1 Raja-raja 2 (atau I Raja-raja 2, disingkat 1Raj 2) adalah pasal kedua Kitab 1 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1] Pasal ini berisi catatan sejarah mengenai hari tua raja Daud, yaitu pesan terakhirnya kepada Salomo, putra sekaligus penerusnya, serta pelaksanaannya.[2]
Teks
Waktu
- Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 967 SM.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 4
- dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. (TB)[3]
Daud telah belajar melalui pengalaman dan disiplin yang menyakitkan bahwa keberhasilan dan berkat Allah tergantung pada keadaan tetap berada di jalan dan kebenaran Allah. Jadi, Daud sangat mendambakan agar Salomo hidup taat dan setia kepada Allah. Namun, Salomo dan putra-putranya akhirnya gagal untuk mendengarkan seruan Daud dan berbalik dari Allah dan perjanjian-Nya (bandingkan 2 Tawarikh 7:17–22); akibatnya ialah hukuman Allah atas Salomo (1 Raja–raja 11:1–13), perpecahan kerajaan Israel (1Raj 12:1–33) dan kemudian pemusnahan baik kerajaan utara maupun kerajaan selatan. Puncak penggenapan janji Allah kepada Daud hanya terwujud di dalam Yesus Kristus (Kis 15:16–18).[4]
Ayat 10
- Kemudian Daud mendapat perhentian bersama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. (TB)[5]
- "Daud mendapat perhentian": Menurut kronologi yang disusun oleh Edwin R. Thiele,[6] dan direvisi oleh McFall, Daud mati antara September 972 dan September 971 SM pada usia 70 tahun, yang menempatkan kelahirannya antara September 1042 dan September 1041 SM.
Ayat 11
- Dan Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun. (TB)[9]
Ayat 12
- Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan kerajaannya sangat kokoh. (TB)[10]
Ayat 27
- Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli. (TB)[11]
Hampir 120 tahun sebelum peristiwa ini, seorang hamba Allah telah menyampaikan nubuat kepada imam besar Eli mengenai hukuman Allah atas rumahnya (1 Samuel 2:27–36). Sebagian dari nubuat ini segera digenapi (1 Samuel 4:10–22); bagian yang lain meliputi jangka waktu yang panjang. Pemecatan Abyatar dari kedudukannya sebagai imam menjadi bagian dari penggenapan firman Allah kepada Eli. Allah tidak pernah lupa; Ia senantiasa menjaga supaya firman-Nya digenapi (Yeremia 1:12), sekalipun penggenapan tersebut memerlukan waktu yang lama, bahkan berabad-abad. Firman Allah akan digenapi dengan sempurna.[4]
Pesan terakhir Daud
Sumber: 1 Raja–raja 2:2–9
- "Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki."[12]
- "Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.[13]
- "Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner[14] dan Amasa bin Yeter.[15] Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati."[16]
- "Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom.[17]"[18]
- "Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim: Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim,[19] tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan pedang![20] Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati."[21]
Lihat pula
Referensi
- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ 1 Raja–raja 2:4 - Sabda.org
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ 1 Raja–raja 2:10 - Sabda.org
- ^ Thiele, Edwin R., The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257
- ^ 1 Raja–raja 2:11 - Sabda.org
- ^ 1 Raja–raja 2:12 - Sabda.org
- ^ 1 Raja–raja 2:27 - Sabda.org
- ^ 1 Raja–raja 2:2
- ^ 1 Raja–raja 2:3–4
- ^ 2 Samuel 3:27
- ^ 2 Samuel 20:10
- ^ 1 Raja–raja 2:5–6
- ^ 2 Samuel 17:27; 2 Samuel 19:31–39
- ^ 1 Raja–raja 2:7
- ^ 2 Samuel 16:5–13
- ^ 2 Samuel 19:18–23
- ^ 1 Raja–raja 2:8–10
Pranala luar
|