Ribavirin
Ribavirin, juga disebut tribavirin, adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengobati infeksi RSV, hepatitis C, dan demam hemoragik.[1] Untuk mengobati hepatitis C, obat ini digunakan bersamaan dengan obat-obatan lainnya, seperti simeprevir, sofosbuvir, peginterferon alfa-2b, atau peginterferon alfa-2a.[1] Sementara itu, demam hemoragik yang dapat ditangani dengan obat ini adalah demam Lassa, demam hemoragik Krimea-Kongo, dan infeksi Hantavirus, tetapi obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati ebola atau penyakit virus Marburg. Ribavirin dikonsumsi lewat mulut atau dihirup.[1] Efek samping yang dapat muncul adalah rasa lelah, sakit kepala, mual, demam, sakit otot, dan suasana hati yang buruk.[1] Efek samping serius yang dapat terjadi adalah anemia hemolitik, masalah hati, dan reaksi alergi.[1] Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada ibu hamil karena dapat membahayakan bayi.[1] Pengaturan kelahiran secara efektif disarankan untuk laki-laki dan perempuan selama tujuh bulan setelah penggunaan obat ini.[3] Ribavirin dipatenkan pada tahun 1971 dan penggunaannya secara medis disetujui pada tahun 1986.[4] Obat ini termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[5] Obat ini tersedia sebagai obat generik.[1] Namun, di Amerika Serikat, harga obat ini dapat melebihi $200.[6] Catatan kaki
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Ribavirin. |