Serat WedhatamaSerat Wedhatama (bahasa Indonesia: tulisan mengenai ajaran utama) adalah sebuah karya sastra Jawa Baru yang bisa digolongkan sebagai karya moralistis-didaktis yang sedikit dipengaruhi Islam. Karya ini secara formal dinyatakan ditulis oleh KGPAA Mangkunegara IV. Walaupun demikian didapat indikasi bahwa penulisnya bukanlah satu orang.[1] Serat ini dianggap sebagai salah satu puncak estetika sastra Jawa abad ke-19 dan memiliki karakter mistik yang kuat. Bentuknya adalah tembang, yang biasa dipakai pada masa itu. IsiSerat ini terdiri dari 100 pupuh (bait, canto) tembang macapat, yang dibagi dalam lima lagu, yaitu
Isinya adalah merupakan falsafah kehidupan, seperti hidup bertenggang rasa, bagaimana menganut agama secara bijak, menjadi manusia seutuhnya, dan menjadi orang berwatak ksatria. Terdapat beberapa bagian yang dapat dianggap sebagai kritik terhadap konsep pengajaran Islam yang ortodoks, yang mencerminkan pergulatan budaya Jawa dengan gerakan pemurnian Islam (gerakan Wahabi) yang marak pada masa itu. Serat Wedhatama pada masa kiniTeks ini masih populer hingga sekarang. Kitab terjemahan ke dalam bahasa Indonesia serta tafsirnya telah diterbitkan. Terjemahan dalam bahasa Inggris juga telah dikerjakan.
Penyanyi Gombloh mengutip sebagian dua sajak yang populer dari Wedhatama (Pangkur, bait I dan XII) ke dalam komposisinya, Hong Wilaheng Sekaring Bawono (1981). CuplikanPangkur, bait 1 (I): Mingkar mingkuring angkara Pocung, bait 1 (XXXIII): Ngèlmu iku kalakoné kanthi laku Catatan kaki dan referensi
Pranala luarWikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|