Nik Abdul Aziz Nik Mat
Tuan Guru Tan Sri Dato' Bentara Setia Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mohammad Ali (10 Januari 1931 – 12 Februari 2015, selanjutnya disebut sebagai Nik Aziz) adalah seorang tokoh agama dan tokoh politik oposisi di Malaysia. Ia menjabat sebagai kepala menteri negara bagian Kelantan sejak tahun 1990 hingga 2013. (Jabatan ini dapat dibandingkan dengan gubernur provinsi di Indonesia) Selain itu, ia juga merupakan penasihat spiritual Partai Islam Se-Malaysia (PAS) yang merupakan anggota dari koalisi oposisi Barisan Alternatif) di Malaysia. Pada tahun 2008, Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) telah menganugerahkannya sebagai kepala menteri yang memiliki catatan paling bersih di Malaysia. Penghargaan itu diberikan untuk menghargai usahanya dalam melawan korupsi ketika ia masih memerintah Kelantan selama hampir 18 tahun.[1] Pada tahun 2009, ia ditempatkan di antara 50 tokoh Islam berpengaruh di dunia dan terdaftar di dalam buku berjudul "The 500 Most Influential Muslims".[2] Latar belakangKehidupan pribadiDilahirkan di desa Pulau Malaka, Kota Bharu, Kelantan, ia merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Perkawinannya dengan Tuan Sabariah Binti Tuan Ishak dikaruniai 10 orang anak, yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Nik Aziz selalu dikenal sebagai seorang kepala menteri (di Indonesia, jabatannya setingkat Gubernur Provinsi) yang paling shalih. Pada hampir setiap waktu, ia selalu terlihat dalam keadaan berjubah dan bersorban. Ia mengaku menjalankan shalat dalam keadaan gelap ketika berada di dalam kantornya karena tidak ingin menggunakan uang pemerintah untuk kepentingan dirinya.[3] Ia juga hanya menghuni sebuah rumah kampung biasa seperti yang dimiliki oleh rakyat kebanyakan. Rumahnya sama sekali tidak berpagar dan tidak memiliki satuan pengamanan untuk menjaganya. Sebelum menjadi kepala menteri, ia merupakan seorang penasihat agama yang aktif. Ia pernah mengajar di Sekolah Menengah Agama Tarbiyyah Mardiah, SMA Darul Anwar dan SMA Maahad Muhammadi yang seluruhnya terletak di Kelantan. Maka, tidak heran apabila ia lebih ramah dengan julukan "Tuan Guru" di kalangan masyarakat Malaysia. Bahkan, hingga akhir hayatnya, ia masih aktif menyebarkan ilmu-ilmu Islam kepada masyarakat. Pada hampir setiap pagi, ia akan menjadi imam shalat subuh dan kemudian memberikan kuliah singkat di sebuah masjid yang terletak hanya beberapa langkah dari rumahnya. Riwayat PendidikanNik Aziz mendapat pendidikan awal dari ayahnya sendiri, Tuan Guru Haji Nik Mohammad Ali Raja Banjar, di kediamannya, desa Pulau Malaka. Ia memiliki persetujuan dalam bidang Sarjana Hukum Islam dari Universitas al-Azhar di Mesir.[4] Ketika belajar, ia pernah menjadi salah seorang saksi dalam Perang Arab-Israel. Ia juga pernah menimba ilmu di Sekolah Nasional Kedai Lalat, Kelantan, selama 3 bulan (1936); Sekolah Pondok Tok Kenali Kubang Kerian, Kelantan; Sekolah Pondok Tok Guru Haji Abbas, Besut, Terengganu; Universitas Deoband, India (1952); Universitas Lahore, Pakistan (1957); dan Universitas al-Azhar, Mesir. Di Mesir, ia mendapatkan gelar Sarjana Muda Pengkajian Bahasa Arab dan Sarjana Hukum Islam. Namun, menurut mantan teman dekatnya, Mohammad Nor Idris, salah satu mantan pengurus PAS Pusat dan Kelantan, yang saat ini bergabung dengan UMNO, Nik Aziz dianggap suka menterjemahkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Rasulullah S.A.W. tanpa perawi dan seenaknya sendiri, sehingga bahasa Arab Nik Aziz sempat dipertanyakan termasuk mengartikan 99 Asma'ul Husna.