Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.[5]
Kedua ayat ini sama-sama terdiri dari 6 kata di mana hanya kata pertama yang berbeda: אהללה (’ă·hale·lāh; "(aku) akan memuji-muji") pada 146:2, dan אשירה (ā·syî·rāh; "(aku) akan menyanyi" atau "bersyair") di tambah satu huruf ל (dilafalkan le; bermakna "kepada" atau "bagi") di depan kata kedua, yaitu Yahweh, pada 104:33. Kata-kata sisanya tepat sama.
Orang Yahudi Ortodoks membaca lengkap Mazmur 104 tiap hari pada ibadah pagi "Shacharit" dan pada waktu khusus seperti bulan baru Rosh Chodesh.[6]
Dibaca setelah Mincha antara hari raya Sukkot dan Shabbat Hagadol.[7]
Ayat 1-2 dibaca setelah memakai tallit dalam ibadah pagi Shacharit.[8]
Ayat 24 bagian dari Hameir La'aretz dalam doa berkat sebelum Shema Yisrael pada waktu Shacharit[9] dan dicatat dalam Pirkei Avot Bab 6, no. 10.[10]
Ayat 31 adalah baris ke-1 Yehi Kivod dalam Pesukei Dezimra,[11] bagian dari Baruch Hashem L'Olam dalam ibadah petang Maariv,[12] dan dibaca waktu membuka Hakafot waktu Simchat Torah.[13]
Dipakai dalam liturgi Gereja Ortodoks Timur di awal doa petang vespers dan doa semalam suntuk all-night vigil. Biasanya dibacakan setelah doa pembukaan ibadah.
Dipakai sebagai nyanyian mengenang Penciptaan oleh Allah akan binatang, tumbuhan, air, langit dan lain-lain, sering dianggap sebagai nyanyian Adam (manusia pertama) di luar batas taman Firdaus (Eden) setelah diusir keluar Kejadian 3. Saat mazmur ini dinyanyikan, pastor berdiri di balik Pintu Utama ruang kebaktian (Royal Doors) hanya memakai epitrachilion untuk membuat makna simbolik ini lebih nyata.
Filsuf Jerman Johann Gottfried Herder mengagumi keindahan mazmur ini dan berkata, "Tidaklah rugi bila mempelajari bahasa Ibrani sepuluh tahun hanya supaya dapat membacanya dalam bahasa aslinya"