok Cina 1 karena menggunakan kata "Masjid Raya" yang seharusnya kewenangan Pemerintah Provinsi, dan seharusnya "Masjid Jami" karena merupakan kewenangan Pemerintah Kota[68][69].
Dilaporkan bahwa sejak 14 November 2022, guru-guru di SD tersebut tidak lagi datang mengajar meskipun para siswa tetap hadir, mengakibatkan kegiatan mengajar digantikan oleh para relawan.[70][71] Protes ramai datang dari para wali murid dan beberapa kalangan yang menghadang proses relokasi yang dilakukan Satpol PP.[72][73] Penggusuran itu akhirnya ditunda sampai seluruh siswa SD tersebut mau direlokasi ke SD lain.[67] Semenjak 9 Januari 2023, aktivitas belajar dan mengajar dikabarkan telah kembali normal.[74]
Pengentasan Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal
Pada 2022, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengucapkan selamat untuk Provinsi Jabar yang berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal, sehingga saat ini di Jabar hanya terdapat desa yang berstatus berkembang, maju, dan mandiri. Kondisi strata desa di Jabar pada 2022 adalah 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri, tanpa desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. Ridwan dianugerahi Penghargaan karena dinilai sukses entaskan desa tertinggal[75][76].
Ridwan Kamil mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jakarta untuk Pilkada 2024. Pencalonannya ini didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sejumlah partai politik lainnya, termasuk PKS dan NasDem. Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil, akan diumumkan secara resmi sebagai calon gubernur dalam waktu dekat bersama dengan calon wakil gubernur yang masih dalam proses pemilihan oleh koalisi.[77]
Pencalonan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024 dipandang sebagai langkah strategis, terutama karena popularitasnya yang tinggi sebagai mantan wali kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat. Sebelumnya, ia telah sukses dalam dua kali pemilihan wali kota Bandung dan sekali sebagai gubernur Jawa Barat. Dalam kampanyenya, Ridwan Kamil menekankan pentingnya kompetisi yang sehat dalam demokrasi, mengkritik kemungkinan Pilkada Jakarta berlangsung dengan calon tunggal atau "kotak kosong".[78]
Kang Emil diusung oleh Golkar, yang juga merupakan partai tempatnya bernaung sejak 2021, dan mendapat dukungan luas dari berbagai partai di luar KIM. Namun, ia masih menunggu pengumuman resmi mengenai siapa yang akan menjadi pendampingnya sebagai calon wakil gubernur.[79]
Ridwan tampil sebagai kameo dalam beberapa film Indonesia, khususnya yang syuting di Jawa Barat, ketika dia menjabat sebagai menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat.