Kota satelit atau kota penyangga adalah kota di tepi sebuah kota yang lebih besar yang meskipun merupakan komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya tergantung dengan kehidupan di kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari kota besar tersebut ini, misalnya;
- Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang, dan Tangerang Selatan adalah kota satelit dari DKI Jakarta
- Gresik dan Sidoarjo adalah kota satelit dari Surabaya
- Cimahi adalah kota satelit dari Bandung
- Binjai dan Lubuk Pakam adalah kota satelit dari Medan
- Indralaya, Kayu Agung, dan Betung adalah kota satelit dari Palembang
- Ungaran, Purwodadi, Demak, Kendal, dan Salatiga adalah kota satelit dari Semarang
- Maros dan Gowa adalah kota satelit dari Makassar
- Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun adalah kota satelit dari Batam
- Siak, Bangkinang, dan Pangkalan Kerinci adalah kota satelit dari Pekanbaru
- Lubuk Alung dan Pariaman adalah kota satelit dari Padang
- Batu dan Kepanjen adalah kota satelit dari Malang
- Bontang dan Tenggarong adalah kota satelit dari Samarinda
- Banjar, Banjarbaru, Barito Kuala, dan Tanah Laut adalah kota satelit dari Banjarmasin
- Mangupura dan Gianyar adalah kota satelit dari Denpasar
- Klaten, Colomadu, Palur, Sukoharjo, dan Boyolali adalah kota satelit dari Solo Raya
- Bitung, Tondano, Tomohon, dan Airmadidi adalah kota satelit dari Manado
- Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara adalah kota satelit dari Mataram
- Sleman dan Bantul adalah kota satelit dari Yogyakarta
Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya dan merupakan 'jembatan' masuk/akses untuk menuju ke kota besar. Karena kota satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar, maka implikasi daripada kota satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian para warga. Kota satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar, karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun. Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak. Terlepas dari fungsi kota satelit yang terbangun di atas, dengan adanya interaksi yang tetap, maka sikap hidup pada masyarakatnya juga akan secara bertahap akan mengalami apa yang bernama "resonansi sosiologis", yaitu perubahan sikap yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi yang relatif tetap.