Dream Theater
Dream Theater adalah grup progressive metal asal Amerika Serikat yang terbentuk pada tahun 1985 dengan nama Majesty. Didirikan oleh John Petrucci, John Myung, dan Mike Portnoy, saat mereka belajar di "Berklee College of Music" di Boston, Massachusetts. Mereka kemudian keluar dari kuliah untuk berkonsentrasi lebih pada band yang akhirnya akan menjadi Dream Theater. Meskipun telah terjadi beberapa kali perubahan lineup, tiga anggota asli tetap bersama-sama dengan James LaBrie dan Jordan Rudess sampai 8 September 2010, ketika Mike Portnoy meninggalkan band. Pada bulan Oktober 2010, band ini mengadakan audisi drummer untuk menggantikan Portnoy. Mike Mangini diumumkan sebagai drummer baru pada tanggal 29 April 2011, setelah menyisihkan 6 drummer kelas dunia. Band ini terkenal dengan kemampuan teknis instrumentalis nya, yang telah memenangkan banyak penghargaan dari majalah musik. Gitaris John Petrucci dinobatkan sebagai pemain ketiga tur G3 enam kali, lebih banyak dari pemain lain yang diundang. Pada tahun 2009 ia dinobatkan sebagai gitaris metal terbaik No 2 oleh Joel McIver dalam bukunya "Greatest Metal Guitarists". Dia juga terpilih sebagai salah satu dari "Top 10 Fastest Shredders of All Time" oleh majalah GuitarOne.[1] Jordan Rudess dianggap salah satu pemain keyboard yang terbesar sepanjang masa oleh banyak kalangan seperti MusicRadar.[2] Mantan drummer Mike Portnoy telah memenangkan 26 penghargaan dari majalah "Modern Drummer" dan juga orang termuda kedua (pada usia 37) yang dilantik ke dalam Rock Drummer Hall of Fame. Penggantinya, Mike Mangini sebelumnya juga ditetapkan mencatat rekor 5 WFD (Drumer Tercepat Dunia).[3] John Myung terpilih sebagai bassis terbesar sepanjang masa dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh MusicRadar pada bulan Agustus hingga September 2010.[4] 25 Oktober 2023, Dream Theater mengumumkan bahwa Mike Portnoy bergabung kembali kedalam band sejak keluarnya Mike pada 2010. Mereka akan meneruskan kembali dengan membuat album ke-16 yang akan segera dikerjakan. SejarahAwal karier (1985–1990)Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee. Setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci mengajak teman band semasa masih di SMA, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dan band tersebut akhirnya lengkap ketika Chris Collins masuk menjadi vokalis. Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center sambil mendengarkan lagu-lagu Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.[5] Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, dan juga dengan kerja paruh waktu. Jadwal mereka menjadi kian ketat sehingga mereka harus memutuskan antara berkonsentrasi lebih pada band atau belajar di bidang musik dan mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa pada saat itu sangat sulit meminta izin kepada orang tuanya untuk masuk sekolah musik. Dan lebih sulit lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah musik.[5] Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut. Awal 1986 diisi dengan berbagai konser disekitar wilayah kota New York. Dalam kurun ini, mereka merekam demo, berjudul The Majesty Demos. Dalam jangka waktu enam bulan, terjual habis 1000 keping kaset, dan mereka menjadi kian populer dalam lingkup metal progresif. The Majesty Demos masih tersedia dalam bentuk rekaman asli sampai saat ini, meskipun sudah dirilis secara resmi dalam bentuk CD, melalui "YtseJam Records". Pada bulan November 1986, setelah beberapa bulan menulis lagu dan tampil bersama, Chris Collins keluar dari band. Setelah setahun mencoba mencari pengganti, Charlie Dominici, yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman daripada anggota lain dalam band, berhasil mengikuti audisi. Dengan stabilitas yang Dominici tunjukan pada Majesty, mereka mulai meningkatkan jumlah pertunjukan bermain di daerah New York City, dan mendapatkan sejumlah besar perhatian. Saat mereka mulai terkenal, grup musik dari Las Vegas yang juga bernama Majesty[6] menuntut tindakan hukum atas pelanggaran kekayaan intelektual yang terkait dengan penggunaan nama mereka, sehingga band ini terpaksa harus mencari nama baru. Berbagai kemungkinan diusulkan dan diuji, di antaranya Glasser, Magus, dan M1, yang semuanya mentah, meskipun band ini sempat menggunakan nama Glasser selama sekitar satu minggu, namun penggemar kurang bereaksi terhadap keputusan ini. Akhirnya, ayah Portnoy mengusulkan nama Dream Theater, nama sebuah teater kecil di Monterey, California, dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.[7] When Dream and Day Unite (1989-1990)Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988[7] dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.[8] When Dream and Day Unite dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York. Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York sebagai band pembuka classic rock power, Zebra.[9] Setelah pertunjukan keempat, Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip Bruce Dickinson / Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz, New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk melakukan satu kali lagi.[9] Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti. Dengan label AtlanticPergantian vokalis James LaBrie dan Images and Words (1991–1993)Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band.[10] Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak mengelilingi panggung dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce Dickinson. Ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" ("Berteriaklah untukku Long Beach!") (yang sering Bruce Dickinson teriakkan selama pertunjukan live nya) beberapa kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore.[11] Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk mencari vokalis dan menulis lagu.[9] Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and Words (1992). Pada bulan Januari 1991, Kevin James LaBrie, dari band glam metal Winter Rose, terbang dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore). Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dari Atco Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang kemudian dibuat sebagai "The ATCO Demos" melalui fan club Dream Theater). Album pertama yang direkam dibawah kontrak label rekaman baru mereka adalah Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis singel dan video klip untuk lagu "Another Day", tetapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under", tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka, berhasil diputar di radio. