TenomeTenome (手の目 ) dalam cerita rakyat Jepang merupakan makhluk mirip manusia dengan mata di telapak tangannya yang mendiami tanah kosong atau pemakaman.[1] Makhluk tersebut hidup secara nokturnal. Ia memiliki indera penciuman yang kuat yang digunakan untuk memburu mangsanya. Menurut legenda yokai ini sangat menyukai tulang segar manusia dari korban yang baru saja ia bunuh. Korban biasanya akan terkecoh oleh penampilan Tenome yang tampak seperti orang tua buta yang tidak berbahaya, apabila dilihat dari kejauhan.[2] SejarahDalam koleksi kaidan berjudul Shokoku Hyaku Monogatari (1677) zaman Edo, terdapat genre sastra Asia Timur berjudul "Bakemono ni Hone wo Nukareshi Hito no Koto" (ばけ物に骨をぬかれし人の事, "Kisah pria yang memberi tulang kepada monster"). Dalam cerita tersebut disebutan bahwa seekor monster berubah bentuk menjadi seorang pria raksasa berusia delapan puluh tahun dengan taring yang menonjol, digambarkan juga memiliki mata di masing-masing telapak tangannya. Kisah tersebut memiliki alur cerita sebagai berikut; Suatu ketika, seorang pria mencoba uji nyali dengan pergi ke pemakaman di Shichijogawara, Kyoto, kemudian muncul monster yang terlihat seperti orang tua berusia sekitar 80 tahun datang mengejarnya. Monster ini memiliki bola mata di setiap telapak tangannya. Pria tersebut kemudian melarikan diri ke kuil terdekat dan setelah ia meminta biksu di sana untuk membiarkannya menyembunyikan diri di nagamochi (semacam peti).Monster tersebut kemudian mengejarnya, di mana pria tersebut mendengar ada suara seperti anjing yang sedang mengisap tulang, dan kemudian monster tersebut menghilang. Menurut cerita, ketika biksu membuka nagamochi, pria itu ditemukan telah kehilangan semua tulang di tubuhnya dan hanya menyisakan kulitnya. Tenome juga muncul dalam Hyakki Yagyo Emaki dari koleksi Matsui tahun 2000 dan Bakemono Tsukushi dari koleksi Yumoto tahun 2006.[1][3] Asal-usulDalam salah satu literasi dijelaskan bahwa makhluk ini dahulu adalah seseorang yang buta yang dirampok kemudian dibunuh. Sesaat sebelum kematiannya ia berharap dapat melihat pelaku yang melukainya tersebut. Ia berdoa agar dapat diberikan sepasang mata kembali atau bahkan hanya ada di telapak tangan. Setelah kematiannya ia berubah menjadi yokai yang dipenuhi dengan kebencian.[1] Referensi
Bacaan lanjutan
|