[5] Ia mampu berkomunikasi dalam bahasa Arab, Urdu, Inggris dan Tamil.[4] Karier politikTuan Guru mulai menjadi anggota PAS pada tahun 1967, saat ini ia menjadi ketua umum partai tersebut. Sejak tahun 1990, ia telah memegang tampuk kepemimpinan sebagai kepala menteri Kelantan. Ia juga adalah seorang ADUN untuk wilayah N.06 Chempaka, Kelantan. Pada pemilu ke-11/2004, Nik Aziz memenangkan kursi tersebut setelah mengalahkan Ruhani Mamat (BN) dengan jumlah 3.694 suara.[6] Pada pemilu ke-12/2008, ia berhadapan dengan Datuk Dr Nik Mohd Zain Omar yang mewakili Barisan Nasional (BN) di daerah yang sama. Menurut peraturan, Nik Aziz sudah bisa menang secara aklamasi pada hari pencalonan ketika lawannya tersebut lupa untuk memberikan tanda tangannya pada formulir pencalonan. Namun ia tidak ingin menang dengan cara tersebut, lalu meminta calon BN tersebut untuk menandatangani kembali formulir pencalonan tersebut.[7] Hasil pemilu tersebut menyatakan kemenangan Nik Aziz dalam jumlah lebih besar, yaitu 4.249 suara.[8] Ia bersedia untuk mengundurkan diri sebagai kepala menteri setelah pemilu 2013[9] Penggantinya akan dipilih melalui proses pemungutan suara yang sulit. Namun jika dinilai yang dibuat kelak mengawasinya terus dipilih, ia siap melanjutkan tanggung jawab itu bahkan sudah terlibat dalam politik PAS sejak 42 tahun yang lalu.[10] Ia pernah dituduh mengamalkan kronisme dengan menunjuk menantunya, Ariffahmi, sebagai direktur utama PMBK, tetapi ia menyatakan janji itu berdasarkan kualifikasi pendidikan tinggi dan pengalaman luas dalam bidang rekayasa. Ariffahmi akhirnya mengundurkan diri.[11][12][13] Kutipan
Timbullah masalah murtad. Katanya, kasus murtad ini disebabkan oleh pendeta-pendeta atau pastur-pastur Nasrani. Tidak! Kasus murtad ini disebabkan karena orang-orang Melayu meremehkan Islam. Apabila UMNO menolak Islam, berarti mereka meremehkan Islam. Mereka menolak Islam seperti benda yang sudah kedaluwarsa. Seperti obat yang sudah kedaluwarsa, lalu dibuang. Tidak membeda-bedakan siapapun, bahkan Tuan Guru sekalipun. Kalau ingin murtad, silahkan murtad. Jangankan hanya UMNO, Tuan Guru yang bersorban dan berjanggut sekalipun yang menolak Islam berarti telah murtad. Walaupun tidak ada mufti yang memberitahukan atau tidak ada hadis, tetapi kalau menolak Islam dengan sengaja berarti murtad. Seperti halnya kita membasmi serangga. Seperti nyamuk atau lalat yang kita basmi dengan racun. Ini akan menyebabkan kesalahan akidah, karena apabila UMNO menolak Islam, kita tidak akan mendapatkan kemuliaan.
Tidak salah. Di dalam Al-Qur'an sendiri menceritakan tentang doa Nabi Nuh. "Ya Allah, aku berdoa pada siang hari dan malam hari, secara tersembunyi dan terang-terangan, tetapi orang-orang membenciku dan menolakku. Mereka pergi bersama orang lain yang mempunyai harta dan pengikut yang banyak". Akhirnya, Nabi Nuh berdoa : "Ya Allah, musnahkanlah orang itu. Apabila engkau tidak memusnahkan orang itu, maka orang itu akan memiliki anak yang melawanku, kemudian akan memiliki cucu yang melawanku, maka jangan sisakan satu pun".
KesehatanIa mengalami masalah pada jantungnya, darah tinggi, dan maag. Pada akhir tahun 2004, ia dibawa ke rumah sakit setelah mengalami serangan jantung.[19] Pada tahun 2007, ia dirawat di Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia (HUSM) karena mengalami keletihan. Ia sendiri mengakui bahwa kesehatannya semakin terganggu sejak akhir-akhir ini. Namun, penyakit tersebut tidak menghalanginya untuk terus berbakti kepada masyarakat.
Ia pun wafat pada tanggal 12 Februari 2015 di kediamannya di Desa Pulau Malaka, Kota Bharu.[21] Lihat pula
Referensi
Pranala luar |