Hotel Majapahit
Hotel Majapahit adalah sebuah hotel mewah bersejarah di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pertama kali dibuka pada tahun 1911 dengan nama Hotel Oranje, hotel ini dibangun oleh Lucas Martin Sarkies, putra dari salah satu Sarkies Bersaudara dari Armenia, Martin Sarkies, yang juga menggarap desain Hotel Raffles di Singapura.[1] Pada masa pendudukan Jepang, Hotel Oranje berganti nama menjadi Hotel Yamato, dan digunakan sebagai markas tentara Jepang. Salah satu momen yang paling dikenal di hotel ini adalah peristiwa perobekan bendera pada tanggal 19 September 1945, yaitu Insiden Hotel Yamato. Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda (Merah Putih Biru) di puncak sebelah kanan hotel. Para pejuang Indonesia merobek warna biru pada bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru, dengan demikian bendera itu menjadi merah putih yaitu bendera Republik Indonesia. Insiden bendera itu mengakibatkan terbunuhnya Mr. Ploegman. Setelah peristiwa ini, hotel menjadi dikenal dengan nama Hotel Merdeka.[2] Pada tahun 1946, Sarkies Bersaudara kembali mengelola hotel dan mengganti namanya menjadi L. M. S. Hotel, untuk mengenang Lucas Martin Sarkies. Pada tahun 1969, Mantrust Holdings Co. mengambil alih administrasi hotel dan menamainya Hotel Majapahit.[2] Hotel mengalami renovasi pada tahun 1994, dipelopori oleh seorang pengusaha Tionghoa bernama Harry Susilo dengan pembiayaan mencapai $51 juta. Renovasi ini mengubah Hotel Majapahit menjadi hotel mewah bintang lima, dengan total 143 kamar di lantai satu dan dua, namun sebagian besar bangunan asli hotel ini masih dapat dilihat hingga saat ini.[3] Mandarin Oriental Hotel Group dikontrakkan untuk mengelola hotel dari tahun 1996 hingga 2006. Pada tahun 2006, Hotel Majapahit diakuisisi oleh PT Central Cipta Murdaya (CCM). Sejak tahun 2017, hotel ini dikelola oleh Accor, awalnya sebagai hotel tanpa merek, sebelum dipindahkan ke merek MGallery Hotel Collection.[4] Rujukan
|