Dewan Agung (Dinasti Qing)

Kantor Dewan Agung di Kota Terlarang, Beijing, sebuah bangunan yang relatif tidak terlalu mencolok, dekat dengan tempat tinggal Kaisar.
Dewan Agung (Dinasti Qing)
Hanzi tradisional: 軍機處
Hanzi sederhana: 军机处
Banli Junji Shiwu Chu
Hanzi tradisional: 辦理軍機事務處
Hanzi sederhana: 办理军机事务处
Makna literal: Kantor Penanganan Urusan Rahasia Militer

Dewan Agung atau Junji Chu (Hanzi: 軍機處; Manchu: coohai nashūn i ba; secara harfiah "Kantor Rahasia Militer"), nama resminya Banli Junji Shiwu Chu (Hanzi: 辦理軍機事務處; "Kantor Penanganan Urusan Rahasia Militer"), adalah badan pembuat kebijakan penting Tiongkok selama Dinasti Qing. Didirikan pada 1733 oleh Kaisar Yongzheng. Dewan ini pada awalnya bertanggung jawab atas urusan militer saja, tetapi secara bertahap berperan jauh lebih luas dan akhirnya mencapai peran tingkat dewan penasihat, melampaui Sekretariat Agung dalam fungsi dan kepentingannya, itulah sebabnya dewan ini dinamakan "Grand Council" dalam bahasa Inggris.

Terlepas dari perannya yang penting dalam pemerintahan, Dewan Agung tetap merupakan sebuah badan pembuat kebijakan informal bagi lembaga yang ada di dalam kekaisaran dan para anggotanya memegang jabatan lain secara bersamaan di dinas sipil Dinasti Qing. Awalnya, sebagian besar pejabat yang bertugas di Dewan Agung adalah orang Manchu, tetapi secara bertahap pejabat Han diterima dalam jajaran dewan ini. Salah satu pejabat Han paling awal yang bertugas di dewan adalah Zhang Tingyu. Ketua dewan bertempat di sebuah bangunan yang tidak terlalu penting di sebelah barat gerbang Istana Kemurnian Surgawi di Kota Terlarang.

Pada 1796, Kaisar Qianlong turun takhta demi putranya, Kaisar Jiaqing. Setelah kematian ayahnya tiga tahun kemudian, pada 1799, Kaisar Jiaqing membersihkan dewan dari para pejabat favorit ayahnya termasuk Heshen, yang telah bertugas di Dewan Agung sejak 1776. Selain itu, Kaisar Jiaqing memperkenalkan banyak reformasi pada Dewan Agung, yang meliputi pengurangan jumlah anggota dewan, pengenalan hukuman administratif dan regulasi pengangkatan seorang juru tulis harus melalui audiensi kekaisaran.[1]

Referensi

  1. ^ Bartlett 1991, hlm. 242–244, 247.


Kembali kehalaman sebelumnya