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan video klip untuk "Pull Me Under", yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk "Take the Time", tetapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under". Keberhasilan "Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang. Sebuah tur di Eropa digelar pada tahun 1993, termasuk sebuah pertunjukan di "London's Marquee Club", yang direkam dan dirils sebagai album live pertama band, Live at the Marquee. Selain itu, sebuah video kompilasi konser mereka Di Jepang (dicampur dengan dokumenter rekaman dan tahap tur di belakang panggung) dirilis sebagai Images and Words: Live in Tokyo. Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik yang ada pada Dream Theater.[12] Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan. Jens Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius, merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank, California. Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist secara permanen, tetapi ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss, untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour". Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.[5] A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater pada saat itu), mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis ulang lagu "A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari album Images and Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, dianggap terlalu panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering dimainkan secara live, dan terus merevisinya pada tahun-tahun menjelang 1995. Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang akhirnya menjadi 23 menit panjangnya, dengan Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott Jazz Club di London awal tahun 1995. Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui fans club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang direkam pada awal-awal tahun band ini. Mereka terus merilis sebuah CD fans club baru setiap Natal sampai tahun 2005. Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan penghubung utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di perusahaan tidak terbiasa berhubungan dengan Dream Theater, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis/produser Desmond Child agar bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagu "You or Me". Seluruh anggota band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih "radio-friendly". Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and Words "Metropolis-I: The Miracle and The Sleeper" yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mengizinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu disk.[13] Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di YtseJam Records dengan judul Falling into Infinity Demos.[14] Materi yang terpakai, dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif. Trek seperti "Hollow Years" dan "You Not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter 5 Years in a Livetime pada tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali. Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul Once in a LIVEtime, di Prancis dan Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998 hampir bersamaan dengan rilis video 5 Years in a Livetime, yang meliputi tahun dari kepergian Kevin Moore hingga promo tur Falling into Infinity. Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah "band supergrup progresif" untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan Derek Sherinian.[5] Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis Pt. 2", yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu dari 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis. yang dipuji sebagai masterpiece band, meskipun hanya mencapai Nomor 73 di chart album Amerika Serikat.[15] Tur dunia Metropolis 2000 adalah tur terbesar mereka sampai saat ini, dan menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Konser mencerminkan aspek teatrikal dari album, dengan paruh pertama dari setiap acara yang terdiri dari seluruh lagu dari album Scenes From a Memory disertai dengan sebuah film yang menunjukkan bagian cerita yang diproyeksikan ke layar video di belakang panggung. Pada tur terakhir di Amerika Utara, tepatnya di Roseland Ballroom, New York City, difilmkan dan dirilis pada awal tahun 2001 sebagai rilis DVD pertama band, Metropolis 2000: Scenes from New York, yang bersertifikat Gold di Amerika Serikat pada 8 November 2002.[16] Band ini juga merilis seluruh acara pada live CD Live Scenes from New York. Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan dengan Six Degrees of Inner Turbulence. CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang yang pernah ditulis oleh Dream Theater. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi lagu "Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh. Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album Awake, memulai debutnya di tangga lagu Billboard di urutan ke 46,[15] dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.[17] Train of Thought (2003–2004)Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup. Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band.[18] Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo/5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006. Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah mendapat sertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.[16] Octavarium (2005–2006)Setelah tur untuk mempromosikan album Train of Thought selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.[19] Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik "Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A Change of Seasons". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari East West Records. Dream Theater mulai Octavarium Tour secara luas diseluruh dunia tahun 2005 dan 2006 untuk merayakan ulang tahun ke-20 mereka sebagai sebuah band, termasuk Gigantour bersama Megadeth yang diprakarsai oleh vokalis Dave Mustaine, juga menampilkan Fear Factory, Nevermore dan Symphony X. Selama acara pada tanggal 2 Agustus 2005 di Dallas, band memberi penghormatan kepada gitaris Pantera Dimebag Darrell dengan membawakan lagu "Cemetery Gates" sebagai encore. Selain itu terjadi penampilan spontan sesama musisi Russell Allen (vokalis Symphony X), Burton C. Bell (vokalis Fear Factory) dan Dave Mustaine (vokalis/gitaris Megadeth), yang bergabung dengan band di atas panggung bersama-sama membawakan bagian dari lagu tersebut. Dream Theater kemudian mundur dari Gigantour 2005 beberapa hari sebelum tur berakhir dan melanjutkan dengan seri konser mereka sendiri, beberapa di antaranya direkam dan dirilis untuk fanclubs band. Tur ulang tahun ke-20 diakhiri dengan pertunjukan di Radio City Music Hall di New York City pada tanggal 1 April 2006. Meskipun promosi acara tergolong minimal, tiket pertunjukan terjual habis. Acara ini direkam untuk CD/DVD berjudul Score dirilis pada tanggal 29 Agustus 2006 melalui Rhino Records, menampilkan lagu-lagu dari seluruh sejarah band, serta babak kedua disertai dengan simfoni orkestra ("Octavarium Orchestra"). Rilis ini adalah rilis DVD live ketiga band yang bersertifikat Platinum di Amerika Serikat pada 11 Oktober 2006.