Oscar PistoriusOscar Leonard Carl Pistorius ( /pɪsˈtɔːriəs/ ; Afrikaans: [pisˈtɔrjus] ; lahir 22 November 1986) adalah mantan pelari cepat profesional Afrika Selatan yang diberhentikan karena melakukapembunuhan.[1] Ia mengalami kelainan bawaan lahir dengan bagian luar kedua kaki dan kedua fibula. Pada umur 11 bulan, kedua kakinya diamputasi. Pistorius berlari di dua cabang lari cepat non-cacat dan dalam acara lari cepat untuk difabel yang mengalami amputasi di bawah lutut. Dia adalah atlet kesepuluh yang berkompetisi di dua jenis kejuaraan, paralimpiade dan olimpiade. Setelah menjuarai paralimpiade, Pistorius mengusahakan dirinya agar dapat mengikuti olimpiade. Permintaannya ditolak oleh Asosiasi Internasional Federasi Atletik karena penggunaan kaki palsu dianggap memberikan keuntungan bagi dirinya dibandingkan atlet lain. Pistorius mengajukan penolakan ini ke pengadilan. Hasilnya, ia diizinkan untuk ikut serta dala Kejuaraan Dunia Atletik 2011. Ia menjadi orang yang diamputasi pertama yang memperoleh medali lintasan dunia non-cacat. Pada Olimpiade Musim Panas 2012, Pistorius menjadi peserta pertama dengan amputasi kaki ganda. Pistorius melakukan pembunuhan dengan penembakan pada 14 Februari 2013. Korbannya adalah pacarnya sendiri yang bernama Reeva Steenkamp. Ia merupakan seorang paralegal yang bekerja sebagai model. Pembunuhan terjadi di rumah Pistorius di Pretoria. Alibi pembunuhan yang dinyatakan oleh Pistorius bahwa pembunuhan ini tidak disengaja dan terjadi akibat kesalahpahaman. Dia mengira Steenkamp adalah penyusup yang bersembunyi di kamar mandi. Pistorius ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan. Hasil sidang diputuskan setahun setelah dakwaan. Pistorius dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan yang disengaja, tetapi dinyatakan bersalah atas pembunuhan yang tidak disengaja.[2][3][4] Hukuman yang diterimanya ialah hukuman penjara selama lima tahun untuk pembunuhan yang tidak disengaja. Selain itu, ia menerima hukuman percobaan selama tiga tahun yang dimasukkan dalam hukuman pembunuhan karena tindakan sembrono yang dilakukannya.[5][6] Pada tahun 2015, Pistorius dibebaskan sementara dalam tahanan rumah. Kasus pembunuhannya diajukan ke panel di Mahkamah Agung Banding Afrika Selatan. Hasil sidangnya memutuskan pembatalan vonis pembunuhan yang tidak disengaja dan menghukumnya karena pembunuhan disengaja.[7][1] Thokozile Masipa yang menjadi hakim dalam persidangan ini memutuskan memperpanjang hukuman Pistorius menjadi enam tahun pada Juli 2015.[8] Pada pengajuan banding oleh negara, Mahkamah Agung Tingkat Banding meningkatkan hukuman penjara menjadi 13 tahun dan lima bulan untuk memberikan hukuman penjara yang lebih lama.[9] Pada November 2017, lama hukuman penjara Pistorius menjadi 15 tahun. Pembebasan bersyarat akan diberikan kepada Pistorius setelah selesai menjalani hukuman penjara pada tahun 2023. Masa mudaNama lengkap dari Oscar Pistorius adalah Oscar Leonard Carl Pistorius. Ia lahir di Sandton, Johannesburg pada tanggal 22 November 1986 dari pasangan suami-istri bernama Henke dan Sheila Pistorius. Tempat lahirnya saat itu merupakan bagian dari Provinsi Transvaal dan sekarang menjadi wilayah Provinsi Gauteng, Afrika Selatan.[10] Pistorius dibesarkan di keluarga yang menganut kekristenan.[11] Ia memiliki kakak laki-laki bernama Carl, dan adik perempuan bernama Aimée.[12][13] Hingga berusia 15 tahun, Pistorius berada dalam asuhan ibunya yang kemudian meninggal pada usia 43 tahun.[14][15] Pistorius merupakan peranakan Afrikaner. Kakeknya dari pihak ibu merupakan keturunan Italia yang menjadi emigran ke koloni Kenya.