Maskapai ini merayakan ulang tahunnya yang ke-75 pada tahun 2007.
Sejarah
Egyptair didirikan pada 7 Juni1932 dan memulai operasinya pada Juli 1993. Pendirian tersebut dilakukan atas asosiasi dengan Airwork Company dibawah nama Misr Airwork. Selama Perang Dunia II, pemerintah Mesir mengambil alih maskapai tersebut dan namanya berubah menjadi Misr Air pada 1949. Pada Januari 1961, Misr Air bergabung dengan Syrian Airways untuk membentuk United Arab Airlines (UAA) sebagai hasil hubungan politik baru antara Mesir dan Syria, tetapi perusahaan baru ini tidak bertahan lama. Maskapai tersebut menggunakan nama tersebut selama beberapa waktu hingga diubah menjadi EgyptAir pada Oktober 1971.[1] EgyptAir menjadi maskapai pertama di Timur Tengah yang mengoperasikan pesawat jet.
Urutan sejarah:
1932 - EgyptAir didirikan pada bulan Mei.
1933 - EgyptAir memulai penerbangan komersial pada bulan Agustus dengan pesawat Spartan dari Kairo ke Alexandria.
1935 - 12 pesawat De Havilland dimasukkan ke armadanya. Selama Perang Dunia II, Pemerintah Mesir mengambil alih perusahaan dan namanya berubah menjadi Misr Airlines.
1949 - Namanya berubah lagi menjadi MisrAir dan 10 pesawat Beechcraft dibeli.
1949 - MisrAir membeli 10 Vickers Vikings dan pesawat Prancis, Languedoc.
1956 - MisrAir bergabung dengan Syrian Airlines, membentuk maskapai baru yang bernama United Arab Airlines-UAA.
1960 - UAA membeli pesawat jet Cornet 4-C sehingga menjadi maskapai pertama di Timur Tengah yang menggunakan pesawat Comet.
1968 - UAA memperkenalkan Boeing 707-320c untuk menguasai lalu lintas internasional yang terus berkembang dan mengoperasikan rute jarak jauh.
1969 - EgyptAir menjadi maskapai pertama di Timur Tengah yang menggunakan Boeing 707.
1971 - MisrAir dan Syrian Airlines berisah, membentuk sebuah maskapai baru yang bernama EgyptAir.
2002 - EgyptAir menjadi Perusahaan Holding dengan 7 subsidiari.
Operasi
EgyptAir merupakan perusahaan milik pemerintah dengan aturan khusus yang membolehkan manajemen untuk beroperasi apabila perusahaan ini dimiliki secara pribadi tanpa ikut campur dari pemerintah. Perusahaan ini mendanai dirinya sendiri tanpa keuangan yang disediakan oleh pemerintah Mesir. Keuntungannya dilaporkan mencapai £EGP303 juta pada 2003/2004, £EGP443 juta pada 2004/2005 dan £EGP485 juta pada 2005/2006. Tahun keuangan maskapai ini mulai dari Juli hingga Juni.[2]
Tahun 2006, jumlah penumpang Egyptair meningkat 12% sehingga berjumlah 5.8 juta penumpang.
Pada tahun 2007, Skytrax memberi EgyptAir 3 Star Quality Certified Airline.
Bulan Maret 2007, maskapai ini menandatangani perjanjian dengan Goldman Sachs untuk konsultasi pada sebuah IPO untuk 20% saham perusahaan holding tersebut. IPO tersebut diperkirakan akan meningkat US$900 juta, yang mana akan digunakan untuk membeli 12 pesawat baru, menambah armada EgyptAir menjadi 62 jet.
EgyptAir meluncurkan divisi jet regionalnya pada Juni 2007. Subsidiari barunya disebut EgyptAir Express dan akan mengoperasikan Embraer E-170. Subsidiari tersebut akan menghubungkan Kairo dengan bandara domestik di Sharm el-Sheikh, Hurghada, Luxor, Aswan dan Alexandria tetapi akan mengoperasikan penerbangan internasional pada pertengahan 2007 untuk menyamai operasi perusahaan induknya. Enam pesawat Embraer juga dimasukkan dalam opsi dan siperkirakan akan ditukar dengan pesanan pada Oktober 2007 (Embraer E-190 atau Embraer E-195).
Menurut homepage Arab Air Carriers Organization AACO, Egyptair sedang dalam pembicaraan dengan Lufthansa untuk mempromosikan peran mereka sebagai anggota berpotensi di Star Alliance.[3]
28 Agustus 2007 - EgyptAir menaruh pesanan pesawat A330-200. Pesanan ini mencakup 5 pesawat plus 3 opsi. Dua pesawat pertama akan dikirim pada 2011 dan tiga lainnya pada 2012.
14 Juni 2007 - EgyptAir dan Lufthansa mengumumkan bahwa mereka akan memasuki perjanjian pertukaran kode mulai Oktober 2007. Chief Lufthansa, Wolfgang Mayrhuber mengatakan, 'EgyptAir merupakan partner ideal bagi kami karena dengan kerjasama ini kami dapat meletakkan diri kami dalam salah satu pasar yang tumbuh secara dinamis di Afrika Utara.'. Pergerakan ini diperkirakan sebagai dukungan Lufthansa kepada EgyptAir untuk memasuki Star Alliance. Rute yang awalnya dicakup oleh perjanjian ini adalah:
Cairo - Frankfurt (dioperasikan oleh EgyptAir dan Lufthansa) - Total: 3 penerbangan harian
Cairo - Munich (dioeprasikan oleh EgyptAir) - Total: 1 penerbangan harian
Alexandria/Borg El Arab - Frankfurt (dioperasikan oleh Lufthansa) - Total: 3 penerbangan mingguan. [1]Diarsipkan 2007-10-16 di Wayback Machine.
Perjanjian Pertukaran Kode
EgyptAir telah melakukan perjanjian pertukaran kode dengan maskapai berikut:
19 Maret1972 - EgyptAir Penerbangan 763 jatuh di Vietnam, menewaskan 30 penumpang.
25 Desember1979 - Egyptair Penerbangan 864 jatuh ke komplek industri di Bangkok, Thailand, setelah awak kabin gagal membenarkan arah pendaratan pesawat. 20 dari 52 penumpang dan 72 orang di darat tewas.
23 November1985, Egyptair Penerbangan 648, sebuah Boeng 737 dibajak menuju Luqa, Malta oleh tiga orang dari grup Abu Nidal. Omar Rezaq merupakan salah satunya. Setelah beberapa jam negosiasi, tentara Mesir menyerang pesawat untuk melawan pembajak, yang melempar beberapa granat dan menembak mati 5 penumpang berkebangsaan Israel dan Amerika Serikat. Pesawat itu mengalami kerusakan parah karena ledakan dan kebakaran. 2 dari 6 awak kabin dan 58 dari 91 penumpang tewas.
7 Mei2002, EgyptAir Penerbangan 843 jatuh saat mendarat di Tunis, menewaskan 14 dari 62 penumpang.
29 Maret 2016, EgyptAir dengan nomor penerbangan MS181 tujuan Alexandria menuju Kairo dibajak orang tidak dikenal yang dikabarkan mengenakan sabuk bom bunuh diri.[5]
18 Mei2016, Pesawat EgyptAir dengan kode penerbangan MS804 yang terbang dari Paris menuju Kairo menghilang dari radar pada pukul 23:09 waktu setempat dengan posisi terakhir diatas Laut Mediterania. Pesawat itu mengangkut sebanyak 59 penumpang dan 10 awak.[6]
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai EgyptAir.