Brengkolang, Kajen, Pekalongan

Brengkolang adalah sebuah desa yang berada di Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 30 km dari Kota Pekalongan atau 9 km dari Alun-alun Kajen. Desa Brengkolang terdiri atas dua perdukuhan, yaitu Perdukuhan Brengkolang dan Perdukuhan Podoroto. Pada tahun 2023 jumlah penduduk desa ini mencapai 1.028 jiwa.

Brengkolang, Kajen, Pekalongan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPekalongan
KecamatanKajen
Kode pos
51161
Kode Kemendagri33.26.08.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas750 Ha
Jumlah penduduk1.028 jiwa
Kepadatan137 jiwa/km2
Peta
PetaKoordinat: 7°5′36″S 109°36′8″E / 7.09333°S 109.60222°E / -7.09333; 109.60222


Lembaga Desa

  • BPD
  • TP PKK
  • LPMD
  • Karang Taruna
  • LINMAS
  • BUMDes
  • KPMD
  • GAPOKTAN
  • LMDH
  • POSYANDU

Demografi

  • Agama: Islam 100%
  • Pendidikan:
    • SD  : 250 orang
    • SMP  : 80 orang
    • SMA/MU  : 59 orang
    • D1—D3           : 4 orang
    • Sarjana           : 17 orang
    • Pesantren       : 30 orang
  • Zona Waktu: UTC+07:00 (WIB)
  • Kode Pos: 51161
  • Plat Kendaraan: G

Geografi

Desa Brengkolang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 665 mdpl. Desa Brengkolang memiliki suhu yang cenderung rendah. Terdapat dua sumber mata air yang mengalir ke pemukiman masyarakat Desa Brengkolang, yaitu Kalimaron dan Patraguna yang berasal dari Gunung Rumping.

Batas Wilayah

Batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Utara Desa Pringsurat
Selatan Desa Linggoasri
Barat Desa Linggoasri
Timur Desa Gutomo

Tradisi Desa

Seperti yang diketahui bahwa desa brengkolang masih melestraikan budaya nenek moyang, maka dapat diringkaskan tradisi yang masih berjalan antaralain:

Penganten Molo

Penganten molo adalah salah satu tradisi yang dilakukan pada saat proses penaikan atap dalam kegiatan pembangunan rumah. Molo berarti rois atau pemimpin. Tujuan dilaksanakannya tradisi ini adalah agar keluarga dan tukang diberi keselamatan sehingga rumah dapat berdiri dengan kokoh. Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan syukuran atau hajatan serta mengundang seorang sesepuh sebagai pemimpin tradisi. Tradisi ini diawali dengan “nyoblek baturan” atau peletakan batu pertama yang disertai dengan pembakaran menyan sekaligus pembacaan ta’awudz, bismillah, kemudian diakhiri kalimat tauhid dan sholawat nabi.

Metik

Tradisi metik merupakan tradisi yang dilakukan atas rasa syukur setelah panen padi. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas keberhasilan panen yang berawal dari susahnya orang-orang dahulu untuk bersedekah. Filosofi tradisi metik ini dilaksanakan untuk mengenang para leluhur serta menggambarkan betapa pentingnya bersedekah bagi warga desa sebagaimana pendapat wali terdahulu.

Nyadran

Nyadran merupakan serangkaian kegiatan adat yang dilakukan oleh masyarakat desa dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat desa kepada para leluhur. Tradisi nyadran sendiri terdiri dari dua kegiatan yaitu nyadran mata air dan nyadran haul.

1. Nyadran mata air

Nyadran erupakan tradisi tahunan di desa brengkolang yang dilaksanakan setiap bulan Muharrom (bulan suro). Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan bagi masyarakat desa brengkolang. Tradisi ini dilakukan di dua sumber mata air utama yang digunakan oleh warga desa brengkolang yaitu kalimaron dan patraguna. Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi pembersihan jalan menuju mata air dan pembenahan aliran mata air yang menuju ke pemukiman warga sekaligus berdoa atas nikmat air yang telah diberikan oleh Tuhan.

2. Nyadran maqom

Nyadran maqom dilakukan sebelum peringatan khoul maqom (petilasan) Mbah Khairun Sariguno dan Mbah Gholib Sariroso, yaitu kegiatan pembersihan pada area maqom (petilasan) oleh masyarakat desa disertai dengan pembacaan tahlil untuk leluhur. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur masyarakat desa brengkolang kepada leluhur desa. Pada saat pelaksanaan nyadran warga desa membawa hasil bumi berupa beras, kerupuk, singkong, dan sebagainya untuk bertukar dengan hasil bumi lain yang dibawa oleh warga Desa Brengkolang. Disamping itu, terdapat kegiatan pemotongan kambing diarea maqom yang kemudian bagian kepala dan kaki kambing tersebut akan dikubur.

Potensi Desa

Dengan kondisi alam yang tergolong masih lestari dan berlimpah, Desa Brengkolang memiliki beberapa hasil bumi dan UMKM yang sangat potensial. Melimpahnya tanaman kapulaga, kopi, pisang, dan gadung menjadi salah satu sumber ekonomi warga yang dapat dikembangkan. Potensi UMKM yang dimiliki desa ini diantaranya, yaitu keripik pisang dan pilus. UMKM yang berkembang memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat berkat kekayaan alam yang dimilikinya.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya