Trembesi

Trembesi
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Caesalpinioideae
Klad: Mimosoideae
Genus: Samanea
Spesies:
S. saman
Nama binomial
Samanea saman
Sinonim[2]
  • Acacia propinqua A.Rich.
  • Albizia saman (Jacq.) F.Muell.
  • Albizzia saman (Jacq.) Merr.
  • Calliandra saman (Jacq.) Griseb.
  • Enterolobium saman (Jacq.) Prain
  • Feuilleea saman (Jacq.) Kuntze
  • Inga cinerea Willd.
  • Inga salutaris Kunth
  • Inga saman (Jacq.) Willd.
  • Mimosa pubifera Poir.
  • Mimosa saman Jacq.
  • Pithecellobium cinereum Benth.
  • Pithecellobium saman (Jacq.) Benth.
  • Pithecolobium saman (Jacq.) Benth. [Spelling variant]
  • Samanea saman (Jacq.) Merr.
  • Zygia saman (Jacq.) A.Lyons

Trembesi,[3] suar, kihujan, baujan, kayu-ambon[4] atau munggur[5] (Samanea saman) adalah pohon yang besar dan tumbuh cepat, mahkota daun menyerupai payung dan lebar, banyak ditanam karena memberi naungan, kayunya tidak terlalu awet, daunnya digunakan sebagai pakan ternak, buahnya berupa polong yang tebal dan berdaging.[3] Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Pohon ini mempunyai beberapa julukan nama seperti Saman, Pohon Hujan dan Monkey Pod, dan ditempatkan dalam genus Albizia.[6] Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon.

Albizia saman adalah spesies pohon berbunga dalam keluarga kacang polong. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar di seluruh daerah tropika. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya menghambat tumbuhan lain untuk berkembang.

Deskripsi

Nama latin pohon trembesi ini adalah Albizia saman (Rain Tree). Pohon ini aslinya hidup di Amerika Selatan dan sekarang secara natural juga hidup dalam cuaca tropis. Secara natural bisa mencapai pertumbuhan sampai ketinggian 25 meter dan diameter 30 meter.

Disebut pohon hujan (rain tree) karena air yang sering menetes dari tajuknya yang disebabkan kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Daunnya juga sangat sensitif terhadap cahaya dan menutup secara bersamaan dalam cuaca mendung (ataupun gelap) sehingga air hujan dapat menyentuh tanah langsung melewati lebatnya kanopi pohon ini. Rerumputan juga berwarna lebih hijau dibawah pohon hujan dibandingkan dengan rumput di sekelilingnya.

Pohon ini memang diperuntukkan bagi ruang publik yang sangat luas seperti taman atau taman, halaman sekolah ataupun pekarangan rumah yang mempunyai area tanah yang sangat luas.

Ciri pohon trembesi ini sangat mudah dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti bentuk payung. Dan pohon trembesi ini akan tumbuh melebar melebihi ketinggian pohonnya. Di negara asalnya pohon ini dipergunakan sebagai pohon penyejuk di perkebunan maupun taman.

Selain kelebihan di atas ternyata pohon trembesi juga mampu menyerap CO2 puluhan kali dari pohon biasa. Pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. (diameter tajuk 15 meter). Bandingkan dengan pohon biasa yang rata-rata mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya. Selain itu pohon Trembesi juga mampu menurunkan konsentrasi gas secara efektif, tanpa penghijauan dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat.

Mungkin karena kemampuan menyerap CO2 inilah maka pemerintah meluncurkan program Penanaman 1 Miliar Pohon tahun 2010 dengan trembesi sebagai pohon utama untuk ditanam.

Ciri-Ciri Umum

Ciri Pohon

Albizia saman dapat mencapai ketinggian rata-rata 30–40 m, lingkar pohon sekitar 4,5 m dan mahkota pohon mencapai 40–60 m. Bentuk batangnya tidak beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. Daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7–15 cm.[7] Sedangkan pada pohon yang sudah tua berwarna kecokelatan dan permukaan kulit sangat kasar dan terkelupas.

Ciri Daun

Daunnya melipat pada cuaca hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di namakan pohon pukul 5. Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu kecokelatan pada pohon muda yang masih halus. Sedangkan lebar daunnya sekitar 4–5 cm berwarna hijau tua, pada permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau dipegang terasa lembut.

Ciri Bunga

Pohon hujan berbunga pada bulan Mei dan Juni. Bunga berwarna putih dan bercak merah muda pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 cm dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkota berukuran 3,7 cm dan memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3–5 cm. Bunga menghasilkan nektar untuk menarik serangga guna berlangsungnya penyerbukan.

Ciri Buah

Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang sekitar 10–20 cm, mempunyai lebar 1,5–2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm. Buahnya berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam dalam daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket dan manis berisi sekitar 5 - 25 biji dengan panjang 1,3 cm.

Galeri

Referensi

  1. ^ IUCN Detail 144255307
  2. ^ "Samanea saman (Jacq.) Merr". Plants of the World Online. Royal Botanic Gardens, Kew. Diakses tanggal 3 March 2020. 
  3. ^ a b (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata trembesi pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-30. 
  4. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata kayu ambon pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-30. 
  5. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata munggur pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-30. 
  6. ^ "Samanea saman (Jacq.) Merr". Germplasm Resources Information Network. United States Department of Agriculture. 2010-02-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2010-07-17. 
  7. ^ "A tree species reference and selection guide". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-27. Diakses tanggal 2010-07-17. 
Kembali kehalaman sebelumnya