Agama di Afrika SelatanAgama di Afrika Selatan didominasi oleh berbagai cabang agama Kristen . Afrika Selatan adalah negara sekuler dengan populasi agama yang beragam. Konstitusinya menjamin kebebasan beragama . Banyak agama terwakili dalam keragaman etnis dan wilayah penduduk.
SejarahBeragam agama Tradisional Afrika dari Khoisan awal dan penutur bantu kemudian dipraktikkan di wilayah tersebut sebelum kontak dengan pelaut dan pemukim Eropa. Simbol pertama Kekristenan di Afrika bagian selatan berupa salib yang ditanam di sepanjang pantai oleh para pelaut Portugis awal. Dengan pendirian pos perdagangan di Tanjung Harapan oleh Belanda pada tahun 1652, dan pada saat itu agama Kristen memperoleh pijakan permanen dan memperoleh anggota baru di antara penduduk asli. Hal ini diperkuat dengan kedatangan Huguenot Prancis tak lama kemudian. Setelah pendudukan Inggris di Tanjung pada tahun 1795 dan 1806, tradisi Kristen ini berlaku. Iman Baháʼí diperkenalkan di Afrika Selatan pada tahun 1911.[1] Namun keanggotaan mereka dibatasi akibat warna kulit orang Afrika pada umumnya berwarna hitam tidak sesuai dengan ciri khas agama Baháʼí yang mendominasi warna kulit putih.[1][2] Akibat Kekristenan yang berkembang semakin pesat, para penganut Agama Tradisional Afrika terpinggirkan secara sosial dan telah menjadi lebih sedikit serta terorganisir secara publik di Afrika Selatan karena pasca-apartheid yang demokratis menjadikan penganut Agama Tradisional hanya berkisar 3% persen dari populasi.[3] DemografiSensus 2001 memberikan statistik nasional terbaru untuk denominasi agama.[4] Pernah juga diadakan sensus pada tahun 2011, namun formulir yang dihasilkan tidak mencantumkan pertanyaan tentang agama karena prioritasnya rendah.[5] Survei Komunitas kembali diadakan pada tahun 2016 antar-sensus yang dilakukan oleh Badan Statistik Afrika Selatan, serta memperkenalkan kembali pertanyaan agama, dan hasilnya dilaporkan dalam diagram lingkaran.
Agama minoritasIslamIslam di Afrika Selatan adalah agama minoritas, dianut oleh sekitar 1,5% dari total populasi menurut perkiraan. Sebagian besar penganut Muslim tersebut adalah para imigran dari India dan Pakistan yang datang ke Afrika dengan tujuan berdagang.[7] Islam di Afrika Selatan di denominasi oleh Islam Sunni, namun ada juga beberapa kelompok kecil dari komunitas Ahmadiyah dan menetap di Cape Town.[8] HinduAgama Hindu adalah kelompok minoritas di Afrika Selatan, meskipun demikian mereka dapat dijumpai di berbagai provinsi di negara tersebut, terutama di KwaZulu-Natal . Penganut agama Hindu di negara ini sekitar 1,22% atau setara dengan 551.669 dari total penduduk.[9] Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan kapan orang Hindu pertama kali menetap di beberapa bagian Afrika Selatan. Sebagian besar umat Hindu saat ini adalah keturunan pekerja kontrak yang dibawa oleh pemerintah kolonial Inggris dari tahun 1860 hingga 1919, untuk bekerja di perkebunan dan operasi pertambangan yang dimiliki oleh pemukim Eropa.[10] BaháʼíSetelah periode pertumbuhan dan penindasan yang berkepanjangan selama pasca-Apartheid di Afrika, Majelis Spiritual Nasional Baháʼí Afrika Selatan pun dibentuk demi menyamaratakan hukum masing-masing agama, hingga pada tahun 2005 penganut agama Baháʼí diperkirakan berjumlah sekitar 240.100 penganut.[11] YahudiKomunitas Yahudi di Afrika Selatan berbeda dari Yahudi di negara-negara Afrika lainnya karena mayoritas tetap tinggal di benua itu daripada beremigrasi ke Israel pasca Anti-Apartheid di sana. Hingga sekarang ada sekitar 64.000 orang penganut agama Yahudi dari total populasi di Afrika Selatan.[12] Perubahan sosialSejak munculnya demokrasi , mayoritas agama yang ada di Afrika Selatan telah diakui. Praktik semacam itu dimulai di bawah pemerintahan demokratis di Afrika Selatan. Di atas pemerintahan yang demokratis ini, semua agama seharusnya memiliki kedudukan yang sama di mata pemerintah dan harus bisa menghargai pengamalan agama lain. Praktik ini tidak ada selama dispensasi apartheid di mana agama Kristen mendapat lebih banyak manfaat dan pengakuan dari pemerintah daripada agama lain mana pun yang ada di negara ini. Selama masa dispensasi, para pemimpin Kristen dominan dalam urusan rohani khotbah dan konseling. Namun, dengan adanya demokrasi di Afrika Selatan, kini agama-agama lain berbagi pengaruh dalam urusan sosial dan politik.[13] Agama dan PolitikMenurut Pew Research Center pada tahun 2010, 74% orang Afrika Selatan setuju bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari.[14] Namun peran penting agama telah dijadikan oleh sebagian besar orang menjadi bahan politik. Seperti diketahui, Partai Nasional Afrika yang merupakan salah satu partai politik utama Afrika Selatan dan didirikan olkeh sebuah gereja Kristen adalah salah satu partai politik terbesar di negara itu.[15] Walau demikian dampak positif Kekristenan sangat besar bagi Afrika Selatan, Seperti penentangan mengenai kebijakan apartheid, pendirian negara demokrasi agar setiap agama bebas berbicara dan menyuarakan hak mereka.[16][17] Referensi
|