Herodium
Herodium atau Herodion (dari bahasa Yunani Kuno: Ἡρώδειον; bahasa Ibrani: הרודיון, bahasa Arab: هيروديون, Jabal al-Fraidees) adalah suatu bukit berbentuk kerucut terpotong, terletak 12 kilometer (7,5 mi) di sebelah selatan Yerusalem dan 5 kilometer (3,1 mi) sebelah tenggara Betlehem, di Gurun Yudea, Tepi Barat, Israel. Herodes Agung membangun sebuah benteng, istana dan kota kecil di Herodium, antara tahun 23 dan 15 SM, serta diyakini juga dikebumikan di sana.[2] Herodium terletak 758 meter (2.487 kaki) dpl,[3] sebuah puncak tertinggi di Gurun Yudea.[4] Sekarang tempat ini ditangani oleh Israel National Parks Authority. EtimologiHerodion adalah satu-satunya tempat yang dinamai menurut raja Herodes Agung. Dikenal oleh para tentara perang Salib sebagai "Mountain of Franks". Penduduki Arab setempat menyebutnya Jabal al-Fourdis ("Gunung Firdaus"). Nama modern bahasa Ibrani, Herodion (Ibrani: הרודיון), sebenarnya merupakan transliterasi ejaan bahasa Yunani. Namun, para arkeolog Israel telah mengkonfirmasi bahwa nama asli bahasa Ibrani tempat ini adalah Herodis (Ibrani: הרודיס), yang juga nama tempat ini sebagaimana tertera pada salah satu surat dari zaman Perang Bar Kokhba yang ditemukan pada gua-gua di Wadi Muraba'at, gurun Yudea.[5] Ada yang berpendapat bahwa nama Arab, Fourdis, merupakan korupsi nama Ibrani. SejarahKemunculanPada tahun 40 SM, setelah orang Parthia menguasai Siria, Herodes melarikan diri ke Masada. Di tengah jalan, di lokasi Herodion, Herodes berperang melawan orang Parthia dan menang. Menurut sejawaran Yahudi-Romawi Flavius Yosefus, ia "membangun sebuah kota di tempat itu untuk memperingati kemenangannya, dan menghiasi dengan istana-istana yang menakjubkan ... ia menamai tempat itu Herodion menurut namanya sendiri" ("Peperangan Yahudi" I, Bab 13).[6] EkskavasiEkskavasi dimulai pada tahun 1972 dan terputus-putus di bawah pimpinan arkeolog Ehud Netzer (meninggal pada tahun 2010). Netzer meneliti Herodium atas penugasan Hebrew University di Yerusalem.[7] Istana HerodesHerodes Agung membangun sebuah istana di dalam benteng Herodium. Ia sendiri yang memerintahkan pendirian istana mewah antara tahun 23 dan 15 SM di puncak Herodium agar dapat dilihat semua orang. Istana itu terdiri dari 4 menara yang masing-masing bertingkat tujuh, sebuah rumah permandian, lapangan, teater Romawi, ruangan-ruangan pesta, jalur jalan yang lebar (“the course”), dan perumahan mewah untuknya sendiri dan para tamunya. Setelah kematian Herodes dan dimulainya Revolusi Besar, Herodium ditinggalkan. Orang Yahudi kemudian mendapatkan tempat di Herodium di mana mereka membangun sebuah sinagoge yang masih terlihat sampai sekarang, meskipun banyak bangunan istana tidak tampak jelas lagi.[7] Makam HerodesProfesor Hebrew University Ehud Netzer melaporkan pada tanggal 8 Mei 2007 bahwa ia telah menemukan makam Herodes, di atas terowongan dan kolam air pada jalur jalan yang diratakan di tengah jalan mendaki ke bukit Herodium, 12 kilometer (7,5 mi) sebelah selatan Yerusalem.[8] Ekskavasi berikutnya menguatkan ide bahwa tempat ini adalah mausoleum Herodes.[9] Netzer meninggal pada bulan Oktober 2010 karena luka-lukanya setelah terjatuh pada situs itu,[2] dan akses menuju mausoleum kemudian ditutup untuk publik sambil menunggu peninjauan aspek keselamatan situs itu. Pada bulan Oktober 2013, para arkeolog Joseph Patrich dan Benjamin Arubas menyanggah identifikasi makam itu sebagai makam Herodes.[10] Menurut Patrich dan Arubas, makam itu terlalu sederhana untuk menjadi makam Herodes dan juga memiliki sejumlah ciri yang tidak lazim.[10] Roi Porat, yang menggantikan Netzer sebagai pemimpin ekskavasi setelah kematian Netzer, tetap berpegang pada identifikasi yang sudah disampaikan.[10] Aspek hukumPada bulan Februari 2013 diselenggarakan sebuah pameran mengenai Herodes di Museum Israel yang menampilkan penemuan-penemuan dari Herodium. Rula Maayah, menteri Palestina bidang turisme dan kepurbakalaan mengatakan bahwa menurut hukum internasional orang Israel tidak berhak untuk melakukan ekskavasi di Herodium, yang termasuk daerah pendudukan Tepi Barat, atau mengambil barang-barang purba dari sana. Para pejabat Palestina menyamakan pameran itu dengan penjarahan harta arkeologi oleh penguasa-penguasa kolonial sebelumnya.[11] Museum Israel mengatakan bahwa barang-barang yang diambil dari Herodium akan dikembalikan setelah pameran, "dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya".[12] Museum Israel mengutip Perjanjian Oslo memberikan hak untuk melakukan arkeologi di teritori tersebut dan mereka akan mengembalikannya ke Tepi Barat setelah pameran selesai.[13] Situs ini terletak dalam Area C, istilah yang digunakan untuk mengambarkan 60% wilayah Tepi Barat yang berada dibawah kontrol penuh Israel menurut Perjanjian Oslo 1993.[12][14] Film
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Herodium. |