1 Raja-raja 12
1 Raja-raja 12 (atau I Raja-raja 12, disingkat 1Raj 12) adalah bagian dari Kitab 1 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2] Teks
Waktu
StrukturPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 20
Pada saat kematian Salomo (1 Raja–raja 11:43), bangsa Ibrani terpecah menjadi dua kerajaan.
Perpecahan ini berlangsung hingga kesepuluh suku di kerajaan utara tertawan oleh Asyur pada tahun 722 SM. Kerajaan selatan tertawan pada tahun 586 SM oleh tentara Babel. Sejarah kedua kerajaan ini tercatat dalam pasal-pasal 1 Raja–raja 12:1–22:53; 2 Raja–raja 1:1–25:30; dan 2 Tawarikh 10:1–36:23. Kisah Israel dan Yehuda menyatakan kegigihan mereka dalam melanggar perjanjian Allah. Alkitab menunjuk bahwa semua raja kerajaan utara melakukan hal yang jahat di mata Tuhan (misalnya 1 Raja–raja 16:25,30; 22:52; 2 Raja–raja 3:3; 10:29); sebagian besar raja kerajaan selatan meninggalkan perjanjian. Hanya sebagian kecil dari para raja Yehuda, khususnya Hizkia (2Raj 18:1-20:21) dan Yosia (2 Raja–raja 22:1–23:29) "melakukan apa yang benar di mata Tuhan" (2 Raja–raja 18:3; 22:2).[4] Ayat 28
Yerobeam dari kerajaan utara menetapkan suatu sistem keagamaan tiruan dengan menawarkan kepada rakyatnya untuk menyembah allah mereka melalui berhala-berhala (1 Raja–raja 12:27–30; bandingkan Yehezkiel 20:3–4), menurut contoh anak lembu emas yang dibuat oleh Harun (Keluaran 32:8). Ia mengangkat para imam sekalipun mereka "bukan dari bani Lewi" (ayat 31), dan dengan demikian melantik orang untuk melayani yang menurut hukum Allah tidak memenuhi syarat. Sistem agama palsu ciptaan Yerobeam mengakibatkan dua hal:
Ayat 31
Yerobeam mengangkat imam-imam yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan standar-standar Allah dalam Bilangan 3:6–9; 8:5–20. Di bawah perjanjian yang baru sistem keimaman Lewi tidak berlaku lagi, tetapi Allah telah menetapkan berbagai syarat yang perlu bagi mereka yang akan dilantik untuk menjadi gembala sidang atau pemimpin jemaat; syarat-syarat rohani dan moral ini terdaftar dalam 1 Timotius 3:1–7 dan Titus 1:5–9.[4] Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|