Hurikan Maria
Hurikan Maria (bahasa Inggris: Hurricane Maria) dinilai sebagai bencana alam terburuk sepanjang sejarah Dominika dan Puerto Rico sekaligus badai Atlantik paling mematikan sejak Badai Jeanne tahun 2004. Selain badai Atlantik terkencang kesepuluh sepanjang sejarah dan siklon tropis terkencang di dunia tahun 2017, Maria juga merupakan badai bernama ke-13, badai berturut-turut ke-8, badai besar ke-4, badai Kategori 5 ke-2, dan badai paling mematikan dalam musim badai Atlantik 2017. Pada puncaknya, badai ini menimbulkan kerusakan dan korban tewas di seluruh Karibia timur laut, mempersulit upaya penyelamatan di daerah-daerah yang sebelumnya diterjang Badai Irma seperti Kepulauan Leeward. Maria adalah badai besar berturut-turut ketiga yang mengancam Kepulauan Leeward dalam kurun dua pekan. Irma menerjang daerah ini dua pekan sebelumnya dan Badai Jose lewat mendekati daerah ini tidak lama setelahnya dan meniupkan angin badai tropis ke Barbuda. Setelah terbentuk sebagai gelombang tropis, Maria berubah menjadi badai tropis tanggal 16 September di sebelah timur Antillen Kecil. Kondisi lingkungan yang ideal memungkinkan badai ini mengalami intensifikasi cepat saat bergerak ke Karibia. Kecepatan badai memasuki Kategori 5 tanggal 18 September tepat sebelum menerjang Dominika. Maria menjadi badai Kategori 5 pertama yang mendarat di pulau itu. Setelah sedikit melemah karena menyeberangi Dominika, intensitas Maria mencapai puncaknya di perairan Karibia timur dengan kecepatan angin tetap maksimum 175 mph (280 km/h) dan tekanan 908 mbar (hPa; 26.81 inHg). Karena ini, Maria menjadi badai Atlantik terkencang kesepuluh sepanjang sejarah. Pada tanggal 20 September, siklus perubahan pusat badai melemahkan Maria ke Kategori 4 ketika mendarat di Puerto Rico. Pendaratan melemahkan badai ini, tetapi sempat menguat ketika bergerak ke timur laut Bahama. Ketika bergerak perlahan ke utara, Maria perlahan mengecil dan melemah menjadi badai tropis pada tanggal 28 September. Setelah bergabung dengan angin barat, Maria berbelok ke timur dan timur-timur laut ke laut lepas. Maria menjadi ekstratropis tanggal 30 September dan menghilang tanggal 3 Oktober. Maria mengakibatkan kerusakan parah di seluruh Dominika. Aliran listrik putus di seluruh pulau itu. Sebagian besar rumah dan infrastruktur rusak parah, sedangkan hutan lebat di pulau tersebut hampir lenyap. Pulau Guadeloupe dan Martinique mengalami banjir bandang, kerusakan atap, dan tercerabutnya pepohonan. Puerto Rico juga mengalami kerusakan parah dan krisis kemanusiaan besar; sebagian besar penduduk pulau mengalami banjir dan kelangkaan sumber daya serta lambatnya proses penyelamatan. Badai ini memicu pemadaman listrik terburuk sepanjang sejarah Amerika Serikat. Pada Juni 2018, ribuan rumah dan pertokoan belum teraliri listrik.[1] Total kerugian yang disebabkan badai ini diperkirakan mencapai $91,61 miliar (USD 2017), sebagian besar di Puerto Rico. Kerugian ini menempatkan Badai Maria sebagai siklon tropis paling merugikan ketiga sepanjang sejarah. Pada tanggal 28 Agustus 2018, 3.057 orang diperkirakan tewas akibat badai ini: 2.975 di Puerto Rico,[2] 65 di Dominika, 5 di Republik Dominika, 4 di daratan Amerika Serikat, 3 di Haiti, 2 di Guadeloupe, dan 3 di Kepulauan Virgin Amerika Serikat. Maria adalah badai paling mematikan di Dominika sejak badai Padre Ruíz 1834[3] dan badai paling mematikan di Puerto Rico sejak badai San Ciriaco 1899.[4] Penggunaan namaPada tanggal 11 April 2018, dalam rapat Regional Association Hurricane Committee ke-40, Organisasi Meteorologi Dunia menghapus nama Maria dari daftar rotasi nama karena kerusakan dan korban tewas yang ditimbulkan sangat besar, khususnya di Dominika dan Puerto Rico, dan nama ini tidak akan pernah dipakai lagi untuk badai Atlantik selanjutnya. Slot Maria digantikan oleh Margot untuk musim badai Atlantik 2023.[5] Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Hurricane Maria (2017).
Catatan kakiReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Hurricane Maria.
|