Murdjito

Murdjito
Informasi pribadi
Lahir1 Maret 1955 (umur 69)
Pajang, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah
Suami/istriNy. Rini Puji Astuti
Anak
  • Rita Eka Chandrasari
  • Hendria Novitikasari
Orang tua
  • Widji Hardjo Suwito (ayah)
AlmamaterAkademi Militer (1980)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1980–2013
Pangkat Mayor Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. Murdjito (lahir 1 Maret 1955) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat lulusan Akmil tahun 1980. Jabatan militer aktif terakhirnya adalah Pangdam V/Brawijaya dari tahun 2011 sampai 2013.[1] Ia juga sempat menjabat sebagai Staf ahli Panglima TNI Bidang Komsos. Mengawali kariernya sebagai prajurit TNI Angkatan Darat dengan pangkat pertama Letnan Dua (Letda) pada 1 Maret 1980, saat itu menjabat sebagai Danton (Komandan Peleton)-1/A Batalyon Infanteri 743/Pradnya Samapta Yudha.[2]

Latar Belakang

Murdjito lahir di Solo, tepatnya di Kampung Pajang kawasan Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. lahir pada 1 Maret 1955. Ia merupakan anak kedua dari 9 bersaudara. Ia dibesarkan di keluarga militer, ayahnya bernama Hardjo Suwito Sang ayah pensiun dengan pangkat terakhir Kopral. tak hanya ayahnya, tapi juga adiknya. Salah satu adik Murdjito, juga jadi tentara di TNI Angkatan Udara. Namun sang adik yang merupakan seorang Bintara TNI AU gugur dalam tragedi pesawat Hercules saat acara Hari Ulang Tahun TNI di Condet Jakarta Timur pada tahun 1992.

Karier

Murdjito sendiri merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1980. Murdjito ketika mendaftar ke Akademi Militer, bukan lulusan SMA. Tapi ia lulusan STM. Sekolah Teknik Menengah. Ketika masih jadi siswa STM, Murdjito pernah merasakan pahitnya kehidupan. Ia ikut banting tulang mencari nafkah, membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja serabutan. Sampai akhirnya ia mendaftar ke Akmil. Tuhan mengabulkan doanya. Perjuangan kerasnya terbayar lunas. Dia diterima di akademi penghasil para jenderal TNI AD tersebut. Ayahnya yang hanya seorang Kopral, tentunya sangat bangga. Bagaimana tidak bangga, putranya bisa menembus Akmil, akademi pencetak para jenderal. Padahal, dia hanya anak seorang Kopral.

ada kisah menarik dan mengharukan, saat Murdjito pulang kampung. Ketika itu, Murdjito sudah jadi jenderal atau perwira tinggi di TNI. Saat itu, Murdjito pulang kampung untuk sowan pada orang tuanya. Ketika sudah bertemu ayahnya, sang ayah langsung mengambil posisi tegap, lantas menghormat. Bagi Murdjito itu kenangan yang sangat berbekas di ingatannya. Murdjito pun langsung memeluk sang ayah sembari menangis, lalu sungkem.

Penugasan

Riwayat penugasan, Jenderal Bintang Dua ini pernah bertugas pada operasi Kikis di Timor Timur pada tahun 1983, Operasi Seroja Timtim tahun 1992 dan operasi Irian Jaya tahun 1995. Ia juga berhasil mengikuti Sesko TNI pada tahun 2005 dan Lemhannas tahun 2007 tersebut pernah juga bertugas di Singapura pada tahun 1995. Sedangkan tanda jasa yang telah diterima lulusan STM tahun 1975 ini adalah Satya Lencana (SL) kesetiaan VIII, XVI dan XXIV tahun, SL Seroja, SL GOM IX/Raksaka Dharma serta Bintang KEP Nararya.

Riwayat Jabatan

  • Danton 1/A Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha (1980)
  • Perwira Pembantu Utama I/Ren Staf Personel TNI
  • Waaspers Kasad
  • Kasdam I/Bukit Barisan (2010-2011)
  • Pasahli Tk. III Bid. Komsos Panglima TNI (2011)
  • Pangdam V/Brawijaya (2011-2013)

Penghargaan

Baris ke-1 Bintang Yudha Dharma Nararya
Baris ke-2 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun
Baris ke-3 Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun Satyalancana Raksaka Dharma Satyalancana Seroja

Catatan kaki

Jabatan militer
Didahului oleh:
Gatot Nurmantyo
Panglima Kodam V/Brawijaya
2011–2013
Diteruskan oleh:
Ediwan Prabowo
Didahului oleh:
Asman Yusri Yusuf
Kepala Staf Kodam I/Bukit Barisan
2010–2011
Diteruskan oleh:
I Gede Sumertha


Kembali kehalaman sebelumnya