Stasiun ini pertama kali dibuka pada 26 Februari 1900 oleh Madoera Stoomtram Maatschappij (MdrSM), bersamaan dengan pembukaan jalur lintas Tunjung–Kwanyar.[3] Untuk menunjang jalur lintas Madura, maka MdrSM membangun jalur menuju Balega (Blega) yang dibuka pada 11 Maret 1901, kemudian menuju Kamal melalui Batuporon yang dibuka pada 1 September 1913.[3] Namun, jalur lintas Kwanyar menuju Tanah Merah lebih dahulu dinonaktifkan (bersama dengan jalur lintas Pamekasan–Kalianget) pada 1936–1937 karena memiliki tingkat okupansi yang rendah.[4] Pada Buku Jarak (1950) yang dibuat oleh DKA tidak memuat letak stasiun ini pada jalur ruas Bangkalan–Kwanyar.[5]
Stasiun ini dinonaktifkan bersama dengan semua stasiun di jalur kereta api lintas Madura pada 1984–1987 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Bangunan stasiun hingga kini masih utuh dan dihuni oleh penduduk sekitar, serta menyisakan rel di emplasemen stasiun.
Galeri
Rel yang tersisa di emplasemen Stasiun Kwanyar
Loket yang berada di Stasiun Kwanyar
Plat aset yang terpampang di dinding Stasiun Kwanyar
Papan aset yang berada di sekitar Stasiun Kwanyar
Catatan
^Nama asli stasiun di era MdSM adalah Station Kebanjar. Bagi masyarakat Madura, huruf w diucap mirip b, sehingga mereka menyebutnya [ke]bânyar.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).