[16] Pistorius dapat berbahasa Afrikaans dan berbahasa Inggris.[17][18][19] Pistorius lahir dengan cacat bawaan bernama hemimelia fibula. Bagian tubuhnya kehilangan fibula di kedua kakinya. Kedua kakinya diamputasi ketika dia berusia sebelas bulan. Amputasi dilakukan pada bagian tengah antara pergelangan kakinya dan lutut[20] Pistorius mulai mengikuti sekolah dasar di Sekolah Dasar Constantia Kloof.[21] Setelahnya ia melanjutkan pendidikan diSekolah Menengah Anak Laki-Laki Pretoria.[10][22] Di tahun ketiga sekolah menengah, ia bermain uni rugbi di tim XV.[23] Pada usia 11 hingga 13 tahun, ia mengikuti kejuaraan polo air dan tenis di tingkat provinsi.[23] Selain itu, Pistorius juga menjadi anggota dalam sebuah klub yang mengikuti olimpiade gulat.[23][24][25] Pistorius berlatih gulat di gym milik Jannie Brooks di Pretoria. Brooks sebagai pelatihnya memerlukan waktu enam bulan untuk mengetahui bahwa Pistorius mengalami kecacatan pada bagian kakinya karena ia mampu mengikuti latihan tinju, lompat dan push-up.[26] Pada bulan Juni 2003, Pistorius mengalami cedera lutut akibat bermain rugby. Pada Januari 2004, ia mulai fokus menjadi pelari sambil menjalani rehabilitasi di Pusat Kinerja Tinggi, Universitas Pretoria [27]. Ia dilatih oleh seorang pelatih bernama Ampie Louw.[23] Pistorius memakai prostesis untuk berlari pertama kalinya. Prostesis ini dirancang oleh Francois van der Watt di Afrika Selatan. Van der Watt tidak menemukan prostesis yang sesuai untuk Pistorius di Pretoria, sehingga ia mencari seorang insinyur lokal untuk membuatkannya. Prostesis lokal ini cepat rusak, sehingga Van der Watt merujuk Pistorius menggunakan prostesis buatan Amerika Serikat. Ia menggunakan prostesi yang sama dengan pelari paralimpiade, Brian Frasure. Perancangnya adalah sebuah perusahaan Islandia bernama Össur.[28][29] Pistorius mulai belajar untuk memperoleh gelar Sarjana Perdagangan.[12] Pada tahun 2006, ia memfokuskan diri terhadap manajemen bisnis dengan ilmu olahraga di Universitas Pretoria.[23][24][30] Dalam wawancara dengan pengelola web di universitanya pada Juni 2008. Pistorius mengadakan candaan dengan mengatakan bahwa kelulusannya akan tertunda hingga usia 30 tahun akibat banyaknya pelatihan yang mengurangi waktunya untuk mengikuti mata kuliah.[12] Dalam wawancara ini, ia juga menyebutkan moto olahraganya, yaitu "Anda tidak cacat karena kecacatan yang Anda miliki, Anda mampu karena kemampuan yang Anda miliki." [23] Karier olahragaPistorius mengikuti perlombaan dengan kategori T44 (amputasi lutut tunggal) meskipun ia diklasifikasikan dalam T43 (amputasi lutut ganda).[31] Julukan yang diperolehnya adalah "Pelari Pedang" dan "orang tercepat tanpa kaki".[25][32][33] Dalam Paralimpiade Musim Panas 2004 di Athena, Pistorius menjadi peserta dan menempati urutan ketiga secara keseluruhan dalam kategori T44.[25] Ia mengikuti lomba lari 100 meter.[34] Pada babak penyisihan untuk lari 200 meter, ia terjatuh tetapi tetap lolos ke babak final.[35] Pistorius memecahkan reokor dunia lari tercapat untuk kategori amputasi lutut bawah tunggal. Ia mencapai garis akhir dalam waktu 21,97 detik dan mengalahkan sepasang pelari Amerika, Marlon Shirley dan Brian Frasure.[34] Pada tahun 2005, Pistorius hanya menempati posisi keenam di Kejuaraan Afrika Selatan non-cacat dengan kategori lari lebih 400 meter. Pada perlombaan ini, ia mencatat rekor dunia dengan lama mencapai garis akhir hanya 47,34 detik.[25] Pistorius juga mengukit Piala Dunia Paralimpiade di tahun yang sama. Ia memenangkan medali emas dalam kategori lari 100 meter dan lari 200 meter serta mencatat rekor dunia dalam lari 200 meter yang sebelumnya ia peroleh.