Tromboangitis obliterans
Tromboangiitis obliterans, juga dikenal sebagai penyakit Buerger (bahasa Inggris /bɜːrɡər/, bahasa Jerman /byrgər/), adalah peradangan dan trombosis pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil dan sedang pada tangan dan kaki. Penyakit ini sangat berkaitan dengan penggunaan produk-produk tembakau,[2] terutama dari rokok, tetapi juga dikaitkan dengan penggunaan tembakau tanpa asap.[3][4] Tanda dan gejalaTerdapat peradangan akut dan kronis serta trombosis berulang pembuluh darah arteri dan vena pada tangan dan kaki. Gejala utama yang dirasakan adalah rasa nyeri di daerah yang terkena, saat istirahat dan saat berjalan (klaudikasio).[1] Gangguan peredaran darah meningkatkan sensitivitas terhadap dingin. Denyut nadi perifer berkurang atau tidak ada. Terdapat perubahan warna pada ekstremitas. Warnanya bisa berkisar dari biru sianotik hingga biru kemerahan. Kulit menjadi tipis dan mengkilap. Pertumbuhan rambut berkurang. Ulkus dan gangren pada anggota gerak adalah komplikasi yang sering terjadi, mengakibatkan perlunya amputasi pada anggota gerak tubuh yang terlibat.[5] PatofisiologiTerdapat temuan patologis yang khas dari peradangan akut dan trombosis arteri dan vena. Mekanisme yang mendasari penyakit Buerger sebagian besar masih belum diketahui, tetapi merokok dan konsumsi tembakau adalah faktor utama yang terkait dengannya. Telah dikemukakan bahwa tembakau dapat memicu respons imun pada orang yang rentan, yang salah satunya dapat memicu reaksi peradangan pada dinding pembuluh.[6] Hal ini akhirnya mengarah pada vaskulitis dan perubahan iskemia di bagian distal anggota tubuh. Diduga terdapat peran dari Rickettsia dalam penyakit ini.[7] PengobatanDalam kasus akut, obat-obatan dan tindakan medis yang menyebabkan melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi) dapat mengurangi rasa sakit yang dialami oleh pasien secara efektif. Misalnya, prostaglandin seperti Limaprost[8] adalah vasodilator dan dapat mengurangi rasa nyeri, tetapi tidak menyembuhkan. Anestesi epidural dan terapi oksigen hiperbarik juga memiliki efek vasodilator.[1] Pada kasus kronis, simpatektomi lumbal terkadang bermanfaat.[9] Tindakan ini mengurangi vasokonstriksi dan meningkatkan aliran darah ke anggota gerak. Hal ini membantu proses penyembuhan dan meringankan rasa nyeri pada borok yang mengalami iskemia.[1] Penggunaan faktor pertumbuhan vaskular dan suntikan sel punca telah menunjukkan hasil yang baik dalam beberapa penelitian klinis. Debridemen dilakukan jaringan tubuh yang telah mati. Pada jari yang mengalami gangren, perlu dilakukan amputasi.[1] EpidemiologiPenyakit Buerger lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Meskipun dapat timbul di seluruh dunia, penyakit ini lebih sering ditemukan di Timur Tengah dan Timur Jauh.[10] Angka kejadian tromboangiitis obliterans adalah 8 hingga 12 per 100.000 orang dewasa di Amerika Serikat (0,75% dari seluruh pasien dengan penyakit pembuluh darah perifer).[10] SejarahPenyakit Buerger pertama kali dilaporkan oleh Felix von Winiwarter pada tahun 1879 di Austria.[11] Namun, baru pada tahun 1908, penyakit ini mendapatkan deskripsi patologis pertama, oleh Leo Buerger di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.[12] Referensi
Pranala luar |