Dinasti Sulayhiyah
Dinasti Sulayhiyah (bahasa Arab: بَنُو صُلَيْح, translit. Banū Ṣulayḥ, har. 'keturunan Sulayh') adalah sebuah dinasti Arab Syiah Ismailiyah yang didirikan pada tahun 1047 oleh Ali bin Muhammad al-Sulayhi yang memerintah sebagian besar Yaman pada puncaknya. Sulayhiyah membawa perdamaian dan kemakmuran ke Yaman yang tidak pernah dikenal sejak zaman Himyar.[1] Rezim tersebut bersekutu dengan Kekhalifahan Fathimiyah yang berpusat di Kairo, dan merupakan musuh bebuyutan Rassiyah- para penguasa Syiah Zaidi di Yaman sepanjang keberadaannya.[2] Dinasti ini berakhir dengan bergabungnya Arwa al-Sulayhi ke dalam sekte Isma'ilisme Tayyibi, berbeda dengan sekte Isma'ilisme Hafizi yang dianut oleh dinasti Ismaili lainnya seperti Zurayiyah dan Hamdaniyah. Asal usulBani Sulayhiyah berasal dari suku Arab Yaman, Bani Salouh, keturunan dari suku al-Hajour, keturunan dari suku Hashiyah, keturunan dari suku Hamdaniyah.[3] KebangkitanMubaligh Ismailiyah pertama, Ibnu Hawsyab dan Ali bin al-Fadl al-Jaysyani, sudah muncul di Yaman pada tahun 881, tiga puluh tahun sebelum berdirinya Kekhalifahan Fathimiyah. Kepercayaan mereka kemudian disebarkan di antara suku-suku pegunungan pada awal abad ke-10. Selama periode ini, Ibnu al-Fadl berhasil menaklukkan Sana'a dan dataran tinggi tengah pada tahun 905, sementara Ibnu Hawsyab memantapkan kedudukannya di Shibam Kawkaban. Meskipun demikian, rezim ini dikalahkan oleh dinasti Yu'firiyah pribumi yang bangkit kembali pada tahun 916, setelah wafatnya Ibnu al-Fadl pada tahun 915. Meskipun mengalami kemunduran ini, misi Fathimiyah terus berlanjut. Da'i (pemimpin) Fathimiyah di Yaman, Sulayman az-Zawahi, berteman dengan seorang pemuda dari daerah pegunungan Haraz di barat daya San'a, Ali bin Muhammad as-Sulayhi ([pranala nonaktif] atau mungkin 1081).[4] Ali adalah putra seorang ketua kelompoknya Sunni yang dihormati tetapi tetap rentan terhadap doktrin dan dekrit Fathimiyah. Pada 1046, Ali akhirnya masuk sekte Ismailiyah dan diangkat menjadi khalifah dalam dakwah (penyebaran agama). Pada 1047 ia mengumpulkan pasukan bersenjata di Haraz dan dengan demikian mendirikan dinasti Sulayhiyah (1047–1138). Pada tahun-tahun berikutnya rezimnya berhasil menaklukkan seluruh Yaman. Penguasa Najahiyah di dataran rendah Tihama diracun pada 1060 dan ibu kotanya Zabid direbut oleh Sulayhiyah. Penguasa Sulayhiyah pertama menaklukkan seluruh Yaman pada tahun 1062, dan bergerak ke utara untuk menduduki Hejaz.[5] Untuk sementara waktu, Sulayhiyah menunjuk Emir Makkah.[5] Ali juga mengendalikan Sana'a sejak 1063, setelah sukses bertempur mengalahkan Zaidiyyah. San'a dijadikan ibu kota kerajaannya. Ma'nid Aden dikalahkan pada tahun 1062 dan dipaksa membayar upeti. Ali as-Sulayhi menunjuk gubernur di Tihama, al-Janad (dekat Ta'izz) dan at-Ta'kar (dekat Ibb). Penguasa
ReferensiKutipan
Sumber
Bacaan lanjutan
|