[36][37] Pada Kejuaraan Dunia Atletik IPC 2006, Pistorius memenangkan medali emas di nomor 100, 200 dan 400 meter. Ia juga kembali memecahkan rekor dunia lebih dari 200 meter.[38] Pada 17 Maret 2007, ia membuat rekor dunia olahraga disabilitas untuk nomor 400 meter. Ia mencapai garis akhir hanya dengan waktu 46,56 detik. Rekor ini dicapai di Kejuaraan Atletik Senior Afrika Selatan yang diselenggarakan di Durban.[39] Pistorius juga mencetak rekor dunia pada April 2007 di Kejuaraan Nedbank untuk Penyandang Cacat Fisik yang diadakan di Johannesburg. Ia mencatatkan rekor di nomor 100 dan 200 meter. Waktu yang diperlukannya hanya 10,91 di nomor 100 meter dan 21,58 detik di nomor 200 meter.[40][41] Pistorius diundang oleh Asosiasi Internasional Federasi Atletik menjadi peserta dalam kejuaraan non-cacat internasional. Pada Juli 2005, aa diikutsertakan dalam kategori lomba 400 meter di Grand Prix IAAF di Helsinki, Finlandia. Pistorius menolak undangan ini karena kewajiban untuk menyelesaikan sekolah.[42] Ia baru ikut serta pada 13 Juli 2007 dengan berlari dalam lomba 400 meter di Golden Gala Roma. Dalam perlombaan ini, ia meraih posisi kedua di run B dengan waktu 46,90 detik. Ia kalah dari Stefano Braciola yang berlari 46,72 detik.[43] Perlombaan ini hanya dijadikan sebagai pemanasan untuk penampilannya di 400 meter di Norwich Union British Grand Prix. Ia kemudian mengikuti perlombaan berikutnya pada 15 Juli 2007 di Stadion Don Valley di Sheffield. Pistorius menempati posisi ketujuh dalam lapangan delapan jalur dalam kondisi basah dengan waktu 47,65 detik. Posisi ini diraihnya ketika pesaingnya yaitu Jeremy Wariner tersandung pada awal lomba dan berhenti berlari. Hasil yang diperoleh oleh Pistorius didiskualifikasi karena ia berlari di luar jalurnya. Pemenang perlombaan ini adalah pelari Amerika Serikat yang bernama Angelo Taylor. Ia menyelesaikan lari dengan waktu 45,25 detik.[44][45] Pistorius memiliki ambisi untuk bersaing di acara non-disabilitas lainnya. Ia mengkhususkan dirinya untuk bersaing di Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, Tiongkok.[46]. Ambisi ini berhenti setelah ia tidak dipilih oleh Komite Olimpiade Afrika Selatan. Sengketa atas prostesisKaki palsu yang digunakan oleh Pistorius telah menjadi subjek kritik karena klaim bahwa itu memberikannya keunggulan dibandingkan pelari dengan pergelangan kaki dan kaki asli. Alasannya adalah ia berlari dengan prostesis berbahan plastik diperkuat-grafit. Prostesis ini berbentuk J dan dikembangkan oleh insinyur biomedis bernama Van Phillips dan diproduksi oleh Össur.[25] Asosiasi Internasional Federasi Atletik bertindak dengan melakukan amandemen terhadap peraturan kompetisi pada tanggal 26 Maret 2007.. Dalam perubahan aturan, dimasukkan larangan penggunaan perangkat teknis yang menggabungkan pegas, roda atau elemen lain yang dapat memberikan keuntungan kepada pengguna dibandingkan atlet lain tanpa peralatan khusus[47] Asosiasi Internasional Federasi Atletik menyatakan bahwa amandemen itu tidak khusus menanggapi kritik terhadap Pistorius. Pada 13 Juli 2007, Asosiasi Internasional Federasi Atletik memantau penampilan lintasannya menggunakan kamera definisi tinggi untuk merekam balapannya melawan pelari klub Italia di Roma. Hal yang sama dilakukan pada 15 Juli 2007 dalam lari 400 meternya di Sheffield. Tujuannya untuk memutuskan apakah ia berlari dengan keuntungan yang tidak adil.[48][49] Pada kedua perlombaan ini ia memulai lari diitempat terakhir.[50] Catatan kaki
|