Pouw Kioe An
Pouw Kioe An (Hanzi: 包求安, 1906–1981, dikenal dengan nama Indonesia Sastradjaja) merupakan jurnalis, penulis novel, editor surat kabar, dan penerjemah peranakan Tiongkok dari Hindia Belanda yang aktif pada 1920an sampai dengan 1950an. Ia bekerja sebagian besar pada surat kabar Tionghoa-Indonesia di Jawa, selama masa tersebut, ia juga mempublikasikan novel dan melakukan penerjemahan. BiografiPouw Kioe An lahir di Cianjur, Jawa Barat, Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada 3 Januari 1906.[1][2][3] Ia mengenyam pendidikan di sekolah berbahasa Belanda Europeesche Lagere School di Cianjur.[3] Ia memeluk agama Kristen saat anak-anak.[3] Setelah lulus dari sekolah, ia bekerja di penggilingan padi miliki keluarganya sampai ia tertarik untuk menjadi jurnalis.[3] Pada 1932, ia mulai menulis untuk Perniagaan, surat kabar Tiongkok berbahasa Melayu di Batavia, dan juga surat kabar Lay Po dari Bandung, keduanya dimiliki oleh Tio le Soei.[1][2] Pada 1925 ia pindah ke Semarang, Jawa Tengah untuk bekerja di Warna Warta, sebuah koran Tiongkok berbahasa Melayu dan juga majalah sastra Kemadjoean (progress).[3] Walaupun begitu, ia tidak bertahan lama di Semarang dan pindah ke Surabaya, Jawa Timur untuk bekerja di Seoara Poebliek (public voice).[2][3] Pada Desember 1926, ia menjadi pemimpin redaksi Pewarta Soerabaja.[3][4] Pada waktu yang sama, ia mulai menulis dan menerbitkan tulisan fiksi, novel pertamanya berjudul Machloek jang lemah (a weak creature) dipublikasikan di Kemadjoean pada 1929.[3][5]Novelnya bercerita mengenai pemuda Tiongkok yang terbelah cintanya diantara gadis Belanda dan gadis Tiongkok.[3] Pada awal 1930am, ia mulai mempublikasikan serial terjemahan dari karya fiksi barat, termasuk karya Victor Hugo dan Alexandre Dumas.[3] Pada 1932, ia meninggalkan Pewarta Soerabaja dan bergabung dengan Moestika Romans milik Kwee Tek Hoay.[3] Pada 1933, ia menjadi pemimpin redaksi dari Sin Tit Po, koran harian di Surabaya tetapi hanya bertahan selama tiga tahun.[3][6] Pada 1934 ia pindah ke Tasikmalaya di Jawa Barat dimana ia mendirikan mingguan Pantja Warna.[3] Ia juga menulis skenario pentas pada masa ini, berjudul Boeat saja atawa orang banjak (for me or the crowd) yang dipublikasikan di Djawa Tengah Review.[3] Pantja Warna tutup setelah setahun dan ia mendirikan majalah dwi mingguan Terang (clear) di Semarang.[3][7] Majalah tersebut kemudian bergabung dengan majalah lain dan diluncurkan ulang sebagai Motorblad-Terang.[3][1] Selama tahun 1930an ia terus menulis novel, sering kali dalam bentuk dongeng moral atau kisah kriminal yang didramatisasi, banyak tulisannya yang dipublikasikan di majalah sastra Tjerita Roman.[3][2]. Beberapa cerita, termasuk salah satu tulisan mengenai kisah soal moralitas berjudul O, Perempuan! dipentaskan di Surabaya dan Semarang. [8] Pada 1936, ia menjadi pemimpin redaksi Soeara Semarang (voice of Semarang), dan juga editor dari surat kabar Swara Kita (our voice) di Djawa Tengah (central java, surat kabar berbahasa Tiongkok terbesar di Semarang) dan penulis untuk Mata Hari (sun).[3][9] Masa baktinya di Djawa Tengah pendek yaitu tiga bulan.[2] Pada akhir 1930 ia pindah ke Malang, Jawa Timur, dimana ia menulis untuk Majalah Liberty dan Majalah Star.[3] Selama masa pendudukan Jepang di Hindia-Belanda, ia dan beberapa intelektual Indonesia keturunan Tiongkok di Malang ditangkap dan dipenjara oleh Jepang.[10][11] Setelah kekalahan Jepang, pada 1946, ia mendirikan majalah mingguan Bok Tok yang berusia pendek.[3][1] Ia juga mempublikasikan pengalaman ditahannya dengan judul 198 Hari Dalem Koengkoengan Kenpeitai (198 Hari dalam Tahanan Kempeitai).[12] Pada masa yang sama beberapa drama karyanya dipentaskan lagi sebagai drama radio pada stasiun Radio Republik Indonesia yang baru saja didirikan dari Malang.[13][14] Pada 1950 ia meluncurkan majalah Amica dan juga menjadi dewan editorial dari majalah Sedar asal Jakarta.[2][3]. Ia menjadi pemimpin redaksi harian Malang Post pada 1950an s.d 1960an, sebuah koran yang berdiri sejak 1947.[2][15] Ia menghabiskan masa tuanya di Malang dimana ia terus menulis untuk Liberty, terutama untuk topik keagamaan dan astrologi.[3] Ia wafat pada 25 Maret 1981. References
|