Murti BunantaMurti Bunanta adalah seorang aktivis anak, sastrawan, dan dosen yang lahir di Semarang pada tahun 1946. Nama Bunanta yang melekat padanya karena ia menikah dengan T.S. Bunanta. Murti menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia pada tahun 1997.[1] Ia aktif bergerak dalam bidang yang berkaitan dengan anak-anak. Terbukti semua karya ilmiah untuk menyelesaikan jenjang pendidikannya berkaitan dengan anak-anak. Penelitian tentang sastra anak dimulai sejak Strata 1, judul skripsinya adalah Konflik Rumah Tangga dalam Bacaan Anak-anak Belanda yang dibuat pada tahun 1982. Jenjang pendidikan Strata 2 tesisnya berjudul Mark Twains’s Adventures of Huckleberry Finn: A Concideration of Rascism and Audience yang diselesaikan pada tahun 1986. Jenjang Strata 3 disertasinya berjudul Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia pada tahun 1997.[1] Sekarang Murti adalah Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.[2] Kiprah dan PenghargaanMurti Bunanta merupakan pendiri dan Ketua Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA, 1987), Society for the Advancement of Children’s Literature (SACL, 1987), Indonesia Board on Books for Young People (INABBY, 1990). Pernah menjadi Komite Eksekutif IBBY (International Board on Books for Young People (1992-1996), Editorial Advisory Board, International Committee BIB (2010), dan Board of Advisors AFCC. Ia juga pernah menjadi juri INABBY di Indonesia (1993), juri tingkat internasional Asahi Shimbun Reading Promotion Award (1993, 1994, 1995), juri tingkat internasional ilustrasi buku anak di Iran (1999), juri tingkat internasional Biennale Illlustrations Bratislava (1997, 1999, 2001, 2005), Presiden Juri Internasional mendongeng di Iran (2012).[1] Penghargaan yang didapatkan adalah The Janusz Korzcak International Literary Prize (1998) untuk bukunya yang berjudul Si Bungsu Katak, Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya RI (1998), Octogones (2002) untuk bukunya yang berjudul Pohon Beringin, BIB (Biennale Illustrations Bratislava) Honorary Award (2002) atas pengabdian dalam kegiatan untuk meningkatkan mutu ilustrasi berbagai buku anak di Indonesia, Honorable Mentioned BIB (2005) diberikan atas prakarsa dalam menerbitkan buku cerita pembaca pemula (terdapat 16 judul) sebagai cara meningkatkan minat baca anak sejak usia dini, IBBY Honour List-Certivicate of Honour Writing (2008) untuk bukunya yang berjudul Putri Kemang, Outstanding Book for Young People with Dissabilities (2009) bukunya yang berjudul My First Dictionary – Insect, USBBY Outstanding International Books (2014), ALMA (Astrid Lingren Memorial Awardv Sweden (2011, 2012, 2013, 2014, 2016), Ludmita Podjavorinska Plague dari Slovakia (2013), penghargaan dari Wakil Perdana Menteri Slovakia (2013), Anugerah Kebudayaan Pemerintah RI (2014), dan IBBY Honorary Member Selandia Baru (2016).[3] KaryaKarya-karya yang dihasilkan adalah Si Bungsu Katak (1997), Si Molek: Cerita Rakyat dari Riau (1998), Kancil dan Kura-kura (2001), Legenda Pohon Beringin: Cerita Rakyat dari Jawa (2001), Si Kecil: Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan (2001), Putri Bunga Melur: Cerita Rakyat dari Sumatera Utara (2001), Senggutru: Cerita Rakyat dari Jawa (2001, Indonesia Folktales (World Folklore Series, 2003), Putri Kemang (2012), Putri Mandalika (2005), Petruk Jadi Raja (2008), Hua Lo Puu (2010), Bilingual Children Folklore: Ni Terong Kuning (2010), Mengapa Tubuh Udang Bengkok (2010), Masarasenani dan Matahari (2011), Putri Keong (2012), Si Kelingking (2012), The Tiny Boy and the Other Tales from Indonesia (2013), dan Tattadu (2016). Beberapa buku yang tahun terbitnya belum ditemukan di antaranya adalah Prinzessin Kemang: Ein Indonesisches Volksmarchen, Suwidak Loro, Bujang Permai, Tupitu Bidadari dari Kahyangan (ed), Anak Kucing yang Manja, dan Bawang dan Kesuna (ed). Selain itu, karya non fiksinya adalah Dua Puluh Peribahasa untuk Anak-anak (2001). Buku Abjad ABC Binatang, ratusan artikel yang dibawakan dalam pertemuan ilmiah, baik nasional maupun internasional, serta memiliki koleksi sekitar 30.000 judul buku cerita anak-anak dari sekitar 37 negara.[1][3] Referensi
|