Penguasa hiperPenguasa hiper (bahasa Inggris: Hyperpower) adalah negara yang mendominasi semua negara di semua bidang (militer, budaya, ekonomi)[1] dan dianggap satu tingkat di atas penguasa super (adidaya/superpower). Istilah ini biasanya mengacu kepada Amerika Serikat karena negara ini merupakan satu-satunya penguasa super di dunia saat ini. Namun, status satu tingkat di atasnya tersebut masih diperdebatkan.[2] SejarahWartawan Britania Raya Peregrine Worsthorne menciptakan kata ini dalam sebuah artikel tertanggal 3 Maret 1991 di Sunday Telegraph.[3] Usai Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet, sejumlah pengamat politik merasa perlu menciptakan istilah baru untuk menyebut posisi Amerika Serikat (Pax Americana) sebagai penguasa super tunggal.[4][5][6] Menteri Luar Negeri Prancis Hubert Védrine memopulerkan istilah ini pada tahun 1998 karena bagi Prancis, Amerika Serikat tampak sebagai penguasa hiper, tetapi benar tidaknya status tersebut masih dipertanyakan.[2] Istilah ini juga dipakai secara retroaktif untuk menyebut negara-negara dominan pada masa lampau. Dalam buku Day of Empire: How Hyperpowers Rise to Global Dominance—and Why They Fall, Amy Chua menyebut Kekaisaran Akhemeniyah, Dinasti Tang, Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Mongol, Imperium Belanda, dan Imperium Britania sebagai contoh hegemon masa lampau yang berhasil; Monarki Spanyol, Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, dan Reich Ketiga adalah contoh hegemon lampau yang gagal; dan ia mendalami lebih lanjut pandangan bahwa Amerika Serikat adalah penguasa hiper modern. Dalam konteks sejarah, penguasa hiper sering dipahami sebagai negara yang lingkungan politiknya sangat memengaruhi negara-negara lain di sekitarnya; Roma tidak memengaruhi Persia, India Kuno, atau Tiongkok, tetapi mendominasi seluruh kawasan Laut Tengah secara militer, budaya, dan ekonomi.[7] Referensi
|