Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul
Mayoritas penduduk di desa ini bekerja sebagai petani dan pengrajin kayu. Salah satu keunikan Desa Giripurwo adalah suasana hawa dingin sewaktu malam tiba yang sangat menyenangkan bagi yang belum pernah merasakan udara dingin di malam hari. Hal ini tak lepas dari posisi Desa Giripurwo yang berada di Gunungkidul. Kondisi geografisnya sangat strategis untuk tempat beristirahat khususnya memancing. Desa ini berbatasan langsung dengan pantai selatan sehingga banyak para pengunjung yang memancing di daerah ini. Banyak karang-karang di pantai selatan. Komoditas laut yang terkenal dari daerah Giripurwo adalah lobster. Biasanya, para pemancing lobster melakukan aksinya di malam hari di Tebing Bekah, Dusun Temon, Desa Giripurwo. Masalah warga Desa Giripurwo adalah sulitnya pasokan air yang dibutuhkan masyarakat. Akan tetapi, perlahan-lahan problem ini hilang dengan adanya pembangunan baik dari pihak masyarakat desa maupun instansi eksternal seperti Pesantren DS Gunungkidul dan sebagainya.[2] Program Bina Desa EksternalKuliah Kerja Nyata (KKN)Sejak tahun 1949, Universitas Gadjah Mada menginisiasi adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa untuk berkontribusi bagi negeri. Desa Giripurwo sendiri merupakan salah satu destinasi KKN favorit dalam lingkup D.I. Yogyakarta. Terhitung lebih dari 2 (dua) universitas di Yogyakarta yang telah mengutus tim KKN ke desa ini. Beberapa universitas tersebut adalah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kuliah Kerja Nyata - Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM UGM)Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berusaha untuk menuntaskan masalah kekeringan yang sudah puluh tahun melanda Desa Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul, dengan menerjunkan mahasiswa-mahasiswa terbaiknya di Desa Giripurwo selama hampir 5 (lima) tahun berturut-turut.[3][4] Ustadz Wildan Salsabila, Koordinator Mahasiswa Unit GK02 2016, dan Kanjeng Reza, pengasuh Padepokan Nggengge,[5] menjelaskan keadaan warga Desa Giripurwo selalu mengalami kesulitan air setiap tahun. Ia mengatakan sumber air di desa tersebut begitu terbatas dan struktur tanah karts/kapur membuat tanah tidak bisa menahan air sehingga langsung mengalir menuju sungai bawah tanah yang kedalamannya hingga mencapai 100 meter.[6] Pada tahun 2016, KKN-PPM UGM yang dibentuk UGM dalam Unit 16T-GK02 mengangkat tema resmi dar Universitas Gadjah Mada, "Pengelolaan Dan Konservasi Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat Sebagai Upaya Mitigasi Terhadap Bencana Kekeringan Serta Mewujudkan Desa Tangguh Bencana".[7] Program utama dari Unit ini adalah "Water Project 2016: Menuju Giripurwo Tangguh Kekeringan".[8] Adapun, program KKN-PPM UGM yang dijalankan di Desa Giripurwo telah dimulai sejak lima silam yang melibatkan enam angkatan mahasiswa. Tim dosen yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah Dr. Sudaryanto. M.Si.; Iswari Nur Hidayati, M.Sc.; Ari Cahyono, M.Sc.; Totok Wahyu Wibowo, M.Sc.; yang semua dosen berasal dari Fakultas Geografi UGM Jurusan Sains Informasi Geografis Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh.[9][10] Program terbesar dari KKN UGM pada tahun 2017 adalah pengawasan tidak langsung pembangunan pengangkatan air dari sumber air bawah laut Tebing Bekah.[11] Referensi
|