[16] Era RoadrunnerSystematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)Untuk pertama kalinya dalam karier mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "Radio City Music Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak "Hollow Years" pada tahun 1997. Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disk berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling mewakili karier musik mereka. Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya pada masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun. Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour". Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009.[20] Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disk "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam cover lagu dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, yang merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.[21] Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan MusicRadar,[22] ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar. Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak seorang pun dari anggota band ini yang mau menerima telepon dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota band. Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band: "Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."[23] Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City. Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5 November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.[24] A Dramatic Turn of Events (2011-2012)Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011 mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai. A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011. A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di Billboard 200.[25][26] Lagu singel "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di Penghargaan Grammy 2012, untuk "Best Hard Rock/Metal Performance". Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan Periphery, ke Asia dengan Andy McKee, ke Amerika Utara dengan Crimson Projekct dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada tanggal 21 April 2012, untuk pertama kalinya mereka menggelar konser di Jakarta dalam rangkaian tur Asia. Dream Theater menggelar konser di Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, Jakarta, Indonesia.[27][28] Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park Buenos Aires, Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions".[29][30][31] Setelah tertunda selama enam bulan, Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.[32] Dream Theater (2013 - 2014)Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas.[33] Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini mengambil istirahat tetapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013 untuk masuk studio.[34] Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan tetapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karier dan menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi masa depan kami bersama-sama!".[35] Album kedua belas Dream Theater dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200, ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Indonesia, Australia, dan Inggris Raya.[36][37][38] Pada bulan Januari 2014, mereka memulai "Along for the Ride Tour" untuk mempromosikan album self-titled mereka. Tur dimulai di Eropa pada tanggal 15 Januari 2014. Jadwal tur Eropa, yang diterbitkan di website resmi band (24 Juni 2013), merupakan leg pertama di Eropa.[39] Dilanjutkan jadwal tur untuk Amerika Utara pada bulan Maret dan April 2014,[40] bulan Juli untuk leg ketiga tur yang berlanjut di Eropa,[41][42][43] dan bulan September sampai Oktober mereka menggelar tur di Amerika Selatan, Asia, dan Australia.[44][45] Untuk kedua kalinya mereka kembali menggelar konser di Jakarta, tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014, bertempat di Lapangan D, Senayan, Jakarta.[46][47] Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House[pranala nonaktif permanen]" pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir", disutradarai oleh Eren Başbuğ. Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.[48] The Astonishing (2015-sekarang)</ref>Dreamtheater.net: German Dream Theater Shows![pranala nonaktif permanen] Karakteristik penulisan laguBeberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi pada masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri. Dimulai dengan album Train of Thought, Dream Theater sudah mulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada fan yang fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di lagu "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls", yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak fan Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi fan biasa. Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:
Logo dan citraMeskipun band dipaksa untuk mengubah nama mereka, Dream Theater tetap mengadopsi logo lama (yang dikenal sebagai simbol Majesty) dan tanda huruf (identitas grafis) yang muncul di sebagian besar bahan promosi dan sampul depan setiap album studio Dream Theater. Simbol Majesty berasal dari tanda yang terdapat pada Mary, Queen of Scots.[50][51] Logo ini diciptakan ketika Dream Theater masih dikenal sebagai Majesty, maka mengapa ini disebut "The Majesty Symbol" (meskipun mereka mengganti nama mereka tak lama setelah melakukan hal ini). Logo ini dikerjakan ulang oleh Charlie Dominici untuk digunakan pada desain sampul album When Dream and Day Unite.[52] Meskipun Charlie meninggalkan band setelah album ini dirilis, dan meskipun Charlie membuat logo ini (termasuk setelah itu tato di tangannya), band ini terus memakai logo sejak saat itu dan muncul di hampir setiap rilis Dream Theater, termasuk rilis Bootleg, Demo, dan setiap album studio Dream Theater. BootlegDream Theater telah merilis serangkaian bootleg resmi, demo dan rekaman langka lainnya melalui YtseJam Records, yang dipimpin oleh Portnoy.[53] Seri Demo
Seri Live
Seri Studio Seri Cover
DiskografiAlbum studio
Album live
Video musik/DVD
Album mini
Album kompilasiAnggota Band
TimelineReferensi
Pranala luar
|