Kutambaru, Langkat
DemografiKecamatan Kutambaru adalah pemekaran dari kecamatan Salapian. Mayoritas suku penduduk di kecamatan ini yakni Jawa dan Batak yang umumnya adalah Karo. Sebagian kecil lainnya adalah Batak Toba, Mandailing, Angkola, Melayu, Aceh, Minang, Tionghoa, Nias dan suku lainnya. [3] Sedangkan agama yang dianut penduduk Kutambaru, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2024 mencatat bahwa mayoritas warganya menganut agama Islam yakni 78,99%. Selebihnya menganut Kristen sebanyak 20,96% dimana Protestan sebanyak 20,78% dan sebagian kecil Katolik sebanyak 0,18%. Sebagian kecil lagi menganut agama Buddha dan kepercayaan yakni 0,05%.[2] EkonomiPotensi sumber daya alamKecamatan Kutambaru memiliki potensi alam seperti batu bara dan semen. Di kecamatan ini juga terdapat arung jeram yang bermuara di Pantai Pamah Durian. Pada saat ini, sedang direncanakan mega proyek untuk sumber daya mineral yang terkandung di daerah perbukitan di Desa Kaperas dan pembangunan PLTA di Desa Kuta Gajah.[4] Kecamatan Kutambaru juga terkenal dengan buah durian.[5] Potensi wisataPotensi wisata di kecamatan ini salah satunya adalah pemandian air panas Simolap, sekitar Danau Cih. Selain itu juga ada wisata arung jeram yang di mulai dari sungai Lau Ketuken yang tereletak di dusun Cangkulan dan berakhir di pantai Pamah Durian, namun juga ada rute arung jeram yang berakhir di pantai Bukit Lawang dengan waktu tempuh tujuh jam.[6] Referensi
|