Kalumpang, Mamuju

Kalumpang
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Barat
KabupatenMamuju
Pemerintahan
 • CamatAbram, S.Ip
Populasi
 • Total12.175 jiwa
 • Kepadatan6,79/km2 (17,6/sq mi)
Kode Kemendagri76.02.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7604040 Edit nilai pada Wikidata
Luas1.792,55 km2
Kepadatan6,79
Desa/kelurahan13 desa
Peta
PetaKoordinat: 2°28′45.84385″S 119°29′7.27883″E / 2.4794010694°S 119.4853552306°E / -2.4794010694; 119.4853552306

Kalumpang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan Kalumpang memiliki luas wilayah 1.792,55 km² dengan populasi di tahun 2020 berjumlah 12.175 jiwa, dan kepadatan 6,79 jiwa/km².[1] Kecamatan ini terletak sekitar 139 km dari pusat kota Mamuju, berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, dan merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Mamuju.[2]

Di kecamatan ini terdapat salah satu peninggalan bangsa Austronesia tertua di Nusantara.[3]

Sejarah

Peninggalan bangsa Austronesia yang bermigrasi dari Taiwan pada 5.000 SM diketahui sudah ada di Kalumpang, di Situs Bukit Kamasi dan Situs Minanga Sipakko.[3] Peninggalan tembikar yang ada di kedua situs yang biasa dikenal satu sebagai Situs Kalumpang tersebut diperkirakan berumur 3.800 tahun.[4] Teknologi dan corak tembikar yang digunakan mirip dengan budaya hias Sa Huynh-Kalanay yang identik dengan bangsa Austronesia.[5] Situs Austronesia ini adalah yang tertua dan terkaya di Nusantara.[4]

Budaya

Tari

Tari Sayo adalah tari khas kecamatan Kalumpang yang sering ditampilkan pada upacara adat dan keagamaan seperti thabisan (kedatangan penghuni rumah baru), upacara penyambutan, dan kematian. Secara tradisional, tari ini hanya dapat dibawakan oleh keturunan bangsawan (Tomakaka') atau pemangku adat (Tobara'). Kata sayo sendiri berarti "tari". Penarinya disebut sebagai pa sayo'.

Dibagi melalui fungsinya, tari Sayo terbagi menjadi tiga jenis:

  1. Sayo Mabua (membuat seluruh keluarga menari)
  2. Sayo Makkendek (tarian panen)
  3. Sayo Panggae (tarian pertarungan)

Dalam sekali pertunjukan, jumlah penarinya ada 4 hingga 12 orang yang semuanya perempuan berumur 15-39 tahun. Busananya khusus, antara lain baju bei, kundai pamiring (semacam rok), seke' pandan (selendang), sokko' (topi), gelang dan anting, dan kain Sekomandi. Musik pengiring tarian ini umumnya hanya digunakan satu set alat tabuh yang terdiri dari lima gong besar dan kecil.[6]

Kain

Terdapat sebuah kain tenun khas Kalumpang, yaitu kain tenun Sekomandi. Kapas untuk kain ini secara khusus dibuat di desa Karataun dan ditenun di desa Bambu.[7]

Baju Adat

Baju adat Suku Kalumpang adalah "Bei", yang memiliki motif dan warna yang unik dengan berbahan dasar kain yang diberi manik-manik dari kerang kecil.

Hukum adat

Secara tradisional, desa-desa yang terletak di kecamatan Kalumpang disebut dengan lembang dan pemimpin desa disebut Tobara'. Tobara' memimpin penegakan hukum adat (seda) di berbagai lembang yang ada di Kalumpang, disertai dengan tetua desa yang terdiri dari pimpinan gereja dan tokoh masyarakat, serta pemerintah sebagai penjaga jalannya sidang adat. Orang Kalumpang percaya bahwa pelanggaran norma berarti mencemari tondok (lingkungan), dan dapat memengaruhi tanaman. Setelah sidang adat selesai dan sang Tobara' melakukan upacara masseroi tondok (pembersihan kampung) dengan cara penyembelihan ternak, beliau akan menyerahkan yang bersangkutan kepada polisi untuk diproses. Antara lain yang menjadi masalah adat adalah penyebaran fitnah, perkataan kotor, zinah, dan berkumpul dengan lawan jenis pada jam tengah malam.[8]

