Pada Zaman Klasik, fiale (bahasa Yunani Kuno: φιάλη; pengucapan Yunani: [pʰi.á.lɛː]) atau patera (pengucapan Latin: [ˈpatɛra]) adalah mangkuk persembahantembikar, keramik, atau logam yang tipis. Mangkuk ini biasanya memiliki lekukan bulat (omfalos, "pusar") di tengah bawah untuk memudahkan memegangnya, dalam hal ini kadang-kadang disebut fiale mesomfalik. Biasanya tidak memiliki pegangan, dan tidak memiliki kaki. Meskipun kedua istilah tersebut dapat digunakan secara bergantian, khususnya dalam konteks kebudayaan Etruria, "fiale" lebih umum mengacu pada bentuk-bentuk Yunani, dan "patera" dalam latar Romawi.[2]
Persembahan curahan adalah hal penting dalam kepercayaan Yunani Kuno, dan salah satu bentuk pengamalan keagamaan yang paling sederhana dan paling umum.[3] Kebisaan tersebut adalah salah satu tindakan keagamaan dasar yang mengistilahkan kesalehan pada Zaman Perunggu dan bahkan prasejarah.[4] Persembahan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan orang-orang saleh dapat melakukannya setiap hari di pagi dan sore hari, serta untuk memulai makan.[5] Sebuah persembahan anggur paling sering terdiri dari campuran anggur dan air, tetapi bisa juga anggur yang tidak dicampur, madu, minyak, air, atau susu.[6]
Bentuk persembahan yang disebut spondē biasanya menuangkan anggur dari kendi atau mangkuk yang dipegang di tangan. Ritual yang paling umum adalah menuangkan cairan dari oinokhoē (kendi anggur) ke dalam fiale.[7] Libation generally accompanied prayer.[8] Orang-orang Yunani berdiri ketika mereka berdoa, baik dengan tangan terangkat, atau dalam tindakan persembahan anggur dengan tangan kanan direntangkan untuk memegang fiale.[9] Setelah persembahan anggur dituangkan dari fiale, sisa isinya diminum oleh petugas upacara.[7]
Dalam Seni Romawi, persembahan curahan ditampilkan dilakukan di mezbah, mensa (meja makan kurban), atau trikaki pengurbanan. Persembahan itu adalah bentuk pengorbanan yang paling sederhana, dan dapat menjadi persembahan yang cukup dengan sendirinya.[10] Upacara pengantar (praefatio) untuk pengurbanan hewan termasuk persembahan dupa dan anggur ke altar yang terbakar.[11] Baik kaisar Romawi maupun dewa-dewi sering digambarkan, terutama pada koin, menuangkan persembahan dari patera.[12] Adegan persembahan anggur dan patera itu sendiri biasanya menandakan mutu kesalehan, kewajiban agama, atau penghormatan.[13]
^Louise Bruit Zaidman and Pauline Schmitt Pantel, Religion in the Ancient Greek City, translated by Paul Cartledge (Cambridge University Press, 1992, 2002, originally published 1989 in French), p. 28.
^Walter Burkert, Greek Religion (Harvard University Press, 1985, originally published 1977 in German), pp. 70, 73.
^Hesiod, Works and Days 724–726; Zaidman and Pantel, Religion in the Ancient Greek City, p. 39.
^Zaidman and Pantel, Religion in the Ancient Greek City, p. 40; Burkert, Greek Religion, pp. 72–73.
^ abZaidman and Pantel, Religion in the Ancient Greek City, p. 40.
^William D. Furley, "Prayers and Hymns," in A Companion to Greek Religion (Wiley-Blackwell, 2010), p. 127; Jan N. Bremmer, "Greek Normative Animal Sacrifice," p. 138 in the same volume.
^Katja Moede, "Reliefs, Public and Private," in A Companion to Roman Religion (Blackwell, 2007), pp. 165, 168.
^Moede, "Reliefs, Public and Private," pp. 165, 168; Nicole Belayche, "Religious Actors in Daily Life: Practices and Related Beliefs," in A Companion to Roman Religion, p. 280.
^Jonathan Williams, "Religion and Roman Coins," in A Companion to Roman Religion, pp. 153–154.
^John Scheid, "Sacrifices for Gods and Ancestors," in A Companion to Roman Religion, p. 265.