Yudo Paripurno
H. Yudo Paripurno, S.H. (13 April 1942 – 24 Desember 2023) adalah notaris dan politikus Islam Indonesia. Ia menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1969–1971, 1992–1997, dan 2004–2009. Ia juga sempat duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia periode 1998–2003. Riwayat HidupKehidupan awal dan pendidikanYudo Paripurno dilahirkan di Yogyakarta pada 13 April 1942.[1] Ia merupakan putra sulung dari sembilan bersaudara dari pasangan Abdul Wahid Sosroatmojo (dalam sumber lain ditulis Sosromartoyo) dan Warasti. Sosroatmojo merupakan pegawai PN Garam. Sejarawan Kuntowijoyo dan neurologis Samekto Wibowo keduanya merupakan adik kandungnya.[2][3] Kuntowijoyo menulis cerpen berjudul Politik Kakakku Yudo pada 1971.[4][5] Yudo bersama seluruh saudara kandungnya menamatkan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada.[6] Yudo Paripurno menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat Ngawonggo, Kabupaten Klaten dan Madrasah al-Islamiyah pada 1955, SMP Klaten pada 1958, dan SMA-C Surakarta (kini SMA Negeri 4 Surakarta) pada 1961. Ia sempat berkuliah di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta antara 1963 hingga 1964. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada 1966. Ia kemudian menyelesaikan pendidikan spesialis notaris di kampus yang sama pada 1975. Ia mengikuti pendidikan Kursus Singkat Angkatan III Lembaga Ketahanan Nasional pada 1993.[1][7][8] AktivismeSaat masih di bangku sekolah dan kuliah, Yudo Paripurno aktif di berbagai organisasi. Ia tercatat bergabung dalam organisasi kepanduan Hizbul Wathan antara 1950 hingga 1957, Pelajar Islam Indonesia antara 1956 hingga 1961, serta Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah antara 1961 hingga 1966. Ia juga mengikuti organisasi Lembaga Kebudayaan dan Seni Islam, Pemuda Islam, dan Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia antara 1964 hingga 1966.[1] Karier politikKarier politik Yudo Paripurno bermula saat ia menjabat Wakil Ketua DPD Partai Islam Perti Daerah Istimewa Yogyakarta periode 1966–1970. Ia kemudian menggantikan kursi Kuasini Sabil sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Rotong dari Perti pada 1969 hingga 1971. Kariernya menanjak dengan diangkat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Perti pada 1968. Ketika Orde Baru berkuasa dengan kebijakan fusi partainya, Perti bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Yudo diangkat sebagai Wakil Sekretaris Jenderalnya pada 1973 hingga 1989.[1] Pada 1989, ia diangkat menjadi salah satu Ketua DPP PPP dan setelah selesai masa jabatannya, ia kembali diangkat pada 1994 untuk menjabat hingga 1999. Pada 1982, Yudo Paripurno diangkat menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mewakili PPP.[9] Pada 1987, ia diangkat kembali dalam jabatan yang sama.[1] Pada 1992, ia terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari PPP untuk daerah pemilihan Jawa Tengah.[10] Pada tahun 2004, ia kembali terpilih menjadi Anggota DPR-RI dari PPP, tetapi untuk daerah pemilihan Sumatera Barat II.[11] Ia berhasil memperoleh 18.320 suara.[12][13] Karier kemasyarakatanPada 1980, Yudo Paripurno memulai pekerjaan sebagai notaris dan pejabat pembuat akta tanah. Pada tahun 1988, Ia diangkat menjadi Dekan Fakultas Hukum Universitas Satyagama. Pada 1990, ia diangkat menjadi salah satu Ketua Ikatan Notaris Indonesia dan setelah selesai masa jabatannya, ia kembali diangkat dua kali pada 1993 dan 1996 untuk menjabat hingga 1999. Ia juga menjadi Bendahara Pengurus Badan Arbitrase Muamalat Indonesia periode 1993–1996. Ia juga bergabung sebagai pengurus pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dan pengurus pusat Majelis Ulama Indonesia periode 1995–2000. Pada 1996, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Indonesian ADR Center (Pusat Penyelesaian Perselisihan Bisnis Indonesia), Jakarta.[7] Setelah khittah Perti kembali menjadi organisasi kemasyarakatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Yudo Paripurno mengikuti kubu Rusli Abdul Wahid/Rusli Halil dan ia tetap menjabat Sekretaris Jenderal Perti sejak 1968 hingga 1993. Pada 1993, ia diangkat menjadi Ketua Umum DPP Perti hingga 2005.[7] Ia dan pengurus pusat Perti menyatakan dukungan kepada kandidat calon presiden Hamzah Haz dan calon wakil presiden Agum Gumelar dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004.[14] Sejak 2005 hingga 2016 ia menjadi Rais Aam DPP Perti. Setelah islah Perti-Tarbiyah tahun 2016 ia ditunjuk sebagai Ketua Majelis Mustasyar Pusat Tarbiyah-Perti hingga tahun 2021. Kemudian ia menjadi Wakil Ketua Majelis Mustasyar Pusat Perti periode 2021-2027. Kehidupan pribadiYudo Paripurno menikah dengan Laily Roostiati dan dikaruniai dua orang anak.[11] Salah seorang anaknya bernama Dr. Indrawan Nugroho, direktur utama dan ko-pendiri Corporate Innovation Asia, perusahaan jasa konsultasi inovasi.[15] WafatYudo Paripurno meninggal dunia pada 24 Desember 2023.[15][16] Rujukan
|