Demografi

Jumlah penduduk kecamatan ini tahun 2020 berjumlah 12.175 jiwa: laki-laki sebanyak 6.298 jiwa dan perempuan sebanyak 5.877 jiwa. Kecamatan ini terbagi menjadi 13 desa dan memiliki 95 dusun.[1] Penduduk asli Sulawesi Barat ialah suku Mandar, namun karena provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan, maka suku asli Sulawesi Selatan juga banyak tinggal di Sulawesi Barat, dan tiga suku paling banyak ialah suku Toraja, Bugis dan Makassar, dan di kecamatan Kalumpang mayoritas penduduknya merupakan Suku Kalumpang.[9]

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Mamuju tahun 2020 mencatat data keagamaan di kecamatan Kalumpang. Adapun persentasi keagamaan di kecamatan ini, pemeluk agama Kekristenan sebanyak 97,77% (Protestan 97,76% dan Katolik 0,01%), Islam 2,22% dan lainnya 0,01%.[10]

Pekerjaan

Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis pekerjaan. Data tahun 2020 mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai petani, dan sebagian merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, kemudian pensiunan, TNI/Polisi, buruh dan pekerjaan lainnya.[1]

Pendidikan

Beberapa jumlah sekolah dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas.

Jumlah Sekolah di Kecamatan Kalumpang[1]
Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru
PAUD 14 sekolah 245 siswa 21 guru
TK 3 sekolah 93 siswa 9 guru
SD Negeri 30 sekolah 2.036 siswa 167 guru
SMP Negeri 9 sekolah 796 siswa 36 guru
SMA Negeri 1 sekolah 115 siswa 8 guru
SMK Negeri 1 sekolah 199 siswa 13 guru

Referensi

  1. ^ a b c d e "Kecamatan Kalumpang Dalam Angka 2020" (pdf). www.mamujukab.bps.go.id. Diakses tanggal 14 Oktober 2020. 
  2. ^ "Sejarah Dan Demografi". PUPR Mamuju. Diakses tanggal 2024-05-26. 
  3. ^ a b Pasolong, Mira (2023). Sekomandi: Mengikat Benang, Mengikat Kekeluargaan. Jakarta: Perpusnas Press. hlm. 12–13. ISBN 978-623-117-027-9. 
  4. ^ a b Daeng, Mohamad Final (2014-04-14). "Kalumpang, "Rumah" Tua Moyang Austronesia". Diakses tanggal 2024-05-27. 
  5. ^ Simanjuntak, Ricky Meinson Binsar (2009). Skripsi: Ragam hias Sa Huynh-Kalanay pada tembikar situs Minanga Sipakko, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Jakarta. 
  6. ^ Mentari, Refi (2023). "Eksistensi Tari Sayo di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat". PINISI Journal of Art, Humanity & Social Studies. 3 (1): 164–172. 
  7. ^ Pasolong, Mira (2023). Sekomandi: Mengikat Benang, Mengikat Kekeluargaan. Jakarta: Perpusnas Press. hlm. 32–33. ISBN 978-623-117-027-9. 
  8. ^ Sirangki, Henri; Darius (2022-06-14). "Sumbangsih Eksistensi Kepemimpinan Tobara' Terhadap Pembangunan Jemaat Di Lembang Siraun, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawasi Barat". SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (dalam bahasa Inggris). 3 (1): 50–63. doi:10.34307/sophia.v3i1.65. ISSN 2722-886X. 
  9. ^ Egeham, Lizsa. Rinaldo, ed. "16 Tahun Lalu, Sulawesi Barat Resmi Jadi Provinsi ke-33". Liputan6.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2020. 
  10. ^ "Kabupaten Mamuju Dalam Angka 2020" (pdf). www.mamujukab.bps.go.id. hlm. 113. 


Kembali kehalaman sebelumnya