Yovie Widianto
Yovie Widianto, S.H. Int. (lahir 21 Januari 1968) adalah pianis dan musikus berkebangsaan Indonesia. Dia dikenal sebagai salah satu pendiri dan pemimpin grup musik Kahitna di posisi keyboard & piano. Beberapa grup musik yang dibuatnya seperti Yovie and Nuno dan 5 Romeo yang aransemen musiknya memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, Yovie termasuk pencipta lagu produktif di belantika musik Indonesia. Ia bahkan sukses mengorbitkan banyak lagu pop beserta penyanyinya melalui karya-karyanya yang bernuansa cinta, seperti; Rio Febrian, Audy, Tetty Manurung, Rida Sita Dewi, Rita Effendy Yana Julio, Pinkan Mambo, Delon, Astrid, Chrisye, Glenn Fredly, Lingua, Andity, Ihsan, Dirly, Ghea, Bening, Lisa A.Riyanto, Hedi Yunus, Dea Mirella, Rossa, Ressa Herlambang, Revo Marty, Alika, Monita, Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya dan masih banyak lagi. Selain itu, Yovie pernah menjadi Juri audisi Indonesian Idol musim ke-2 menggantikan Dimas Djayadiningrat[1]. Yovie juga tergabung dalam kepengurusan sebuah organisasi persatuan serikat profesi musisi yang bernama FESMI(Federasi Serikat Musisi Indonesia) pimpinan musisi senior kenamaan Tanah Air yang juga seorang diplomat dan pegiat hak cipta, Candra Darusman. Ia semula menjabat sebagai ketua umum pada tahun 2023. Kehidupan pribadiYovie menikah pada tahun 1998 dengan Dewayani secara adat Jawa yang lengkap. Kini sang istri telah memberinya sepasang anak.[2] Yang bernama Arsy dan Yara. Saat ini, anak sulungnya, Arsy Widianto tampaknya telah mengikuti jejak sang ayah dalam berkelana dalam dunia musik melalui single pertamanya berjudul Dengan Caraku. Serius di dunia musik tak membuat Yovie melupakan pendidikan. Tercatat, Yovie berhasil menyelesaikan kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unpad, Bandung dengan predikat cum laude.[3] Pada tahun 2024, Yovie dilantik sebagai Staf Khusus Presiden di bawah Presiden Prabowo Subianto.[4] Perjalanan KarirAwal KarirYovie lahir di keluarga yang sangat dekat dengan musik. Ayahnya yang berasal dari Yogyakarta dan sudah lama menetap di Bandung memang sangat menggemari musik. Tak heran dari kecil keluarga ini sudah akrab dengan berbagai aliran musik dan alat musik. Meski begitu, sang bunda awalnya melarang Yovie berprofesi sebagai musisi. Yovie berkenalan dengan musik jazz saat berusia 5 tahun. Pamannya, Hasbullah Ridwan, yang tidak lain adalah ayah Elfa Secioria, salah satu komposer dan musisi senior Indonesia adalah orang yang berperan mengenalkan Yovie pada musik jazz. Kemudian Yovie pun mulai bermain band, dengan masih membawa "roh" jazz. Sejak duduk di bangku SMP, Yovie telah rutin bermain band di Hotel Savoy Homann, Bandung. Ruth Sahanaya dan Trie Utami pernah menjadi teman main band-nya saat itu. Yovie mulai berkiprah di tingkat nasional dengan mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center/JCC) tahun 1983. Yovie pernah mengganti nama dalam band jazz fusion menjadi Indonesia 6 setelah berganti nama dari Coops Rhythm Section dan Rooster yang merupakan cikal bakal nama Kahitna. Prestasi terbesar Indonesia 6 adalah saat mereka berhasil mencuri perhatian dunia dalam Light Music Contest tahun 1986 di Tokyo dimana band ini sempat mengejutkan ketika meraih gelar sebagai The Best Keyboard Player International dan The Best Bassist Player. Tahun yang sama ia membentuk Kahitna. Sejak saat itu, berbagai prestasi nasional dan internasional diraih Yovie. Salah satunya adalah The Best Composer pada Young Star International Festival di Taipei, Taiwan, tahun 1991. Perkenalan pertama Yovie dengan musik pop pada tahun 1983 melalui album David Foster yang musik-musiknya memiliki melodi sederhana, tetapi akordnya susah, dan satu lagu bisa memiliki beberapa nada dasar yang berbeda. Menurut Yovie, berkat David Foster, dia menjadi tahu bahwa musik pop bisa dibuat berbobot. Sejak saat itu, Yovie mulai melirik industri musik pop Indonesia dengan patokan karya-karya "pop bergizi" David Foster dan Quincy Jones. Beberapa penikmat musik juga menjuluki Yovie sebagai 'David Foster'-nya Indonesia, karena ia telah mencetak ratusan lagu hits dan mengorbitkan sejumlah musisi tenar, sebagaimana Foster di negara asalnya, Amerika Serikat. Yovie dalam ajang AMI Awards 2009, ia mendapatkan nominasi terbanyak, sebanyak 7 nominasi, dalam kategori duo/kolaborasi/grup terbaik, penata musik terbaik, pendatang baru terbaik dari yang terbaik, album terbaik dari yang terbaik, karya produksi terbaik dari yang terbaik. KahitnaBakat musik Yovie mulai bergejolak saat duduk di bangku SMP di Bandung. Yovie bersama 6 orang sahabatnya Hedi Yunus (gitar utama), Carlo Saba (pemetik bas), Bambang Purwono (kibor), Richard Hutomo "Tommy" Widjanarko (gitar kedua), Edward Budiono (penabuh drum), Ronni Waluya (vokal utama, perkusi) dan Trie Utami (vokal kedua), kemudian mendirikan grup musik bernama Coops Rhythm Section pada tahun 1983. Saking tergilanya pada musik, tak jarang Yovie lulus sekolah untuk sekadar berkumpul bersama teman-temannya di Coops Rhythm Section untuk sekadar memainkan alat musik di rumah Ronni di kawasan kompleks Universitas Parahyangan. Yovie semula yang menteng di jalur pop, kemudian mencoba jalur musik jazz yang kemudian diikuti perubahan nama Coops Rhythm Section menjadi Indonesia 6. Bersama Indonesia 6 pada 1 Januari 1986, Yovie sempat menjuarai Festival Jazz Remaja se-Jawa Barat, juara I Festival band SLTA '86 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun akhirnya Yovie kembali ke jalur pop dan perubahan nama Indonesia 6 pun sepakat memilih nama berubah menjadi Kahitna sejak 24 Juni 1986. Tahun 1994, bersama Kahitna, Yovie merilis album perdana mereka, Cerita Cinta. Sejak saat itu, kesuksesan Yovie di industri musik Indonesia dimulai. Yovie bersama Kahitna telah merilis 8 album yaitu Cerita Cinta (1994), Cantik (1996), Sampai Nanti (1998), Permaisuriku (2000), Cinta Sudah Lewat (2003), Soulmate (2006), Lebih Dari Sekedar Cantik (2010) dan Rahasia Cinta (2016), serta 2 album kompilasi yaitu The Best of Kahitna (2002) dan Cerita Cinta: 25 Tahun Kahitna (2011). Kahitna pernah meraih prestasi Grand Prix Winner Band Explosion 1987 dan Band Explosion Tokyo-Japan 1991.[5] SoloPada tahun 2000, Yovie merilis album yang diberi judul Kumpulan Karya Terbaik Yovie Widianto.[6] Tahun 2005, Yovie merilis album A Portrait of Yovie, kumpulan lagu-lagu terbaiknya yang dibawakan oleh para penyanyi kenamaan. Di album ini, ada karya terbaru Yovie berjudul "Tak 100%" dibawakan oleh Astrid, penyanyi yang sudah berkiprah mengisi soundtrack Tusuk Jelangkung. Runner-up Indonesian Idol, Delon, juga turut menyanyikan sebuah lagu terbarunya yang berjudul "Terjaga di Setiap Mimpiku". Sebagai single unggulan, dipilihlah lagu "Salahi Aku (Ku Jatuh Cinta Lagi)" yang dinyanyikan Rio Febrian. Di album ini, Yovie juga dibantu oleh Stephen Santoso dan Tohpati dalam mengaransemen lagu-lagu baru.[7] Sebagai penghargaan 23 tahun perjalanannya di belantika musik Indonesia, Yovie menggelar konser spesial yang diberi tajuk A Mild Live The Magical Journey Of Yovie Widianto. Konser tersebut berlangsung 14 September 2006 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center.[8] Dua tahun sebelumnya, Yovie pernah menggelar konser 'kecil' atas pencapaian kariernya di dunia musik selama 21 tahun bertempat di Zoom Resto & Lounge, Jakarta, Minggu, 25 Januari 2004.[3] Setelah sukses menggelar konser, Yovie kembali hadir lewat album barunya bertitel Kemenangan Hati (2007). Dari 12 lagu yang ada dalam album ini, tiga di antaranya pernah dinyanyikan Yovie saat konser.[9] Pada tahun 2013, Yovie Widianto menggelar konser 30 tahun kariernya di musik Indonesia bertempat di Plenary Hall JCC, Jakarta pada 24 September 2013.[10] Yovie & NunoTahun 2001, Yovie merilis album dengan bendera Yovie & Nuno bertajuk Semua Bintang. Nama band Nuno diambil dari bahasa Latin, Numero Uno, yang artinya nomor satu. Band bentukannya ini adalah wujud idealisme Yovie yang tak bisa diolah maksimal di Kahitna.[11] Pada album ini, selain bersama The Nuno, Yovie juga berkolaborasi dengan Andi /rif, Fariz RM, Glenn Fredly, Audy, dan Nina Tamam (salah satu personel grup Warna). Album ini terkesan lebih "garang" dibanding albumnya bersama Kahitna. Apalagi dengan dukungan personel The Nuno, Baron (mantan gitaris GIGI), Yuke Sampurna (bassist Dewa 19) dan Rere Reza (drummer Grass Rock).[12] 3 tahun kemudian, Yovie & Nuno berganti nama menjadi Yovie & The Nuno, serta merilis album baru bertajuk Kemenangan Cinta (2004). Di album kedua ini, personel Yovie & The Nuno ada yang berganti. Kebanyakan berasal dari Surabaya. Personel Yovie & The Nuno untuk album kedua yaitu Ersta (bass), Gail (vokal), Diat (gitar), Rere Reza (drum), dan Dudi Oris (vokal). Di pengujung tahun 2007, Yovie mengeluarkan album lagi. Kali ini kembali dengan nama Yovie & Nuno, seiring dengan mundurnya Gail, Ersta dan Rere. Yovie pun merekrut Dikta untuk mendampingi Dudi pada posisi vokal menggantikan Gail. Menandai kemunculan Yovie & Nuno, mereka meluncurkan album bertajuk The Special One (2007) yang terinspirasi dari penggalan lirik lagu "Janji Putih" ciptaan Yovie, yang dipopulerkan Bening.[13] Formasi ini menjadi formasi yang paling sukses mengangkat nama dan popularitas Yovie & Nuno di belantika musik Indonesia, terutama melalui hits albumnya, Menjaga Hati yang beroleh penghargaan platinum dari Sony BMG Music, serta penjualan fisik mencapai 75.000 keping CD dan 500.000 aktivasi nada sambung. Melanjutkan sukses di album The Special One, Yovie & Nuno formasi Yovie-Diat-Dudi-Dikta kembali mengeluarkan album Winning Eleven (album) yang rilis pada Juli 2010. Pada Maret 2012, Yovie Widianto terlibat dalam penggarapan album jalur suara Negeri 5 Menara. Yovie & Nuno berkontribusi dalam album tersebut dengan 2 buah lagu, Man Jadda Wajada dan Galau. Akan tetapi, pada tahun yang sama, Yovie & Nuno harus kembali kehilangan personelnya Dudi Oris yang memutuskan keluar setelah 11 tahun bersama Yovie & Nuno. Setelah dilakukan audisi pencarian vokalis pengganti Dudi, pada 2014 Yovie & Nuno hadir kembali dengan vokalis baru pendamping Dikta, Arya Windura. Pada tahun yang sama, Yovie & Nuno kembali merilis album dengan formasi barunya bertajuk Still The One, dengan hits Sakit Hati dan Tanpa Cinta.[14] Setelah 18 tahun berkarya bersama band yang telah dibesutnya sejak 2001, Yovie Widianto memutuskan untuk keluar dari Yovie & Nuno sejak 8 Februari 2019. Perhelatan musik Love Fest Vol. 3 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta menjadi panggung terakhirnya bersama Yovie & Nuno. Dalam keterangannya, Yovie mundur untuk memberikan kesempatan yang lebih muda menggantikan dirinya. Posisinya digantikan oleh Ady Julian. Keluarnya Yovie ditandai dengan rilis single Demi Hati pada 7 Februari 2019 di saluran resmi YouTube Yovie & Nuno sebagai momen peralihan posisi kibordis dari Yovie kepada Ady. Yovie tetap menjadi produser dan berada di balik layar panggung dan produksi Yovie & Nuno meskipun tidak lagi menjadi personel.[15] Karya-Karya Yovie Widianto
DiskografiIndonesia 6
Kahitna
Yovie & Nuno
Solo
Konser Solo
Filmografi
Penghargaan dan nominasi
Referensi
Pranala luar
|